Sketsa berarti dibuat secara spontan, Tulisan yang dibuat atas dorongan hati, dengan sedikit logika. Tentang toga seorang doktor manajemen pendidikan dari Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak). Tepat hari ini (26/02/2025), saya mengikuti Wisuda Gelombang I tahun 2025 Unpak di Bogor. Bersyukur banget, akhirnya bisa diwisuda dan melewati “jalan terjal perkuliahan” (walau saya tidak perlu cerita betapa beratnya menuntaskan studi dan disertasi hingga 11 November 2024 lalu). Bukan sebab susahnya kuliah, tapi komitmen waktu dan ikhtiar saya yang gampang kendor di perjalanan. Tapi semuanya terbayar lunas, atas izin Allah, akhirnya saya berhasil menyelesaikan studi S3 selama 6 tahun 2 bulan di Pascasarjana Unpak.
Bersyukur lagi, saat wisuda tadi, menyimak sambutan Dr. Lukman,
S.T., M.Hum. sebagai Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, yang menyebut
Unpak menjadi salah satu dari 11 perguruan tinggi di wilayah IV yang ber-akreditasi
unggul; dari populasi sekitar 489 perguruan tinggi yang ada di LL DIKTI
Wilayah IV. Artinya, saya patut bangga
menjadi lulusan S3 Manajemen Pendidikan Unpak karena berkualifikasi “Unggul”. Memang
nyata dan sangat apresiasi kepada Unpak yang penuh komitmen dan selalu
mendukung penyelesaian studi bagi mahasiswanya. Dekan SPs Unpak, Kaprodi S3 MP,
Promotor dan Kopromotor begitu telaten membimbing saya hingga tuntas. Saya pun
menyebutnya “Pascasarjana bertangan dingin” untuk mendorong mahasiswa S3 bisa
selesaikan studinya, apalagi yang kedodoran soal waktu dalam penulisan
disertasi. Terima kasih untuk guru-guru saya yang luar biasa: 1) Prof. Dr.
rer.pol. Ir. Didik Notosudjono, M.Sc. (Promotor dan Rektor Upnak), 2) Prof. Dr.
Ing. Soewarto Hardhienata (Dekan SPs Unpak dan Kopromotor), 3) Prof. Dr. Sri
Setyaningsih, M.Si. (Ka.Prodi S3 MP Unpak), 4) Prof. Dr. Sumaryoto (Penguji dan
Rektor Unindra) dan Dr. Martinus Tukiran. (Simak: Ujian
Sidang Terbuka Program Studi Manajemen Pendidikan Sekolah Pascasarjana
Universitas Pakuan a.n Syarifudin Yunus, NPM 073118037 - Manajemen Pendidikan
Sekolah Pascasarjana | UNPAK)
Kelulusan saya memang fakta, namun lebih dari itu, inilah momen penting
untuk saya kian mendedikasikan ilmu dan pengetahuan, khususnya untuk gerakan
literasi dan taman bacaan di Indonesia. Untuk meningkatkan kegemaran membaca
anak-anak Indonesia melalui kiprah saya di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung
Salak Bogor. Berbekal disertasi berjudul “Strategi Peningkatan Efektivitas Tata
Kelola Taman Bacaan Masyarakat
Penelitian Menggunakan Pendekatan Evaluasi Berbasis Model CIPP (Context, Input,
Process, Product) Pada Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten Bogor”, saya
bertekad untuk menularkan semangat belajar kepada 230-an anak pembaca aktif TBM
Lentera Pustaka. Agar tidak ada anak yang putus sekolah, tidak ada lagi kaum
buta aksara. Di samping mengenal proses dan beratnya orang belajar, sekolah,
kuliah termasuk membaca buku di taman bacaan. Karena belajar dan membaca buku
tidak ada yang instan, butuh proses dan perjuangan yang kadang menyakitkan.
Terima kasih wali baca, relawan, dan seluruh pengguna layanan TBM Lentera
Pustaka.
Sketsa toga seorang doktor, saya berucap syukur dan alhamdulillah.
Akhrnya bisa menuntaskan studi S3 selama 6 tahun 2 bulan. Tanpa malu-malu, justru
waktu selama itu menjadi renungan bersama. Bahwa belajar butuh proses, disertasi
pun harus dikerjakan. Saya tidak mengejar predikat cum laude atau cepat kelar. Karena
bagi saya, kuliah tidak usah buru-buru, biar merasakan stres dan susahnya kuliah,
apalagi menulis disertasi. Sekalipun IPK saya tergolong "sangat
memuaskan". Tapi saya justru lebih senang bercerita lamanya lulus doktor di
6 tahun 2 bulan. Karena di balik itu, ada cerita indah tentang nikmatnya
bersusah payah merampungkan studi asal tidak drop out. Karena lamanya
jadi mahasiswa S3 itulah dan raihan gelar doktor manajemen pendidikan ini, kian
menegaskan bahwa "jalan terjal
pendidikan" itu ada. Maka dibutuhkan sikap pantang menyerah dan jiwa
spartan untuk menuntaskan studi, di mana pun dan kapan pun.
Di balik toga yang saya kenakan, penting harus saya sampaikan. Ucapan
terima kasih terima kasih kepada Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), kampus
tempat saya mengajar dan mengabdi dalam 31 tahun terakhir ini. Atas beasiswa
yang diberikan kepada saya untuk studi lanjut S3 di Unpak. Terima kasih Prof.
Sumaryoto, Para Wakil Rektor, Pak Dekan, dan rekan-rekan PBSI Unindra, utamanya
teman seperjuangan sekelas di KS2 S3 MP Unpak. I love Unindra, kampus yang selalu
mengajarkan loyalitas dalam pengabdian.
Alhamdulillah ya Allah, terima kasih banget. Didampingi istri,
anak-anak, menantu, dan cucu, sepulang wisuda pun saya menuju TPU Munjul Cibubur.
Untuk melepaskan toga yang saya kenakan di makam Almh Ibunda Tati Raenawaty dan Alm. Bapak Ambo
Lotang Yunus kedua orang tua saya tercinta. Di atas kuburnya, saya dedikasikan
toga sebagai wujud berakhornya “janji” seorang anak kepada orang tuanya. Orang
yang paling berjasa dalam hidup saya, bahkan lebih pantas menyandang “doktor
kehidupan” untuk anak-anaknya. Gelar doktor saya ini, adalah persembahan
seorang anak untuk orang tuanya tercinta. I love you, Ibu dan Bapak. (Simak: https://vt.tiktok.com/ZSMy66XoV/)
Akhirnya, cukup sudah. Alhamdulillah, tahapan akhir dari perjalanan
studi saya sudah tuntas. Besok, hanya berharap ilmu saya bermanfaat untuk orang
banyak. Selalu berdoa agar ilmu saya diberkahi Allah dan menjadi pemicu untuk
terus mengabdi, melayani, dan berkontribusi nyata di TBM Lentera Pustaka dan
kampus Unindra. Besok dan ke depannya, saya tidak lagi punya obsesi apapun.
Cukup menjalani aktivitas hari-hari dengan rileks, mengajar di kampus. Semuanya
sudah kelar, termasuk kelar dengan diri sendiri. Itulah prinsip yang selalu
saya jaga. Agar selalu bisa berbuat baik dan menebar manfaat. Senantiasa memperbaiki
niat, membaguskan ikhtiar, dan selebihnya menyerahkan kepada Allah SWT. Tetap
tidak tertarik pada urusan orang lain, dan dengan tegas menjauh dari keluh-kesah.
Jadilah literat …!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar