Kini, bolehlah kita menyebut sampai pada Kesimpulan. Bahwa literasi dan taman bacaan tidak cukup ucapan saja. Semuanya harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Seberapa komitmen dan seberapa konsisten berpihak pada literasi itu sendiri dalam perilaku konkret?
Bicara literasi dan taman bacaan, seseorang bisa berkata bijak,
manis, atau meyakinkan sesuai kebutuhan. Untuk menarik simpati atau sekadar membangun
citra. Tapi bila ucapan tanpa tindakan, sudah pasti tidak ada maknya. Sebab, ucapan
sejatinya bisa disesuaikan dengan kepentingan sesaat. Tergantung momen-nya di
mana dan kapan? Karenanya, keindahan kata dalam literasi dan taman bacaan tidak
selalu mencerminkan kejujuran batin. Retorika bisa dipoles, emosi bisa
direkayasa lewat bahasa. Karena itu, ucapan tampak indah, padahal substansinya
kosong atau belum tentu diwujudkan.
Esensi literasi dan taman bacaan, justru terletak pada eksekusi pada
tindakan nyata. Terlihat jelas dari kesinambungan kata dan perbuatan. Agar
tidak mudah terpesona oleh ucapan, tetapi lebih jeli melihat apakah kata
tersebut diikuti oleh tindakan nyata. Singkatnya, kata-kata mudah diatur sesuai
kebutuhan, tetapi karakter seseorang terlihat dari apa yang ia lakukan secara
konsisten.
Ucapan sering terdengar indah. Kata-kata bisa dibentuk untuk
menyenangkan, menutupi, atau membela diri tanpa harus mencerminkan isi batin
yang sebenarnya. Oleh sebab itu, mengandalkan perkataan saja kerap membawa pada
kesimpulan yang keliru. Sementara,, tindakan bekerja dengan cara yang berbeda.
Apa yang dilakukan seseorang menunjukkan prioritas, nilai, dan keberanian
memilih. Dalam perbuatan, niat yang tersembunyi perlahan muncul, karena
tindakan menuntut konsistensi yang sulit dipalsukan dalam jangka panjang.
Karenanya, literasi dan taman bacaan selalu mengajak kita untuk
lebih jeli membaca kenyataan. Dengan mengamati perilaku, kita belajar memahami
orang lain tanpa terjebak retorika. Dari sana, penilaian menjadi lebih adil dan
bijaksana, karena bertumpu pada realitas, bukan sekadar kata. Sebab, kata-kata
tanpa tindakan nyata sudah pasti tanpa makna. Tunjukkan bukti, bukan katakana narasi.
Salam literasi!


Tidak ada komentar:
Posting Komentar