Ada benarnya, cita-cita besar tidak cukup hanya dengan semangat awal. Tidak cukup atas dasar keinginan yang kuat. Tanpa mau disiplin dalam ikhtiar dan sikap pantang menyerah dalam merealisasikannya. Apapun yang diharapkan, tidak bisa lagi hanya sebatas niat. Harus ada aksi nyata untuk mewujudkannya.
Hari ini banyak orang bermimpi tinggi,
pengen ini pengen itu. Tapi hanya sedikit orang yang bersedia membayar dengan
“harga” komitmen dan konsistensi dalam mewujudkannya. Waktunya saja tidak mau
dikorbankan, apalagi tenaga, pikiran dan uang. Aktivitas sosial seperti
berkiprah di taman bacaan pun tidak cukup hanya modal semangat. Harus punya
komitmen dan konsistensi dalam mengurusnya, dalam membesarkan taman bacaan itu
sendiri. Agar manfaat kehadiran taman bacaan benar-benar bisa dirasakan oleh
masyarakat.
Obrolan literasi itulah terjadi antara
8 mahasiswa IPB yang sedang KKN tematik literasi selama 40 hari di TBM Lentera
Pustaka, dari 23 Juni s.d. 1 Agustus 2025. Selain untuk meningkatkan budaya
baca dan literasi di masyarakat, KKN tematik literasi ini menjalankan
klasifikasi koleksi buku bacaan, mengajar kelas prasekolah, berantas buta
aksara dan meningkatkan giat membaca anak-anak usia sekolah di TBM Lentera
Pustaka. Melalui KKN tematik literasi yang diinisiasi Perpusnas RI dan
Kemdiktisaintek RI ini harapannya para mahasiswa yang ber-KKN dapat memperkuat
pola pikir literasi yang lebih baik di masyarakat, di samping ikut
berkontribusi langsung pada pembangunan masyarakat.
Karena itu, komitmen dan konsistensi
mahasiswa KKN tematik literasi pun menjadi taruhannya. Karena tanpa komitmen
dan konsistensi, tujuan gerakan literasi dan membangun budaya baca di
masyarakat hanya angan-angan. Meski godaan begitu besar dan lelah badan, tetap
berada dan berkiprah di taman bacaan harus tetap dijaga. Itulah yang selama ini
dibangun di TBM Lentera Pustaka sejak 8 tahun lalu didirikan.
Konsistensi di taman bacaan adalah
“harga” yang harus dibayar untuk literasi. Ini bukan soal langkah besar atau
narasi hebat tentang literasi. Tapi hanya langkah kecil yang dilakukan
terus-menerus untuk taman bacaan. Karena taman bacaan yang eksis bukan karena
hebat atau luar biasa narasinya. Tapi karena taman bacaan itu tidak berhenti
punya aktivitas dan mengurusnya. Taman bacaan harus tahu bahwa kemajuan
dibangun perlahan, bukan lewat lompatan instan. Tapi lewat proses yang berulang
dengan sabar dan konsisten.
Tidak ada teori paling benar di taman
bacaan. Yang ada hanya proses dan perjalanan untuk mencapai “nilai manfaat”
untuk masyarakat. Semakin banyak masyarakat yang terlibat, maka semakin besar
manfaat taman bacaan itu. Karenanya, selalu ada pasang-surut, jatuh bangun,
bahkan stagnan di taman bacaan. Tapi selagi taman bacaan tetap jaga
komitmen dan konten berkegiatan, maka tujuan kehadiran taman bacaan tinggal
tunggu waktu untuk digapai.
Jadi, taman bacaan tidak cukup dengan
semangat. Tapi harus punya konsistensi untuk tetap setia pada prosesnya. Sebab
di taman bacaan, sama sekali tidak butuh mereka yang tercepat, tapi butuh
mereka yang mau dan berani bertahan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka
#KKNTematiLiterasi #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar