Ini tentang anak-anak yang membaca buku di era digital. Mungkin sudah langka, mungkin tidak banyak lagi yang mau. Tempat membaca yang gratissangat jarang dan sulit ditemui di tengah publik. Bila ada perpustakaan pun mungkin jauh tempatnya, harus punya ongkos. Tidak tahu jadwalnya pula. Memang tidak mudah membaca di zaman sekarang.
Anak-anak
yang membaca hari ini, dihadapkan pada tantangan yang besar. Berjuang mencari
akses bacaan, ada di mana dan kapan? Buku-buku yang bervariasi judul dan isinya
pun harus menunggu donasi. Apalagi mengajak anak-anak untuk membaca di zaman serba
digital begini. Jadi, harus bagaimana mengajak anak-anak membaca?
Bila membaca adalah piliran besar. Maka setiap anak
setiaporang yang punya ide besar, punya mimpi yang berbeda harus berjuang
keras. Butuh keberanian untuk bisa
membaca di zaman begini. Harus melawan arus, berani bersikap bahkan harus punya
komitmen dan konsistensi yang sepenuh hati.
Bila biasa-biasa saja, bila tidak punya keberanian. Maka anak-anak
yang membaca di taman bacaan, bisa jadi akan punya risiko dan mengalami hal
ini:
Selalu diabaikan karena dianggap membaca tidak penting.
Selalu ditertawakan karena di zaman digital masih membaca
buku manual.
Selalu diremehkan karena banyak orang belum mengerti
manfaatnya.
Sering dimusuhi karena dianggap tidak lagi mau main
bersama.
Sering dikucilkan karena gemarnya membaca buku
Sering sangka sok pintar karena hobinya membaca buku.
Begitulah realitas yang ada di balik anak-anak yang membaca
buku.
Karena itu, membaca butuh keberanian. Harus koitmen
mengubah niat baik jadi aksi nyata. Harus konsistensi untuk membaca di waktu
yang sudah terjadwal. Agar nantinya bisa dibuktikan, bahwa membaca sangat
bermanfaat bagi anak-anak. Biarkan hasilnya akan berbicara sendiri.
Sebab suatu hari nanti, tidak ada pengetahuan tanpa bacaan.
Tidak akan ada kemajuan maupun keberhasilan tanpa tantangan dan pengorbanan. Membaca
dengan segala suka dukanya, gembira dan sedihnya adalah proses yang harus
dijalani. Karena besok, tidak ada perubahan yang bisa terjadi tanpa inspirasi
dari bacaan. Begitulah yang diperjuangkan tbm Lentera Pustaka di kaki Gunung
Salak Bogor. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar