Siapa pun pasti jengkel dan tidak nyaman. Saat berhadapan dengan orang sok tahu. Orang yang merasa tahu segalanya. Banyak omong, kebiasaannya sok tahu. Bahak tidak jarang saat bicara tidka mau kalah. Nyerocos terus, kira-kira begitu.
Orang
sok tahu, namanya. Orang yang merasa tahu segalanya, segala hal. Lalu memberi
komentar tentang apa saja padahal tidak diinginkan orang lain. Omongannya penuh
opini. Dan anehnya, orang sok tahu selalu menolak apa yang orang lain katakan. Menyebalkan
bukan?
Zaman dulu, ada film judulnya "Ateng
Sok Tahu". Semoga almarhum pelawak Ateng husnul khotimah. Film itu berkisah
tentang orang yang sok tahu. Ilmunya sedikit
tapi mengaku banyak. Sekolahnya sebatas apaan, tapi segala rupa dibahas. Negara
salah, vaksinasi ditolak, yang benar hanya pikiran dan omongannya saja. Selalu
ada argumen untuk membantah. Otulah orang sok tahu. Tapi sejatinya, mereka
hanya tahu sedikit saja. Tergantung, lagi ramai soal apa. Nah di situlah,
orang-orang sok tahu muncul dan eksis.
Orang sok tahu memang juara.
Bila sudah bicara, kesannya tahu semua. Padahal itu
cuma alat untuk menutupi banyak ketidak-tahuannya. Bahkan bila diamati, orang
sok tahu itu ya justru kerjaannya membual, mengoceh tiada henti. Pandai bicara
tapi tidak pandai berbuat. Giliran dapat berita hoaks buru-buru disebarluarkan.
Kirim sana kirim sini. Orang sok tahu itu persis seperti orang frustrasi. Orang
yang sedang memperjuangkan mimpinya.
Orang sok tahu. Seharusnya sering
berkunjung ke taman bacaan. Bila tidak mau membaca buku pun. Setidaknya dia
bisa diam. Karena yang lainnya sedang membaca. Ketahuilah, musuh orang yang membaca
adalah orang sok tahu. Maka bila kamu tahu semuanya, maka seharusnya kamu tahu
kapan harus tutup mulut? Itulah literasi sok tahu.
Orang sok tahu itu merasa tahu segalanya. Tapi mereka juga harus tahu betapa
menyebalkan dirinya. Orang sok tahu sering lupa. Bahwa dia tahu hanya sedikit
saja. Tidak tahu banyak segala hal. Hingga merasa paling benar sendiri. Maka
sudah saatnya, kurangi gaya sok tahu. Cukup perbanyak membaca, intropeksi diri.
Dan berani berbuat untuk memperbaiki diri.
Orang sok tahu lupa. Allah itu Maha Baik,
karena selalu menutupi segala kekurangan dan kelemahan orang sok tahu. Maka, “maka janganlah
kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertakwa.” (QS. An Najm: 32).
Jangan sok tahu. Bahwa manusia itu bukan apa-apa
dan bukan siapa-siapa. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TBMLenteraPustaka
#TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar