Membaca sudah tidak lagi penting. Itu bisa kalimat pernyataan atau pertanyaan. Tergantung mau pembacanya, mau dimaknakan apa? Bila jadi pernyataan, maka tidak perlu lagi ada diskusi tentang penting atau tidaknya membaca buku. Sebaliknya bila sebuah pertanyaan, maka jawabnya membaca penting di era digital seperti sekarang. Selain untuk mengimbangi aktivitas digital, membaca buku juga dapat menjaga perilaku baik, yaitu membaca. Karena dari perilaku, akhirnya bisa terbentuk kebiasaan membaca.
Bila membaca hanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan, plus dianggap
sebagai jendela ilmu pengetahuan mungkin sudah dianggap kuno. Membaca,
sejatinya untuk membentuk kebiasaan yang baik. Karena kebiasaan baik di zaman
begini sudah sulit dilakukan. Lebih baik
terbiasa nongkrong di kafe, main media sosial atau minimal nonton youtube atau TV
berbayar, Harus diakui, membaca sudah “kalah popular” dibandingkan medsos ayau
gaya hidup lainnya.
Lain halnya bila membaca jadi kebiasaan. Maka sulit ditinggalkan, karena
bila belum membaca sepertinya ada sesuatu yang “hilang”. Membaca yangterus
dipupuk dan dibiasakan, sudah hukumnya akan memperkuat cara berpikir termasuk berpikir
kritis tentang apapun. Maka sungguh, tidak ada jelenya bila sudah terbiasa
membaca. Tapi bila sudah tidak terbiasa membaca, maka apapun sulit untuk
dicerna oleh akal sehat, apalagi dikritisi.
Memang, bisa jadi membaca sudah tidak lagi penting. Karena banyak orang
sudah telalu sibuk dengan hal-hal yang lebih praktis, sudah lebih pragmatis.
Apa untungnya buat saya? Kira-kira begitu. Bila ada untungnay dikerjakan, bila
tidak ada untungnyauntuk apadikerjakan? Bila begitu, jelas membaca sudah tidak lagi
penting. Pada saat yang sama, seharusnya diskusi dan seminar tentang pentingnya
membaca buku atau membangun kegemaran membaca harusnya dihentikan.
Membaca sudah tidaklagipenting pastinya. Bila membaca dianggap aktivitas
yang hanya membuang-buang waktu. Bahkan dianggap hanya orang yang tidak ada
kerjaan yang mau membaca. Maka prasangka dan persespi tentang membaca, bacaan
dan taman bacaan kian “jauh panggang dari api”. Terus mau gimana lagi, bila
membaca sudah tidak lagi penting? Tolong kasih saran atau masukan dong, tentang
membaca?
Maka cukup jadikan membaca sebagai aktivitas membentuk kebiasaan baik,
untuk siapapun, Anak-anak yang membaca pasti baik, apalagi orang dewasa yang
membaca. Karena dengan membaca berarti kita masih berpikir, masih mau memperluas
pikiran, membuka perspektif baru, dan menghindari kebodohan akibat kurangnya
informasi. Sehingga tidak senang bergibah atau menebar hoaks yangtidakjelas
asal-usulnya.
Atas dasar itulah, anak-anak TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak
Bogor masih tetap rajin membaca hingga saat ini. Sekitar 230-anak usia sekolah
masih rutin membaca buku seminggu minimal 3 kali. Selain untuk membiasakan
dekat dengan buku, tentuuntuk menyeimbangkan aktivitas anak-anak yang negatif
di zaman sekarang, di era media sosial. Bagi anak-anak TBM Lentera Pustaka,
tetap penting. Bukan karean untuk menjadi cerdas atau pintar tapi untuk membentuk
kebiasaan yang baik. Sesederhana itu
saja, tidak lebih-lebih sampai jadi orang pintar atau ngetop.
Kenapa membaca? Bila hari ini banyak orang terjebak dalam dunia yang
serba cepat dan instan, maka membaca menjadi cara untuk mengajarkan tentang proses.
Bahwa apapun ada prosesnya, ada tahapannya dan itu semua harus dimulai dari
kebiasaan baik. Seperti membaca buku pun butuh proses, butuh komitmen dan
konsistensi untuk membaca.
Tapi membaca sudah tidak lagi penting, bila membaca dianggap tidak
prioritas dan hanya membuang-buang waktu. Jadi di mata kamu, membaca penting
atau tidak?Salam literasi #TBMLenteraPustaka #NgabubuRead #TamanBacaaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar