“Pensiun itu bukan soal angka. Tapi soal arah.” begitu kata Pak Darto, pensiunan berusa 60 tahun yang masih rutin olahraga setiap pagi. Beliau sudah pensiun 5 tahun lalu, dan kini benar-benar menikmati masa pensiunnya dengan tenang. Selain rajin minum protein muscle, Pak Darto sering pula ikut lomba lari 5K kategori local. Hebat Pak Darto di masa pensiunnya tetap bugar dan semangat.
Banyak orang bertanya, “Masih semangat banget, Pak? Bukannya udah waktunya
istirahat?”
Pak Darto hanya tersenyum. Tanpa perlu menjawab, Pak Darto hanya membatin “Pensiun
itu bukan tentang berhenti kerja. Tapi tentang memulai hidup sesuai kebutuhan
aja. Makanya pensiun itu bukan angka tapi soal arah, mau gimana saat pensiun?."
Di usia 50-nan, banyak orang yang bekerja sudah mulai melambat (bila tidak mau
dibilang lemah). Tapi Pak Darto saat bekerja, justru mulai gemar olagraga, membentuk
otot, mengatur pola makan, dan menyusun ulang prioritas hidupnya. Ia sadar
betul, jelang pensiun yang dia butuhkan bukan soal pensiun dari aktivitas. Tapi
berhenti dan menghindari dari pergaulan yang toxic, sekaligus “pergi” dari gaya
hidup yang bikin sakit. Gaya hidup yang tidak sehat di usia tua.
“Saya nggak mau tua dalam kondisi hanya bisa tidur di kasur mahal. Saya nggak
mau pensiun tapi nggak bisa apa-apa. Biar udah pensiun, saya mau bisa naik
tangga, jalan sendiri, mikir jernih, dan tetap punya tujuan.” Kilah Pak Darto
lagi.
Sementara di
luar sana, tidak sedikit pekerja yang sebentar lagi mau pensiun. Tapi belum
siap untuk pensiun, belum punya dana pensiun. Belum mulai olahraga, dan bahkan
belum tahu mau ngapain setelah pensiun. Masa pensiun dianggapnya “gimana nanti”.
Kata Pak Darto “Pensiun bukan soal angka tapi soal arah”. Mau gimana dan
seperti apa di masa pensiun? Kini, Pak Darto mengisi hari-harinya dengan
hal-hal sederhana tapi bermakna di usia tua. Mandiri secara finansial dan tidak
bergantung kepada anak-anaknya. Sebagai pensiunan, Pak Darto pun katif menulis
di blog tentang pentingnya mempersipakan hari tua dan gaya hidup sehat di hari
tua. Selain dari dana pensiun, biaya hidupnya di hari tua ditopang oleh 10
pintu kontrakan yang dibangunnya saat masih belerja. Dan yang paling penting: Pak
Darto hidup di hari tua tanpa beban, tanpa stress.
“Waktu muda kita kerja buat uang, sekarang uang harus kerja buat kita. Jangan di balik terus, nanti capek hatinya dan nggak sehat pikirannya di hari tua” begitu pesan Pak Darto.
Pak Darto, percaya sekali. Bahwa pensiun bukan soal angka 55 tahu atau 60 tahun, Tapi soal arah hidup di hari tua, mau seperti apa? Pensiun juga bukan cuma uang tapi soal memulai hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak lagi gaya hidup. Apakah kita siap secara mental untuk pensiun, apakah tubuh kita masih bisa diajak Kerjasama untuk menikmati hari tua? Dan yang tidak kalah penting, pensiun adalah momen untuk mewujudkann mimpi yang sempat “diabaikan” saat masih bekerja. Bersosial dan aktualisais diri untuk menebar manfaat kepada orang lain, itulah pensiun Menurut Pak Darto.
---
Bagaimana dengan kita yang saat ini masih bekerja? Sudah siapkah menjalani masa
pensiun yang sehat dan tenang bila tiba waktunya. Apa yang sudah disiapkan dari
sekarang untu pensiun. Agar tiak lagi berucap “Ahh, pensiun mah gimana
nanti aja”. Salam #SadarPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar