Risiko selalu ada di mana-mana, seperti risiko di jalan, risiko kesehatan, risiko lingkunga, risiko bisni, bahkan risiko di hari tua. Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang dapat berdampak negatif atau positif terhadap tujuan atau hasil yang diharapkan. Tapi dalam konteks sehari-hari, risiko sering kali merujuk pada potensi kerugian atau bahaya yang dapat muncul karena ketidakpastian. Selain tidak pasti, risiko biasanya memberi dampak terhadap kondisi yang tidak diinginkan.
Faktanya hari ini, 9 dari 10 pekerja tidak siap pensiun atau berhenti
bekerja. Maka di hari tua atau masa pensiun, 90% pekerja dihadapkan pada risiko
keuangan. Di mana pekerja yang pensiun tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari bahkan tidak punya kesinambungan penghasilan di hari tua. Konsekuensinya,
menggantungkan hidup kepada anak-anaknya. Seperti saat ini 1 dari 2 pensiunan di
Indonesia memngandalkan transferan anaknya untuk biaya hidup. Apakah kita ingin
seperti itu keadaannya di hari tua?
Untuk itu, sangat penting pekeja mulai menyiapkan masa pensiun sejak dini.
Caranya dengan menyisihkan sebagian dari gaji untuk dana pensiun. Melalui iuran
secara rutin setiap bulan dan manfaatnya akan dibayarkan sebagai manfaat
pensiun ketika usia pensiun tiba, misalnya di usia 55 tahun. Karena dengan dana
pensiun, setidaknya pekerja memperoleh manfaat utama seperti 1) adanya
pendanaan yang pasti untuk hari tua, 2) memperoleh hasil investasi yang optimal
selama menjadi peserta dana pensiun, dan 3) mendapat fasilitas pajak final saat
manfaat pensiun dibayarkan.
Syarifudin Yunus, seorang edukator dan ahli dana pensiun dari DPLK Sinarmas
Asset Management menjelaskan. Pekerja yang tidak memiliki dana pensiun pada
akhirnya akan mengalami masalah keuangan di hari tua. Berpotensi tidak mampu
mempertahankan standar hidup seperti saat masih bekerja. Risiko ketidak-mampuan
secara finansial pasti terjadi bila tidak punya dana pensiun. Karena itu, dana
pensiun menjadi penting disiapkan oleh setiap pekerja sejak dini, sejak muda.
Lanjutnya, ada 5 (lima) risiko yang akan dihadapi pekerja bila tidak punya
dana pensiun, antara lain:
1. Kesulitan
keuangan di hari tua. Tanpa dana pensiun, si pekerja tidak memiliki penghasilan
tetap saat pensiun. Akibatnya, jadi rentan mengalami kemiskinan dan
ketergantungan finansial pada anak, keluarga, atau bahkan bantuan pemerintah.
2. Kesulitan
membiayai kebutuhan kesehatan. Harus diakui di usia tua, kebutuhan medis
meningkat tapi biaya kesehatan juga mahal. Maka tanpa dana pensiun beroptensi
tidak mampu membeli obat atau membayar rumah sakit bila sewaktu-waktu terjadi.
3. Tekanan
psikologis dan stress. Masalah keuangan di hari tua akan memicu stres
berkepanjangan, rasa tidak berdaya, dan menjadi tekanan psikologis seperti
depresi atau kecemasan.
4. Ketergantungan
pada anak atau orang lain. Tanpa dana sendiri di hari tua, pensiunan terpaksa bergantung
pada anak atau kerabat yang mungkin juga punya keterbatasan ekonomi dan merasa
menjadi beban, yang bisa memengaruhi harga diri dan hubungan sosial.
5. Terpaksa
tetap bekerja di usia senja. Banyak pensiunan harus bekerja lagi meski fisiknya
sudah lemah seperti menjadi ojol, pekerja harian. Sebenarnya tidak masalah
tetap bekeraj asal untuk aktualisasi diri, bukan karena “terpaksa” akibat tidak
punya dana yang cukup di hari tua.
Belum lagi adanya risiko seperti kehilangan kehormatan dan kemandirian di
hari tua akibat dianggap tidak mampu menghidupi dirinya sendiri, jadi tidak
percaya diri dan merasa “berkecil hati”. Bahkan tidak mungkin bila berlarut-larut,
akan menjadi beban tambahan untuk negara dalam bentuk menjadi penerima program
bantuan sosial, akibat tdiak adanya perencanaan hari tua yang memadai.
Maka suka tidak suka, dana pensiun menjadi penting untuk pekerja. Karena tanpa
dana pensiun, masa tua bisa menjadi masa penuh ketidakpastian, kesulitan, dan
ketergantungan. Maka dari itu, perencanaan pensiun sejak dini sangat penting,
baik melalui program formal seperti DPLK maupun tabungan pribadi. Salam
#YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar