Apa ada orang yang menjabat top manajemen di suatu perusahaan tanpa latar belakang pendidikan? Jadi pejabat tanpa pelatihan atau keterampilan yang mumpuni? Pertanyaan itu hanya ibarat akan pentingnya peran edukasi di dana pensiun? Coba dilihat deh, industri yang maju dan digemari masyarakat rata-rata telah mengalami “perjalanan panjang” untuk edukasi masyarakat yang menjadi konsumennya. Sebut saja merek the botol, aqua, lampu philips, hingga tolak angin yang menyebut “orang pintar minum tolak angin”.
Lalu, bagaimana dengan dana pensiun
termasuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)? Apa sudah masih edukasi publik,
apa sudah berkelanjutan edukasinya? Kita sudah baca atau belum nih, OJK dan BPS
sudah merilis Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat sebagai hasil
Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025. Nah khusus
dana pensiun pada SNLIK tahun 2025 ini tingkat literasi dana pensiun berada di
level 27,79%, sedangkan tingkat inklusi dana pensiun di 5,37%. Intinya, tingkat
literasi dan inklusi dana pensiun menurun. Tingkat literasi turun (2,67%),
sedangkan tangkat inklusi dana pensiun turun (0,05%). Dengan begitu, dapat
dikatakan dari 10 orang Indonesia, hanya 2,57 orang yang “tahu” dana pensiun
dan hanya 0,5 (setengah) orang yang “punya” dana pensiun. Tiap 10 orang
Indonesia tidak sampai 1 orang yang punya dana pensiun, begitulah faktanya. Maka
edukasi dana pensiun jadi penting!
Saat ditanya apa pentingnya edukasi
dana pensiun? Saya tegas menjawab, edukasi punya peran penting dalam
meningkatkan literasi dana pensiun di kalangan pekerja. Sebaba edukasi terbentuk
fondasi kesadaran, pemahaman, dan partisipasi aktif terhadap kepesertaan dana
pensiun, yang pada akhirnya dapat menciptakan kemandirian finansial di hari tua
dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Patut diingat, tingkat literasi dan
inklusi apapun pasti dimulai dari edukasi. Tanpa edukasi, banyak pekerja (pekerja muda
dan informal) tidak akan memahami konsep dasar dana pensiun, seperti: kenapa
perlu menabung untuk masa tua?, bagaimana mekanisme DPLK atau program pensiun
bekerja?, dan apa manfaatnya? Tanpa pemahaman yang baik, mereka tidak akan
memiliki kesadaran “membeli” DPLK. Tanpa kesadaran, mereka tidak akan ikut jadi
peserta DPLK. Karenanya, edukasi dana pensiun pasti berbanding lurus dengan keputusan membeli
atau tidak DPLK.
Jangan lupa pula, bila ada orang yang
mau menjadi peserta DPLK hari ini, pasti akibat dari edukasi yang berulang-ulang.
Karenanya edukasi mendorong kepesertaan dana pensiun. Edukasi jasi sebab literasi
meningkat, sehingga pekerja akan lebih siap merencanakan pensiun sejak dini.
Mau menyisihkan dana secara disiplin untuk hari tua dan berusaha memahami
produk pensiun seperti DPLK. Bila kepesertaan dana pensiun meningkkat maka aset
kelolaan pun meningkat, bahkan bisa mengalir ke sektor keuangan dan riil sebagai
bukti perekonomian nasioanl bergairah.
Hanya karena edukasi yang bisa membuat
dana pensiun lebih merata informasinya ke berbagai kalangan pekerja. Dana
pensiun jadi lebih inklusif. Sebab edukasi menjembatani segmen pekerja formal dan
informal untuk memiliki DPLK. Memperluas partisipasi dana pensiun berarti mendorong
inklusi dan pemerataan kesejahteraan. Tanpa edukasi, maka kelompok pekerja informal pun kian terpinggirkan dan berpotensi
menjadi beban negara di masa tua.
Mau tidak mau, dana pensiun pasti mengandalkan partisipasi masyarakat. Dana pensiun
bisa menadi bagian dari strategi jangka panjang, baik untuk stabilisasi fiskal,
pembiayaan pembangunan, dan penguatan daya tahan ekonomi nasional, Semua itu
bisa terjadi karena adanya edukasi. Lagi-lagi tanpa edukasi, dana pensiun hanya
akan dimanfaatkan oleh kelompok terinformasi bahkan “kaum the have” sehingga
malah memperdalam kesenjangan finansial si masyarakat.
Maka industri dana pensiun tidak boleh diam. Edukasi dana
pensiun harus jalan terus. Berapa rupaih bagusnya pekerja menabung untuk hari
tua? Bagaimana memilih arahan investasi? Kapan manfaat pensiun itu dibayarkan? Mengapa
harus dana pensiun untuk hati tua? Bisakah menambah iuran? Dan sebagainya. Menjawab
semua pertanyaan itu sama artinya dengan edukasi. Maka edukasi adalah kunci utama yang menghubungkan
pekerja dengan dana pensiun. Edukasi
yang baik pasti meningkatkan literasi dan akhirnya menumbuhkan kepesertaan dan aset kelolaan
dana pensiun.
Jadi setuju nggak, edukasi dana
pensiun harus jalan terus? Salam #EdukasiDanaPensiun #EdukasiDPLK #DPLKSAM
#YukSiapkanPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar