Rabu, 17 Desember 2025

Relawan TBM, Kepedulian Memang Harus Dibiasakan

Ada kebiasaan hebat di Jepang. Sebuah tindakan kecil tapi bermakna di tempat kerja yang mencerminkan nilai budaya orang Jepang. Namanya “Omoiyari” (思いやり), sebuah praktik dan budaya tentang kepedulian, empati, dan mempertimbangkan kebutuhan orang lain dengan tulus sebelum mereka mengungkapkannya. Agar terjaga keharmonisan sosial dan rasa hormat satu sama lain. Setiap karyawan yang datang lebih awal sering memilih parkir di tempat yang lebih jauh dari pintu masuk kantor. Dengan membiarkan tempat parkir terdekat untuk orang lain, maka memudahkan rekan kerja yang mungkin terlambat atau menghadapi kesibukan pagi bisa parkir lebih dekat.  

 

Ada pula yang membersihkan meja kerja untuk rekannya atau menyediakan kantong plastik saat hujan. Tradisi dan etika "melayani dengan sepenuh hati" (omotenashi) untuk orang lain. Dan ternyata, kebiasaan kecil Omoiyari sangat berdampak nyata: dapat mengurangi stres, menunjukkan empati, dan membantu menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Itulah contoh kebiasaan kecil yang berdasar pada kepedulian terhadap orang lain di Jepang.

 

Budaya Omoyari itulah yang jadi inspirasi sekumpulan anak-anak muda yang menjadi relawan TBM Lentera Pustaka. Berkiprah secara secara sosial di taman bacaan, hanya untuk membantu anak-anak punya akses baca, memotivasi anak-anak untuk terus sekolah atau mengajar baca tulis kaum buta aksawa. Selain mengurus taman bacaan dan menata rak buku, relawan taman bacaan dilatih untuk berkoordinasi tentang baagimana mengoptimalkan layanan taman bacaan? Seperti yang terjadi pada Minggu (14/12/2024), relawan  TBM Lentera Pustaka melakukan rapat evaluasi akhir tahun 2025 dan menyiapkan rencana program 2026. Sabil ngopi dan duduk bersama untuk meningkatkan layanann kepada para pengguna layanan taman bacaan. Sebuah komitmen dan ikhtiar yang dilakukan sepenuh hatu atas nama kepedulian dan kemanusiaan.

 


Memang tidak mudah menjadi relawan TBM. Karenanya, sikap lapang dada, sabar, dan konsisten menjadi modal penting. Relawan tidak boleh terbuai dengan apa yang sudah dicapai, apalagi mengelola taman bacaan dengan seenaknya. Tapi harus teruslah ikhtiar untuk meningkatkan apa yang bisa diberikan kepada orang lain di taman bacaan. Bila sudah berada di taman bacaan, harus memperbanyak pikiran yang jernih dan hati yang ikhlas. Agar menjadi relawan tidak sia-sia dan bisa berdampak buat diri sendiri dan orang banyak.

 

Menjadi relawan TBM, berarti membiasakan kepedulian terhadap orang lain. Berlatih untuk melepaskan hal-hal yang sering menahan kita untuk menebar manfaat. Sebab untuk mencapai mimpi dan potensi terbaik, siapapun harus melepaskan beban, membuang rasa takut, menghindari kebiasaan buruk, dan menjauhi lingkungan yang tidak sehat. Jauhi hubungan yang menyakitkan atau pikiran negatif. Karena untuk peduli dan maju, memang menuntut pengorbanan. Sebab di taman bacaan, eksekusi lebih bernilai dari pada narasi. Ubah niat baik jadi aksi nyata.

 

Bnayak orang gagal dalam hidup, bukan karena tidak mampu atau tidak kuat. Tapi karena sering membawa terlalu banyak beban yang bukan miliknya. Semuanya dipikirin, semua diharapkan. Tapi lupa untuk melepaskan apapaun yang menahan kita. Agar tidak jadi beban, dan kita bisa naik lebih tinggi lagi bersama kepedulian. Salam literasi!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar