Mungkin terkesan klise. Bahwa taman bacaan akan mengajarkanmu jika kamu mau mendengarkan. Taman bacaan memang tidak pernah berteriak. Tapi mengajarkanmu bahwa setiap manusia itu sama. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Mau kamu kaya atau miskin, kamu yang pejabat atau pekerja biasa bahkan siapapun di hadapan taman bacaan kita semua setara. Tidak ada pangkat, jabatan dan status sosial saat berada di taman bacaan.
Bila kamu mau mendengarkan,
maka taman bacaan akan mengajarkanmu. Taman
bacaan yang mengajarkan sabar. Sabar di tengah jutaan orang menonton TV, nongkrong
di kafe bahkan sekadar main tapi kamu tetap membaca buku. Kamu tetap lanjut membuka
lembar demi lembar halaman buku. Karena tujuanmu hanya satu, menjadi lebih baik
dari kemarin melalui buku bacaan.
Taman bacaan mengajarkan
rendah hati. Kamu melihat sendiri banyak orang berbeda karakter, beda warna
kulit, bahkan beda cara bicara dan gaya. Tapi mereka semua tetap fokus mata dan
hatinya ke teks di buku bacaan. Hanya untuk mengerti dan memahami isinya.
Taman bacaan juga mengajarkan
disiplin. Bila sudah waktunya jam baca, maka kamu melangkahkan kaki ke taman
bacaan. Kamu ikut melangkah dan berlari saat waktu membaca tiba. Karena di situ,
ada panggilan hati yang begitu dekat akan pentingnya membaca buku.
Taman bacaan terkadang mengajarkan
rindu. Setiap kamu datang ada senyum yang tersimpul. Di saat kamu pulang ada
bagian hati yang masih tertinggal. Seakan kamu rindu ingin kembali lagi.
Taman mengajarkan pasrah.
Ketika semua biat membaca dirombak cuaca panas, hujan lebat bahkan perasaan
malas. Tapi kamu tetap melangkah walau itu berat, sebab taman bacaan sudah
dianggap sebagai ladang amal.
Taman bacaan sering pula mengajarkan
fokus. Karena saat membaca, kamu tidak peduli notifikasi di HP, tidak ada deadline
yang menyiksa. Bahkan dering handphone pun sering diabaikan. Karena kamu lagi
fokus untuk mengabdi dan sibuk mengurus hatimu sendiri agar tetap waras.
Taman bacaan mengajarkan
kebersihan hati. Kamu melihat banyak judul buku yang berbeda-beda. Ada banyak
orang yang berbeda-beda tapi tetap membaca. Buku-buku itu telah mengajarkan
untuk selalu belajar, tidak perlu menghakimi siapapun. Karena semua datang
dengan rasa “tidak tahu”. Dan membaca dalam keadaan bersih hati hingga tuntas.
Maka jika kamu benar-benar
mendengarkan, taman bacaan pasti mengajarkanmu. Bahwa hidup seharusnya
sederhana dan apa adanya. Selalu perbaiki niat dan membaguskan ikhtiar menjadi
lebih baik. Karena apapun dijadikan ladang amal. Fokusnya untuk memperbaiki
diri. Selalu berdoa kepada-Nya menjadi lebih baik dan selebihnya biarkan Allah
yang mengurusnya.
Sungguh, taman bacaan selalu
punya cara yang unik mengajarkan setiap hati yang datang kepadanya. Taman bacaan
pun akhirnya mengajarkan lebih banyak tentang ikhlas dan berserah diri. Bahwa
ada hal-hal yang bisa kamu lakukan dengan sungguh-sungguh, ada pula hal-hal
yang sama sekali tidak bisa dikontrol. Karena seperti kehidupan, di taman
bacaan selalu ada kuasa-Nya. Semua sudah ada jalannya masing-masing, tidak usah
punya ambisi apalagi obsesi yang berlebihan. Maka membacalah di taman bacaan. Inilah
sebuah catatan literasi dari kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi!
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #CatatanLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar