Sebut saja, kami. Seorang ayah dan kedua anak laki-lakinya.
Kami, memang tidak seganteng Rio Dewanto, tidak pula sekalem Tom
Hiddleston. Tidak selucu Cak Lontong, dan tidak sekaya Sandiaga Uno. Tapi kami,
laki-laki tang punya komitmen dan sikap yang sama “peduli terhadap pendidikan”.
Karena kami percaya. Salah satu amal yang terus mengalir sampai nanti di
surga. Adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang ditebarkan, ke bumi tempat
berpijak. Bukan bekal harta, pangkat apalagi omongan semata.
Tahun 2006 dulu, saat saya tuntaskan S2. Kedua anak laki-laki saya masih
kecil. Lalu 13 tahun kemudian, tahun 2019. Anak laki-laki ke-1 saya, sang
perfecto, pun menuntaskan S1 di usia 22 tahun. Seperti di foto ini. Dan kini,
di tahun 2021. Kami bertiga, sama-sama berstatus mahasiswa. Anak ke-1, Sang
Perfecto tercatat mahasiswa S2 - TI di Univ. Gunadarma walau sambil bekerja di
kesehariannya. Anak ke-2, Sang Maestro sebagai mahasiswa S1 – Aktuaria di
Universitas Brawijaya (UB) Malang atas beasiswa dari seorang aktuaris beken di
Indonesia. Dan saya pun mahasiswa S3 – MP di Universitas Pakuan Bogor atas
beasiswa dari Unindra, kampus tempat saya mengajar.
Sebagai seorang ayah. Saya tidak pernah menyeting anak-anak mau jadi apa?
Tidak pula harus jadi seperti yang saya mau. Saya hanya memfasilitasi dan
mendidiknya dengan keteladanan. Belajar melalui contoh konkret. Sibuk dengan
tujuan hidup sendiri. Bukan sibuk dengan urusan orang lain. Selalu ikhtiar
untuk menyiapkan anak-anak agar mampu bertahan hidup dengan kemampuannya. Dan
tidak menyusahkan orang lain pada zamannya nanti.
Buat saya sederhana. Seburuk-buruk manusia adalah mereka yang tidak
menggunakan pendidikannya untuk mengejar cita-cita. Manusia yang terlalu cepat
berhenti belajar. Lalu menyalahkan keadaan dan orang lain.
Kami pun menyebut “literasi laki-laki”.
Laki-laki yang sadar diri. Bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Selain gentle, laki-laki pun
harus berani untuk menjadi lebih baik. Lebih baik dari yang kemarin. Sambil bersiap
untuk hari esok agar lebih bermanfaat.
Kami tidak tahu tentang orang lain. Tapi kami tahu. Bahwa “pendidikan
adalah bekal terbaik untuk perjalanan hidup". Salam
literasi #KampanyeLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar