Menyambut peringatan sewindu – 8 tahun eksistensinya di Indonesia, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor meluncurkan kampanye “Satu Anak Membaca, Satu Bangsa Bertahan Lama”. Kampanye literasi ini akan diluncurkan pada Minggu, 31 Agustus 2025 bertepatan dengan event “Agustusan Karnaval TBM” yang menyediakan puluhan hadiah lomba literasi dalam rangka peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, di samping kegiatan kampanye ayo baca keliling kampung sambil membaca buku.
Melalui kampanye “satu anak membaca – satu bangsa
bertahan lama”, TBM Lentera Pustaka ingin menyampaikan pesan moral urgensi
anak-anak Indonesia membaca buku dalam membangun peradaban bangsa yan lebh baik
dan bertahan lama. Seba banak-anak yang membaca di era digital seperti sekarang,
pada akhirnya akan membentuk individu-individu yang beradab dan cerdas. Membaca
bukan hanya dapat memperlua wawasan dan pengetahuan anak. Tapi membentuk
karakter yang kokoh dan mampu melatih berpikir kritis. Anak yang gemar membaca
punya peluang lebih besar untuk tumbuh jadi manusia yang inovatif, kreatif, dan
adaptif sebagai esensi peningkatan literasi masyarakat.
Bila hanya satu anak saja yang membaca, mungkin dampaknya
kecil. Tapi bila setiap anak diajak dan dibiasakan membaca maka akan lahir
generasi yang mampu menerima realitas, melek informasi, terhindar dari hoaks, lebih
produktif (tidak seperti urusan ijazah palsu yang buang-buang waktu(, dan mampu
menciptakan solusi bagi masalah bangsa. Sebagai tanda majunya peradana suatu
bangsa. Dan pada akhirnya, masyarakat yang maju jadi sebab suatu bangsa
bertahan lama.
Sejarah
peradaban manusia membuktikan bangsa yang bertahan bukan hanya dengan kekuatan
militer, tapi dengan pengetahuan dan literasi. Bangsa dengan SDM berkualitas pasti
mampu menghadapi perubahan zaman, krisis, dan kompetisi. SDM yang tidak cengeng,
sering berkeluh-kesah hingga mempersoalkan masalah bukan memcari solusi. Jadi,
membaca di tingkat individu anak sangat berkontribusi pada daya tahan bangsa di
tingkat kolektif.
Secara
filosofis, “Satu anak membaca” dapat dimaknai sebagai semangat baru memperbaiki diri
Gerakan literasi dan taman bacaan. Untuk lebih orientasi pada manfaat nyata ke
masyarakat melalui keterlibatan audiens anak yang semakin banyak. Literasi yang
berdampak, taman bacaan yang bermanfaat harus diukur dari seberapa banyak
anak-anak terlibat dalam aktivitas membaca secara konkret?Sama seperti menanam
satu pohon bisa mengawali terbentunya hutan, maka satu anak yang membaca bisa
menjadi inspirasi bagi anak-anak yang lain. Jika budaya membaca mengakar kuat,
bangsa Indoensia punya fondasi kuat untuk bertahan di berbagai lintas generasi.
Satu
anak membaca, satu bangsa bertahan lama. Adalah spirit yang menekankan pentingnya
aktivitas membaca dan literasi sebagai pondasi peradaban anak bangsa di mana
pun. Karena membaca, siapapun bisa menerima realitas dan bertahan lama. Kampanye
“satu anak membaca, satu bangsa bertahan lama” akhirnya menjadi tema besar saat
peringatan 8 tahun TBM Lentera Pustaka yang akan digelar dalam Festival
Literasi Gunung Salak #8 pada Minggu, 23 November 2025 di Kebun Baca TBM Lentera
Pustaka. Salam literasi #SatuAnakMembaca #SatuBangsaBertahanLama, #TBMLenteraPustaka
#FestivalLiteasiGunungSalak8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar