Saat sesi perkuliahan siang tadi di Unindra, terjadilah diskusi bersama mahasiswa. Saat membahas tentang 10 pahlawan nasional yang baru saja dianugerahkan pemerintah kemarin. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Silakan diinterpretasikan masing-masing, semua bebas-bebas saja.
Sejarah memang multitafsir, seban
sejarah adalah masa yang sudah dilewatkan. Ada sejarah yang dimaafkan, ada
sejarah yang tidak dimaafkan. Bila sejarah
tidak dimaafkan pun tidak perlu buru-buru memujinya. Dan bila tidak memaafkan tentu
bukan berarti kita mengutuknya. Semaunya sah-saha saja, seperti ada pro kontra
dari setiap Keputusan. Tapi di balik itu semua, kita harus sadar dan sadar. Di
mana dan bagaimana kita bersikap?
Begitulah realitas kehidupan.
Kita dan siapapun sama sekali tidak bisa mengubah tempat di mana kita berdiri
hari ini, Tapi kita bisa menentukan ke mana arah kita mau pergi. Persis sama
keadaannya, saat kita tidak dapat mengatur ke mana arah angin akan bertiup. Tapi
kita dapat mengatur arah ke mana kita akan melangkah. Di situlah pentingnya
punya sikap.
Tentu, kita juga tidak dapat
mengubah segala keadaan seperti yang kita inginkan. Tapi kita dapat mengatur
bagaimana cara kita menyikapi setiap keadaan yang ada di depan kita.
Siapapun harus punya kemauan untuk merefleksikan,
evaluasi diri. Agar kita punya kendali atas masa depan, atas kehidupan kita
sendiri. Bukan sekadar sibuk berkomentar tapi terlalu bergantung kepada sosok
tertentu.
Faktanya, kita memang tidak bisa
mengubah tempat di mana kita berdiri hari ini.Bisa jadi, kita tidak bisa
langsung mengubah kondisi saat ini, Entah itu soal keadaan ekonomi, posisi
karier, usia, atau situasi hidup lainnya. Tapi kita bisa menentukan ke mana
arah kita mau pergi. Kita punya kendali atas langkah selanjutnya, keputusan,
dan tujuan hidup yang ingin dicapai.
Jadi, meski kita tidak bisa
langsung mengubah keadaan sekarang. Kita tetap punya kuasa untuk memilih arah
masa depan melalui tindakan, pilihan, dan visi yang kita tentukan hari ini.
Untuk terus tumbuh dan berkembang, menjaga optimisme dan kesadaran akan
pentingnya masa depan dan belajar.
Apapun keadaanya, tetaplah
berdiri tegak. Dan melangkahlah ke arah yang kita tuju. Jangan diam di tempat
atau hanya mengomentari apapun yang tidak akan mengubah keadaan. Sebab hari
ini, banyak orang mengeluh tanpa bisa mencari solusinya sendiri. Hidup adalah
kenyataan. Sepahit apa pun kenyataan itu, sudah pasti ada di depan kIta. Karenanya,
kita hanya perlu tetap berdiri dan melangkah. Selalu bergerakn, bukan berdiam
diri.
Kita sering lupa, saat kita merasa
tidak mampu tapi tetap berusaha itu nNamanya bisa. Saat kita takut tapi masih
mau mencoba, itu namanya berani. Dan saat kita merasa sakit tapi ingin terlihat
tegar, itu namanya kuat. Itulah bukti, bahwa kita sebenarnya “lebih banyak
khawatir bukan tidak mampu” tentang apapun, tentang menyikapi keadaan. Salam literasi!


Tidak ada komentar:
Posting Komentar