Sebut saja namanya Pak Siman. Sejak pensiun dari perusahaan swasta 3 tahun lalu. Kini, ia terpaksa bergabung jadi pengemudi ojek online. Dari pagi hingga sire katanya, ia berjibaku di jalanan. Menanti pesanan ojek melalui aplikasinya. Walau di masa pandemi Covid-19 begini, pengguna jasanya menurun hingga 50%. Di bawah terik matahari atau hempasan hujan sekalipun, Pak Siman tetap berjuang untuk “sesuap nasi” di usia pensiunnya.
Apa yang dialami Pak
Siman memang fakta. Karena hasil survei menyebutkan 90% pekerja di Indonesia
tidak siap pensiun. Itu berarti, 9 dari 10 pekerja hari ini tidak punya
persiapan untuk pensiun. Apalagi bila “terpaksa” di-PHK atau berhenti bekerja atas sebab yang tidak pernah diketahuinya.
Namun bila ditanya, apakah mereka ingin hidup sejahtera di masa pensiun? Tentu,
semua menjawab iya. Begitulah realitas tentang masa pensiun pekerja.
Maka wajar. Realitasnya banyak pensiunan di
Indoensia yang mengalami “kebangkrutan” di hari tua. Akibat tidak tersedianya
dana yang cukup untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Maka riset pula yang
menyebutkan: 7 dari 10 pensiunan mengalami masalah keuangan, 2 pensiunan masih
bekerja lagi, dan hanya 1 pensiunan yang hidup sejahtera di masa pensiun.
Sementara
itu, usia harapan hidup orang Indonesia terus bertambah. Saat ini berada di
kisaran 72 tahun. Bila usia pensiun di banyak perusahaan berada di usia 56
tahun. Maka masih ada 16 tahun masa kehidupan yang harus dijalani seorang pensiuanam.
Lalu, bagaimana pensiunan harus membiayai hidupnya sendiri di saat tidak
bekerja lagi?
Banyak
pekerja lupa. Bahwa masa pensiun cepat atau lambat pasti tiba. Pensiun pun
bukan soal waktu, bukan pula soal umur. Tapi soal keadaan. Mau seperti apa seseorang
pekerja di masa pensiunnya, di saat tidak bekerja lagi? Maka, kesadaran mempersiapkan
masa pensiun sangat penting dilakukan. Agar jangan ada lagi pensiunan bernasib
seperti Pak Siman.
Lalu, kenapa 90% pekerja tidak siap pensiun?
Tentu
jawabnya, ada banyak faktor. Tapi satu yang pasti, karena sebagian besar
pekerja tidak mau menyisihkan sebagian gajinya untuk tabungan pensiun. Dalihnya
sederhana. Karena gaji hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari bersama keluarga.
Sehingga tidak ada yang bisa ditabung untuk masa pensiun. Sebuah alasan klasik.
Kita hampir lupa. Masa pensiun yang sejahtera itu tidak akan pernah datang
dengan sendirinya. Bekerja puluhan tahun di masa muda pun tidak otomatis membuat
masa tua sejahtera. Maka masa pensiun, memang harus diperjuangkan dan dipersiapkan.
Sebenarnya
cukup mudah untuk bisa siap pensiun. Cukup gampang untuk sejahtera di masa
pensiun. Asal mau “meninggalkan” perilaku buruk soal uang. Dan berani lebih
bijak dalam menggunakan uangnya sendiri. Setidaknya ada 5 alasan, kenapa 90%
pekerja tidak siap pensiun?
1.
Terlalu cinta perilaku konsumtif di saat bekerja. Hanya
bermentalitas konsumen; gemar membeli barang atas dasar keinginan bukan kebutuhan.
2.
Terbuai gaya hidup modern yang tidak perlu. Ingin hidup bergaya sehingga menyeret ke biaya hidup tinggi dan di luar kemampuannya. Lebih besar pasak daripada tiang.
3.
Terlalu gemar utang sehingga jadi
beban hidup. Selama bekerja hanya sibuk membayar utang, hingga lupa menabung
untuk masa pensiun.
4.
Terlambat menabung untuk
hari tua atau masa pensiun. Jika sudah memulai pun hanya sedikit saja dana yang
ditabungkan.
5.
Terlalu takut memiliki program pensiun. Gaji hanya dihabiskan untuk kebutuhan hidup dan
perilaku konsumtif. Tidak berani untuk menyiapkan masa pensiun saat masih aktif
bekerja.
Maka, tidak ada solusi lain untuk bisa lebih siap pensiun. Selain “bertindak dari sekarang untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera”. Berani menyisihkan sebagian gaji, apapun kondisinya,
untuk hari tua untuk masa pensiun. Mulai dari sekarang, tanpa ditunda lagi.
Ikhtiar yang paling sederhana
untuk mempersiapkan masa pensiun sejahtera adalah mulai ikut dalam program pensiun DPLK (Dana
Pensiun Lembaga Keuangan). Karena DPLK adalah program yang dirancang khusus
untuk mempersiapkan masa pensiun pekerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari tua, di masa
pensiun.
Karena bahagia itu sederhana. Yaitu mampu mempertahankan hidup layak di
saat masih bekerja hingga ke masa pensiun. Kerja yes, pensiun oke. #EdukasiDanaPensiun #YukSiapkanPensiun #MasaPensiun
#DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar