Kamis, 16 Agustus 2018

Catatan HUT Ke-73 RI; Cintailah Bangsa Sendiri


Dirgahayu ke-73 Republik Indonesia, I Love Indonesia.
Tolong katakan kalimat itu dengan lantang dan penuh bangga.

Karena belakangan ini, kita terlalu sering dijejali “narasi” media sosial yang mengupas tuntas bobroknya bangsa ini, hingga menguliti lemahnya pemimpin sendiri. Kok seolah-olah, negeri ini negeri paling korupsi sejagat, pemerintahannya paling gak becus, hukumnya paling tumpul, miskinnya paling melarat. Sangat jelas itu semua salah. Karena kita hanya mampu mengulas sisi negatif bangsa sendiri. Salahnya, terletak pada pikiran kita sendiri.

Sahabat merah putih yang hebat.
Cintailah bangsa ini. Jangan benci bangsa sendiri. Kadang, kita ini terlalu fokus membenci negeri sendir. Mencerca rupa nusantara yang indah ini. Mengkritik mati pemimpin sendiri. Menghujat sana-sini. Apakah benar, bangsa ini paling-paling jelek dalam segala hal? Kita sering gak sadar, menjelekkan bangsa sendiri itu berarti menjelekkan diri kita sendiri. Bangsa ini adalah cermin diri kita sendiri. Sementara kita adalah penghuni bangsa ini. Maka, tidak akan pernah ada orang lain atau bangsa lain yang dapat kita andalkan untuk “berkata baik” tentang bangsa Indonesia.

Sahabat merah putih, kita boleh berbeda. Beda pilihan politik, beda idola pemimpin. Beda partai, beda koalisi dan beda-beda yang lainnya. Tapi di saat yang sama, kita harus tetap gentle untuk bilang “kita sama sebangsa, setanah air”. Kita lahir, hidup, dan akan mati di bangsa yang megah lagi kaya. Yaitu bumi pertiwi Indonesia. Jadi cintai bangsa sendiri tanpa rasa benci …


73th Indonesia, cintai tanpa benci.
Asian Games “Energy of Asia” ada di sini. Sidang tahunan IMF-World Bank ada di Bali sebentar lagi. Pelari juara dunia yunior ada di bumi pertiwi. Bahkan orang-orang pintar di media sosial sangat melimpah di negeri ini. Kita patut bangga, patut bersyukur ada di Indonesia. Jangan bully bangsa sendiri. Ambil posisi untuk melakukan aksi yang esensi, bukan sensasi.

Bangsa Indonesia, kenapa kita harus cinta tanpa benci?
Karena gak ada negeri yang membentang begitu luas sepanjang garis khatulistiwa. Gak ada negeri yang punya ribuan pula dengan ribuan bahasa. Itu semua hanya ada di Indonesia. Itulah alasan kita berbeda-beda. Tapi kita tetap satu Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”.

Bangsa ini boleh jadi disebut miskin uang. Tapi bangsa ini tetap kaya budaya. Silakan kita pergi ke bangsa lain di luar sana. Kita sulit temukan sikap ramah-tamah, sikap kekeluargaan, sikap tolransi, bahkan sikap gotong-royong. Hanya di Indonesia, orang yang meninggal dunia “diantar” teman dan kerabat hingga ke liang lahat.

 

73th Indonesia, cintai tanpa benci.
Sungguh, tidak mudah mengatur bangsa dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa. Termasuk jumlah terbanyak di dunia. Tapi itu semua, bukan masalah buat bangsa ini. Sementara bangsa lain berteman sebatas hubungan bisnis. Kita di sini, berteman atas ikatan emosional, hubungan kekeluargaan. Maka, jangan terlalu ”membabi buta” mendambakan bangsa lain. Memuja bangsa lain lebih hebat daripada bangsa Indonesia, bisa jadi omong kosong. Justru, bangsa kita jauh lebih baik dari bangsa mereka. Hanya saying, kita sudah terlalu pikun dan naif membenci, membombardir “pikiran negative” kepada bangsa sendiri.

73th Indonesia, cintai tanpa benci.
Sepanjang perjalanan ini. Sungguh, bukan negara yang salah. Namun kita yang perlu untuk mengoreksi diri sendiri. Agar lebih banyak cinta, bukan banyak benci kepada bangsa sendiri. Kita, kadang kurang satu hal saja. Berpikir positif terhadap bangsanya sendiri.

Bila Sebagian orang bilang, bangsa ini punya hutang itu benar.
Tapi ketahuilah, bangsa lain bahkan negara super power pun punya hutang lebih besar dari bangsa Indonesia. Tidak ada satu negara di belahan bumi ini yang tidak punya hutang. Semua punya hutang karena memang di antara bangsa-bangsa itu saling membutuhkan satu sama lain.


Apakah karena hutang, kita miskin?
Sama sekali tidak. Hutang itu yang membuat kita selalu berpikir dan bergerak untuk bisa lebih berdaya. Agar bangsa ini tetap bekerja untuk bisa lebih sejahtera dari hari ini. Kita boleh miskin. Tapi kita tidak pernah menangis, kita tidak pernah miskin hati. Hanya di bangsa ini, ketika bangsanya berulang tahun. Kita masih bisa menikmati, lomba tarik tambang, lomba makan kerupuk, lomba bakiak, lomba panjat pinang bukan dipinang baru dipanjat.

 73th Indonesia, cintai tanpa benci.
Bersyukurlah jadi bangsa Indonesia. Karena kita masih bisa beribadah dengan aman dan tenang. Masih bisa bermedia sosial tanpa perasaan takut. Masih bisa berpendapat sesuka pikiran kita. Sementara di luar sana, suara bom menghantui rakyatnya, kepulan asap roket dihidup rakyatnya, suara senjata ada di tanah lapang, hingga di rumah pun bisa meregang nyawa.

Jadi, bangunlah narasi positif tentang bangsa sendiri.
Jangan terhipnotis oleh perbedaan, jangan terbuai oleh pilihan politik. Karena kita harus tetap menjaga bangsa kita sendiri. Nasionalisme kita ada di pundak kita sendiri.

Sahabat merah putih.
Sungguh, tidak ada ada tempat terbaik untuk kita selain bumi pertiwi. Kita lahir, tumbuh, dan akan menutup mata di sini. Mari cintai bangsa Indonsia tanpa rasa benci …. Dirgahayu Ke-73 Indonesia, MERDEKA. Salam ciamikk … #HUTRIKe-73 #DirgahayuIndonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar