Di dunia yang penuh dengan kompetisi, gaya hidup, bahkan permusuhan, melawan kebencian bisa jadi tugas yang mendesak. Karena itu, ikhtiar menggantikan kebencian dengan cinta dan toleransi harus berani disuarakan. Selain merusak kesehatan mental, terbukti kebencian yang ditebarkan siapapun tidak akan pernah memberi solusi. Bahkan benci, iri, dan dendam sama sekali tidak produktif dan malah merusak hubungan sosial. Hati-hati dengan rasa benci!
Benci memang lumrah. Tapi siapapun harus sadar, bahwa tidak semua kebencian
itu datang dari kesalahan kita. Justru lebih banyak orang-orang yang membenci
karena cahaya kita lebih terang dari mereka yang hatinya gelap. Benci yang
lahir karena tidak suka kita baik-baik saja.
Di luar sana, ternyata diam-diam, banyak orang yang berdoa dan mengharapkan
kita gagal atau punya maslaah. Entah dia teman kita, mantan kita atau musuh
kita sekalipun. Mereka yang tidak suka kita bersinar. Maka cara menghadapinya,
teruslah bergerak untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama.
Tidak usah digubris orang-orang yang benci, mereka yang iri apalagi yang
mengharapkan kita gagal. Justru tugas kita adalah "bikin kecewa mereka
atas doa dan harapannya yang tidak pernah terjadi". Karena dalam banyak
hal dan kejadian, orang yang membenci itu biasanya karena frustrasi akibat
mimpi-mimpinya tidak pernah tercapai. Di mata pembenci, orang lain boleh sukses
dan berhasil asal bukan orang yang dibenci atau dimusuhinya. Gila kan otaknya
kaum pembenci.
Terkadang dunia ini aneh. Kecil dihina, besar dicurigai, salah dicaci,
bahkan benar sekalipun digibahi. Makanya, jangan pernah berharap kepada
manusia, siapapun dia. Bila dasarnya benci, siapapun akan memperlakukan kita
dengan cara yang aneh, tidak masuk akal dan sulit dicerna hati nurani. Maka
jauhi rasa benci, bila tidak mampu berbuat baik pada orang lain.
Di satu organisasi, ada pemimpin yang isi otaknya hanya kebencian. Kerjanya
mencari kesalahan orang lain, meremehkan perbuatan baik orang lain, bahkan
orang lain tidak boleh melakukan apapun karena menganggap popularitasnya lebih
rendah dari orang lain. Karena benci, si pemimpin membatasi kiprah orang lain.
Memang aneh, orang yang isi hatinya kebencian.
Di mata pembenci, perbuatan baik kita pasti dianggap pamer. Ikhtiar baik
pasti tidak akan pernah dihargai. Karena itu, jangan sakit hati pada pembenci.
Jauhi dan hindari bergaul dengan pembenci. Karena menjadi baik itu soal
prinsip, bukan soal balasan.
Jauhi rasa benci di mana pun. Dan jadilah orang baik tapi jangan membuang
waktu untuk menjelaskannya. Ketahuilah, Allah SWT pasti melihat apa yang ada
dalam hati dan perbuatan nyata kita. Meskipun orang lain benci dan berprasangka
buruk kepada kita.
Ketahuilah, sampai kapanpun, kebencian tetap menjadi mentalitas buruk dan
emosi yang merusak. Bahkan sering kali akan menghancurkan orang yang
mengalaminya. Siapapun yang membenci pasti rusak fisik dan mentalnya.
Sebab kata Nelson Mandela, "kebencian adalah seperti meminum racun
dan berharap musuhmu yang terbunuh". Benci itu jelas menyeramkan! Salam
literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar