Bertajuk “Peduli Berkarya Sambil Beramal”, seorang guru yang enterprenuer dari Cikampek berbagi kepedulian ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak sekaligus memberikan bantuan “kaos seragam baru” bagi 70 anak-anak taman bacaan dan 11 ibu-ibu Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) pada Minggu, 29 November 2020. Pak H. Kusnadi. Ibu Yayah, Ibu Iis, dan Ibu Nia yang sehari-hari bertugas sebagai guru di MTs Negeri 2 Kerawang memberikan motivasi akan pentingnya tradisi baca anak-anak di era serba digital sekarang.
Selain berdonasi kaos, Pak
Kusnadi yang sekaligus pengusaha konveksi ini pun menghibur anak-anak dengan bermain keyboard
dan bernyanyi bersama, di samping memberikan santunan kepada anak-anak yatim
binaan TBM Lentera Pustaka. Berdialog
langsung dengan anak-anak pembaca aktif dan ibu-ibu buta aksara.
“Senang sekali saya dapat ikut memotivasi anak-anak Taman Bacaan Lentera
Pustaka sambil berdonasi kaos. Tradisi baca harus terus ditegakkan di anak-anak
kita, apapun kondisinya. Saya ke sini pun belajar untuk membuka taman bacaan dan
aktivitas literasi di Cikampek” ujar Pak H. Kusnadi saat mengisi acara di TBM
Lentera Pustaka.
Sekalipun kegiatan membaca punya manfaat besar bagi anak-anak,
Pak Kusnadi yang juga rekan sekelas masa kuliah Pendiri TBM Lentera Pustaka,
menegaskan tidak mudah mengajak atau menumbuhkan tradisi membaca buku di
kalangan anak-anak. Apalagi di era digitral seperti sekarang, anak-anak lebih
gemar bermain gawai daripada membaca. Untuk itu, siapapun khususnya kalangan praktisi pendidikan
harus peduli terhadap aktivitas taman bacaan. Di masa pendemi Covid-19 seperti
sekarang, motivasi anak-anak untuk membaca buku harus terus digalakkan.
"Saya ucapkan Terima kasih
kepada Pak Kusnadi dan rekan guru dari Cikampek yang sengaja datang ke TBM
Lentera Pustaka untuk berdonasi seragam kaos, sambil menghibur dan memotivasi
anak-anak di taman bacaan ini. Inilah bukti kepedulian nyata dari guru kepada Pendidikan
nonformal. Agar banyak orang makin peduli terhadap tradisi baca anak-anak usia
sekolah. Demi tegaknya budaya literasi masyarakat. " ujar Syarifudin
Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka sekaligus Pegiat Literasi Indonesia.
Patut diketahui, TBM
Lentera Pustaka yang terletak di kampung Warung Loa Desa Sukaluyu kaki Gunung
Salak, di usia ke-3 kini telah menjadi tempat membaca 70-an anak-anak usia
sekolah yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan di wilayahnya. Dengan
waktu membaca seminggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu), kini setiap anak mampu
membaca 5-8 buku per minggu per anak. Dari sebelumnya tidak memiliki akses buku
bacaan sama sekali. Dengan koleksi lebih dari 4.000 buku, TBM Lentera Pustaka
bertekad akan terus menggaungkan perilaku baca dan budaya literasi pada
anak-anak. Agar tidak tergerus oleh nafsu era digital yang kadang menyesatkan. Selain
aktivitas taman bacaan, TBM Lentera Pustaka pun memiliki program GEBERBURA
(GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 11 ibu-ibu buta huruf, di samping
membina 10 anak yatim sebagai binaan agar tetap lanjut sekolah.
Dalam kesempatan ini, Pak
Kusnadi dan rekan pun ikut melakukan senam literasi, salam literasi dan doa
literasi Bersama anak-anak TBM Lentera Pustaka. Di samping menyaksikan langsung
perilaku baca melalui konsep “TBM Edutainment” yang digagas pendiri TBM Lentera
Pustaka. Agar taman bacaan menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan anak-anak
dalam membaca buku.
Pesan moralnya adalah siapapun praktisi Pendidikan
harus peduli dan ikut mengkkampanyekan akan pentingnya tradisi baca anak-anak.
Akrabkan anak dengan buku dan taman bacaan. Salam
literasi #TBMLenteraPustaka #GuruPeduliTamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar