Senin, 06 Januari 2025

Literasi Dana Pensiun, Mau Ngapain Setelah Tidak Bekerja Lagi?

Tiba-tiba kawan saya telepon dan bertanya. “Gue sebentar lagi pensiun, kira-kira mau ngapain ya?” tanyanya.

Sebelum menjawab pertanyaan itu, mungkin kita harus sepakat dulu. Bahwa setiap orang pasti akan pensiun, cepat atau lambat. Apapun pangkatnya, jabatannya bahkan status sosialnya. Karena pensiun kaitannya hanya dengan usia, bukan yang lainnya. Pensiun itu “jatuh tempo” waktu bekerja, saatnya tidak bekerja lagi. Maka, mau ngapain setelah pensiun?

 

Tapi sayangnya, survei membuktikan, sekitar 70% pensiunan pada akhirnya mengalami depresi di hari tua. Tidak sedikit pensiunan yang mengalami gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Bahkan mengalami masalah keuangan di hari tua. Kondisi ini terkonfirmasi dengan survey lainnya yang menyebut 9 dari 10 pekerja di Indonesia saat ini sama sekali tidak siap untuk pensiun. Sekitar 90% pekerja tidak siap berhenti bekerja hari ini.   

 

Kembali ke pertanyaannya, jadi mau ngapain setelah pensiun?

Tentu, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Tapi yang paling prinsip adalah menerima dengan lapang hati saat memasuki usia pensiun. Sikap menerima dan kelapangan hati inilah yang utama. Karena banyak orang, begitu pensiun, ngomongnya menerima dan happy. Tapi hatinya nggak menerima dan terlalu khawatir. Terimalah, siapapun yang pensiun berarti sudah tidak muda lagi. Terimalah saat pensiun, berarti bekerja hanya sekadar mengisi waktu bukan untuk kepentingan ekonomi semata. Jadi bila ada pensiunan yang stress atau depresi, bisa jadi sebabnya karena belum menerima dengan ikhlas bahwa “dia sudah pensiun”. Terima dulu saja kalua kita sudah pensiun, itu landasannya.

 

Mau ngapain setelah pensiun? Tidak usah bingung. Pensiun itu masa istirahat panjang yang bisa digunaan untuk berbagi hal yang positif dan bermanfaat. Saat p[ensiun, siapapun bisa mengembangkan hobi yang tidak sempat dilakukan saat bekerja. Bisa melukis, berkebun, atau menulis.  Ada pula yang setelah pensin menjadi relawan sosial,  mengabdi di taman bacaan, mengajar kaum buta aksara, atau bersosial membantu masyarakat. Ada juga mengikuti komunitas sosial dan bersosialisasi lebih intens dengan rekan sebaya di hari tua. Bahkan 1 dari 10 pensinann kerjanya hanya traveling, menikmati hari tua dengan nyaman. Mengunjungi tempat-tempat indah sambil mencicipi kuliner lokal.

 


Bisakah saat pensiun memulai bisnis? Tentu bisa, apalagi yang berjiwa wirausaha. Sangat pas bila bisa memanfaatkan waktu pensiun untuk memulai bisnis. Akan tetapi, harus hati-hati. Selain bisnis membutuhkan modal yang besar dan bisa menghabiskan uang pensiun yang dimiliki, kita bisa apa dengan bisnis tersebut? Bukankah sebelum pensiun kita hanya bekerja? Lalu dari mana ilmu dan keterampilan berbisnis yang dimiliki? Makanya, tidak sedikit pula bisnis yang dijalani pensiunan akhirnya berujung bangkrut.

 

Kehidupan setelah pensiun tentu memiliki perbedaan tersendiri. Hari-hari pun pasti terasa berbeda. Dulu sibuk, sekarang banyak waktu kosong. Dulu punya rutinitas, sekarang tidak lagi. Dulu punya peran penting di kantor, setelah pensiun merasa tidak jadi apa-apa. Patut dipahami, saat pensiun terjadi perubahan peran, perubahan kebiasaan, dan pasti berdampak secara mental pada pensiunan. Seperti Valentino Rossi yang dulu giat mengikuti kompetisi dan memenangkannya, kini harus pensiun dan berhenti bertanding. Bahkan coach Shin Tae-yong dulu melatih timnas Indonesia, kini sudah tidak lagi.

 

Jadi, mau ngapain setelah pensiun? Maka jawabnya, sebelum dan saat pensiun, jauh lebih penting mempersiapkan ketersediaan uang untuk menjalani masa-masa pensiun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari tua, di saat tidak punya gaji lagi. Agak berat menjalani masa pensiun bila tidak punya dana pensiun. Jadi sebaiknya siapkan pensiun dengan dana pensiun. Agar bisa menjalani masa pensiun dengan tenang dan nyaman. Karena pensiun, bukan soal waktu. Tapi soal keadaan, mau seperti apa kita di masa pensiun? Salam #YukSiapkanPensiun#EdukasiDanaPensiun#DanaPensiun

Senja di Langit Kaki Gunung Salak, Anak Muda Berjuang Sediakan Akses Bacaan

Sore itu, langit sedikit mendung. Tapi pemandangan Gunung Salak begitu memesona. Anak-anak pun berlarian ke lapangan rumput, sesaat MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka menyambangi ke Kp. Sinarwangi Desa Sukajadi Kec. Tamansari Jab. Bogor. Anak-anak yang bergembira memilih buku dan membacanya di motor baca keliling.

 

Adalah sekawanan anak muda, terdiri dari: Alwi, Susi, Zhia, Resa, Farida, Nuraini, Dilla, dan Yasin sebagai relawan TBM Lentera Pustaka yang menjalankan aktivitas motor baca keliling (5/1/2025). Anak-anak muda yang punya komitmen dan konsisten berkiprah di taman bacaan, walau hanya sediakan akses bacaan untuk anak ke kampung-kampung.

 

Sekawanan anak muda di TBM Lentera Pustaka, bisa jadi berbeda dengan anak muda kebanyakan. Karena hampir setiap hari (kecuali Senin) melayani dan membimbing aktivitas taman bacaan, seperti: kegiatan membaca, belajar calistung kelas prasekolah, hingga mengajar berantas buta aksara. Puncaknya di Minggu sore, berkeliling kampung sediakan akses bacaan melalui motor baca keliling. Indonesia patut bangga masih punya anak-anak muda yang berjiwa sosial, kerjanya berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan.

 

Motor baca keliling, hanya contoh pentingnya aksi nyata bukan sebatas niat baik. Seperti kata Socrates, akan pentingnya mendahulukan tindakan, pemahaman, dan pertimbangan sebelum memberikan respons atau harapan akan sesuatu. Jangan salahkan minat baca rendah bila tidak banyak yang mau sediakan akses bacaan. Jangan hanya menyuruh baca tanpa sediakan tempat membaca. Membaca, soalnya bukan di minat tapi di akses.

 

Melalui aktivitas MOtor BAca KEliling (MOBAKE) “SiMobi” TBM Lentera Pustaka, yang motornya sumbangan dari Bank Sinarmas, sekawanan anak muda tanpa lelah keliling kampung sambil membawa 200 buku bacaan dan dua buah tikar. Hanya sediakan akses bacaan. Dan menariknya, setelah memilih buku bacaan, setiap anak langsung duduk di tikar yang digelar relawan. Saling bercanda namun tetap membaca buku. Gairah membaca anak-anak kampung pun terlihat, wajahnya kian sumringah. Terlihat dari cara duduk saat membaca, persis seperti orang lagi rekreasi. Seperti mengisi liburan sambil membaca lembar demi lembar buku. Membaca buku di rerumputan, asyik dan menyenangkan.

 


Terlepas dari aktivitas sosial sekawanan anak muda yang jadi relawan TBM Lentera Pustaka, ada pesan moral yang penting. Agar setiap anak muda memperbanyak pengalaman dan kiprah nyata di masyarakat. Jangan hanya omong baik tanpa aksi nyata. Karena gitu terbaik adalah pengalaman. Semakin kaya pengamalan maka semakin optimis menjalani kehidupan.

 

Berbekal pengalaman menjadi relawan taman bacaan, anak-anak muda memberi pesan. Jalani dulu baru berkomentar, cobalah dulu baru bercerita. Dengarkan dulu baru menilai,  dan bekerjalah dulu baru berharap. Apapun, jangan terburu-buru dalam menilai atau menjawab tanpa pengalaman. Jangan berprasangka buruk bila tidak tahu gimana nyatanya.

 

Ternyata, di balik langit di kaki Gunung Salak, masih ada sinar terang untuk membaca buku dan literasi. Seberkas cahaya yang ditaburkan sekawanan anak-anak muda untuk sediakan akses baca. Salam literasi #MotorBacaKeliling #TBMLenteraPustaka #RelawanTBM



Minggu, 05 Januari 2025

Suatu kali, Taman Bacaan Perlu Mengabaikan Perkataan Orang Lain

Ini sekadar resep kehidupan. Literasi kehidupan yang perlu diterapkan, mumpung tahun baru 2025. Agar kita bisa fokus menjalankan aktivitas dan pekerjaan. Di samping menjaga hidup yang nyaman. Seimbang antara lahir dan batin, seimbang antara harapan dan kenyataan.

 

Adalah belajar menghiraukan orang lain. Latihan untuk tidak peduli apa kata orang lain. Acuh terhadap perhatian orang lain. Karena bisa jadi, orang yang peduli kepada kita hanya sekadar basa-basi atau kepo. Jadi, belajarlah menghiraukan orang lain.

 

Terkadang, kita harus belajar untuk tidak terlalu memperhatikan opini orang lain. Abaikan apa kata orang lain. Karena bisa jadi, mereka punya strategi atau iktikad yang tidak baik. Apalagi bila kita maju, nyaman, dan punya aktivitas yang bikin dirinya iri. Kadang, mereka sengaja mencoba memancing emosi kita atas dasar rasa tidak suka. Saat kita fokus pada apa yang dikatakan orang lain, tentu risikonya terjebak dalam permainan mereka. Dan akhirnya, kita kehilangan kontrol atas diri kita sendiri. Belajar hiraukan apa akta orang lain.

 

Seperti berkiprah di taman bacaan. Pasti ada saja orang yang bicara sinis atau berpandangan buruk. Beginilah begitulah, semua karena rasa tidak suka. Maka jangan peduli, tetaplah fokus pada perbuatan baik dan menebar manfaat sekalipun hanya aktif di taman bacaan. Toh, mereka yang banyak bicara tidak membiayai atau menopang apapun di taman bacaan. Begitulah prinsip para relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Tetap komitmen dan konsisten berkiprah di taman bacaan, sudah 7 tahun belakangan ini.



Belajar menghiraukan perkataan orang lain. Karena kita tidak tahu niat atau motifnya. Bila omongannya buruk, upayakan kita tidak terbawa emosi. Tenang saja dan bersikap yang tegas tanpa perlu emosi. Bila perlu, muali jaga jarak dan tetapkan batasan kepadanya. Agar kita tidak diremehkan atau tidak terganggu atas omongannya.

 

Orang lain itu, kalau sudah bicara kadang seenaknya. Hampir mendekati sok tahu. Maka apapaun omongannya, jangan terlalu dipikirkan. Tetaplah fokus pada tujuan dan ikhtiar kita. Karena biasanya, orang yang pandai bicara tidak pernah melakukannya. Justru, jadikan omongan orang lain sebagai energi kita untuk berbuat lebih baik, bermanfaat lebih banyak.

Sejatinya, kita tidak pernah bisa mengontrol orang lain. Kita tidak tahu, kapan orang lain itu suka dan tidak suka? Maka kita hanya bisa mengontrol diri sendiri. Salah satunya, belajarlah untuk menghiraukan apa yang dikatakan orang lain. Belahar tidak peduli pada orang yang tidak berpengaruh dalam hidup kita.

 

Maka di mana pun, jadilah diri sendiri. Kerjakan apapun yang kita senangi, lakukan yang baik dan bermanfaat. Seperti berkiprah di taman bacaan. Jadilah diri sendiri dan jangan biarkan orang lain membentuk kita menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri. Dan saat bertemu dengannya, katakan saja “siapa elo? “. Salam literasi #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan




9 Kebiasaan Buruk Ini Bikin Merana Pekerja di Masa Pensiun

Banyak pensiunan atau lansia kurang menyadari. Setelah puluhan tahun bekerja di masa produktif, ada masa kehidupan yang lama setelah pensiun. Mengacu pada data BPS tahun 2022, usia harapan hidup orang Indonesia ditaksir mencapai 73 tahun. Berarti masih ada masa kehidupan 18 tahun setelah pensiun (bila usia pensiun di 55 tahun). Saat pensiun, banyak aktivitas yang harus dihentikan atau kondisi kesehatan menurun.

 

Ini kisah nyata terjadi pada kawan saya. Setelah pensiun, kondisi kesehatannya menurun dan terpaksa dirawat di rumah sakit. Sementara anaknya bekerja biasa-biasa saja, tidak mampu menopang keuangan orang tuanya. Alhasil, teman-teman membuka donasi untuk membantu biaya kesehatannya. Bukan itu soalnya. Tapi ada dua masalah yang dialami banyak pensiunan, yaitu 1) kesehatan menurun dan 2) tidak punya uang yang cukup di hari tua.    

 

Harus diakui, masa pensiun bisa jadi masa istirahat yang paling lama setelah tidak bekerja lagi. Banyak pensiunan atau lansia mengalami depresi atau stress. Masa bekerja yang dianggap jaya sama sekali tidak berbekas di masa pensiun. Merana di masa pensiun. Maka untuk mencapai masa pensiun yang nyaman, setidaknya pekerja atau pensiunan harus mulai meninggalkan beberapa kebiasaan buruk. Perilaku yang wajib ditinggalkan di masa pensiun, yaitu:

1.   Mengabaikan kesehatan. Banyak pekerja sehat selagi bekerja tapi berbagai penyakit muncul di masa pensiun. Kesehatan sangat penting di masa pensiun. Agar pikiran tetap baik dan semangat hidup tetap terjaga. Jangan abaikan Kesehatan.

2.   Bergaya hidup di luar kemampuan diri sendiri. Di masa pensiun, gaya hidup di luar kemampuan akan jadi tekanan finansial. Buang gaya hidup boros atau konsumtif di masa pensiun. Bila tidak, maka uang pensiun atau dana yang ada akan terkuras habis sehingga jadi sebab depresi.

3.   Mengabaikan aktivitas sosial dan hubungan dengan sesama manusia. Sebagai pengganti aktivitas kerja, pensiunan perlu punya aktivitas sosial atau tetap menjaga interaksi sosial. Jadi relawan di taman bacaan, ikut komunitas, atau sekadar ngopi Bersama teman sebaya. Aktivitas sosial dan persahabatan sangat berpengaruh terhadap kualitas psikologis dan emosional pensiunan.

4.   Mengabaikan minat. Saat bekerja pasti minat diabaikan. Maka di masa pensiun adalah waktu terbaik untuk mengerjakan minat atau bakat yang terpendam. Lakukan hal-hal yang menyenangkan di hari tua, seperti: menulis, berkebun, melukis, atau menjadi aktivis sosial.

5.   Bersikap realistis. Jangan menolak perubahan yang terjadi di masa pensiun. Bersikap realistis dan apa adanya. Pensiun adalah perubahan besar dalam hidup seseorang, dari sibuk bekerja ke santai saat pensiun. Ceat atau lambat, pensiun pasti terjadi. Sikapi dengan bijak dan realistis saja,

6.   Masih punya utang. Banyak orang masih punya utang ketika pensiun sehingga jadi beban keuangan sehari-hari. Ingat, saat pensiun sudah tidak punya gaji maka tinggalkan kebiasaan utang.

7.   Jarang ibadah. Sudah saatnya di masa pensiun memperbanyak ibadah, bahkann sedekah sekalipun tidak harus uang. Jangan sampai saat bekerja ibadah biasa-biasa saja, begitu pensiun masih biasa-biasa saja. Jadikan ibadah sebagai pedoman hidup di masa pensiun, sambil terus mendekatkan diri kepada-Nya.

8.   Terlalu banyak berdiam diri atau menonton TV. Mulailah tinggalkan aktivitas yang tidak ada manfaatnya di hari tua. Terlalu banyak berdiam diri, menonton TV, atau main gawai dikurangi. Kerjakan sesuatu yang baik dan bermanfaat.

9.   Mempertahankan hubungan yang beracun. Buang jauh-jauh teman yang beracun, apalagi kerjanya gibah atau gosip di hari tua. Pergaulan dan kebiasaan buruk di masa pensiun justru akan menambah beban pikiran dan jauh dari kebahagiaan dan kenyamanan.   

Konkretnya, tinggalkan kebiasaan buruk yang sering terjadi di masa pensiun, Selagi masih bekerja, bersiaplah untuk menyabut datangnya masa pensiun. Saat sudah pensiun, ubah kebiasaan buruk dengan aktivitas yang positif dan bermanfaat. Kerjakan sesuatu yang menyenangkan.

 


Dan yang tidak kalah penting, persiapkan kecukupan uang untuk masa pensiun. Jangan jadi beban anak di hari tua atau gagal memutus generasi sandwich. Mulailah ikuti dana pensiun, dengan menyisihkan sebagian gaji untuk hari tua. Ketahuilah, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia saat ini mengalami masalah keuangan. Bahkan 1 dari 2 pensiunan di Indonesia hanya mengandalkan transferan anaknya untuk memenuhi biaya hidupnya. Maka jangan sampai gagal merencanakan keuangan untuk masa pensiun. Tidak punya uang di hari tua berarti merana di masa pensiun.

 

Bila mau nyaman di masa pensiun, ujungnya persiapkan masa pensiun sejak dini. Kerja yes, pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #AsesorDanaPensiun

Mendingan Jadi Relawan TBM daripada Bergaul dengan Teman Makan Teman

Ini soal gaya hidup, soal cara berhubungan dengan orang lain. Berhentilah memberi tahu tentang diri kita. Sebab bila kita berhenti memberi tahu siapapun atau teman- teman setiap detail tentang hidup kita, maka musuh kita akan kelaparan informasi. Cek saja di status WA kita, selalu ada orang yang melihat tapi tidak terlihat hahaha.

 

Berhentilah memberi tahu tentang kita. Agar tidak ada gosip untuk berkeliling. Biarkan musuh-musuh kita lapar. Lalu terus berjuang mencari tahu apa yang kita kerjakan. Istilahnya, biarkan sang musuh “mengintip” laju orang lain.

 

Kenapa? Sadarilah, tidak semua orang yang kita anggap teman sebenarnya adalah teman. Bisa jadi, tampak depan beda dengan tampak belakang. Apa yang diucapkan bisa beda dengan hatinya. Terkadang, tidak sedikit yang berpura-pura bersama kita. Padahal, hanya untuk memberi makan rasa laparnya. Kira-kira begitu.

 

Mendingan jadi relawan TBM daripada bergaul dengan teman makan teman. Berteman memang baik. Namun berhati-hatilah dengan siapa yang kita sebut teman. Karena salah satu musuh paling menakutkan di dunia adalah orang-orang yang berpura-pura menjadi teman. Orang-orang yang tadinya bukan apa-apa, lalu setelah jadi apa-apa justru “membalikkan punggung”. Teman sering makan teman, begitu kata kawan saya.

 


Berhentilah memberi tahu. Apalagi pada teman yang gampang sirik dan iri atas pencapaian orang lain. Apalagi pada teman yang arogan dan sangat subjektif. Hati-hati, bila tidak ingin terjebak pada relasi yang menyebalkan. Apapun dalihnya, mereka tidak senang bila kita maju dan berdaya. Sibuk, hanya mengintip laju orang lain. Atau ngomongin orang, yang sama sekali tidak produktif.

 

Siapapun boleh punya banyak teman. Tapi ketahuilah, hanya teman yang sirik yang selalu mengusik kehidupan teman lainnya. Sirik itu tanda tak mampu. Bila disiriki, remang saja karena itu tanda kita lebih baik darinya. Menjauhlah sambil tetap bersyukur dan mendoakan kebaikan baginya.

 

Lebih baik jadi relawan taman bacaan, biar tidak ada teman makan teman. Maka berhentilah memberi tahu dari sekarang. Karena privasi adalah kekuatan yang kita miliki. Apa yang orang tidak tahu, maka mereka tidak dapat merusak kita. Jaga privasi, jaga diri. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi #TamanBacaan



Sabtu, 04 Januari 2025

Literasi Tahun Baru, Action is Power!

Sering kali kita menunda-nunda pekerjaan. Apalagi yang tidak ada uangnya, selalu tertunda. Alasannya, karena sibuk dan tidak punya waktu. Padahal, sebab utama karena malas, atau sedang asyik mengerjakan yang lain. Tapi yang kena tumbalnya, katanya lagi nggak mood atau waktunya terbatas. Begitulah nyatanya.

 

Kita sering lupa. Kita memang bisa menunda satu pekerjaan. Namun kita tidak bisa menunda waktu yang terus berjalan. Kita juga yang bilang ke orang lain. Bahwa suatu pekerjaan tidak akan pernah selesai kalau kita tidak pernah memulainya. Maka jangan menunda. Alangkah bijaknya kata-kata itu.

 

Ada benarnya kata Simone de Beauvoir tentang pentingnya melawan ketidakpastian. Maka katanya, “ubah hidupmu hari ini. Jangan bertaruh pada masa depan, bertindaklah sekarang, tanpa menunda.” Ungkapan itu penting untuk memahami secara mendalam tentang kehidupan, waktu, dan tanggung jawab pribadi. Tidak usah mengkhawatirkan masa depan, jangan pula hidup di masa lalu. Simone menekankan pentingnya hidup di saat ini (the present moment). Waktu adalah sumber daya yang terbatas dan tidak dapat dikembalikan. Dengan bertindak sekarang, seseorang menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Itulah prinsip filsafat eksistensialisme, di mana manusia bertanggung jawab penuh atas hidupnya di sini dan sekarang, tanpa terjebak dalam ilusi tentang masa depan yang belum pasti.

 

Sudah saatnya bertindak. Agar kita Bernai dan segera mengambil tanggung jawab penuh atas hidup kita sendiri. Menunda adalah bentuk menghindari tanggung jawab, sementara bertindak adalah perwujudan keberanian untuk menghadapi kenyataan dan konsekuensi apapun. Pandangan eksistensialis tegas menyebut bahwa manusia adalah makhluk bebas. Tapi kebebasan itu menuntut keputusan dan tindakan yang otentik.

 

“Mengubah hidup kita hari ini” berarti hidup secara otentik, yaitu hidup sesuai dengan nilai-nilai yang benar-benar kita yakini. Penundaan sering kali merupakan hasil dari ketakutan atau keraguan untuk menghadapi diri sendiri. Oleh karenanya, kita diajak untuk tidak membiarkan hidup dikendalikan oleh harapan semu tentang masa depan. Melainkan berakar pada tindakan nyata di masa kini. Hikmah tahun baru itu adalah saatnya bertindak, bukan lagi berencana.

 


Kita sering lupa. Masa depan itu selalu penuh dengan ketidakpastian. Bertaruh pada masa depan sama saja dengan melepaskan kendali atas hidup kita sendiri. Berharap tanpa berbuat, bermimpi tanpa aksi nyata. Maka kendalikan hari ini saja dengan tindakan nyata. Jangan terlalu gelisah dengan masa depan yang belum pasti, dan belum tentu datang pula.

 

Ketahuilah, perubahan sekecil apapun harus dimulai. Harus dilakukan hari ini, bukan dibiarkan begitu saja. Jangan banyak menunda apapun. Cara menghargai momen sekarang adalah waktu terbaik untuk bertindak hari ini. Seperti yang dilakukan relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, hanya bertindak dan aksi nyata. Demi tegaknya literasi dan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah di tengah gempuran era digital.

 

Jadi, jangan beri kesempatan pada diri sendiri untuk menunda-nunda sesuatu yang harus dilakukan. Pastikan untuk segera bertindak persis yang telah kitaputuskan. Karena “action is power!” bro and sis! Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

Jumat, 03 Januari 2025

Pesan Ulang Tahun Pria Dewasa berkaos Hitam

Pria dewasa berkaos hitam dan duduk di depan kue itu, kini sudah berusia 23 tahun. Tepat di 3 Januari 2025 kemarin. Hanya doa yang bisa saya dan keluarga lantunkan untuknya, di bulan Rajab dan di hari Jumat. Semoga kelak menjadi pria dewasa yang dilindungi Allah dan bermanfaat bagi orang banyak. Farid Nabil Elsyarif, 23 tahun sudah usiamu Nak!

 

Abi, Ibu, Kak Fahmi, Kak Firda, Aleena, Farah, dan Zaskia kekasihmu sudah melantunkan Al Fatihah untuk kesehatan, keberkahan, dan kemudahanmu dalam menjalani kehidupan ke depannya. Mungkin sudah tidak ada lagi pesan istimewa, kecuali bekerjalah yang baik dan kejarlah mimpi-mimpimu sambil tetap terus dekat kepada Allah SWT. Selaku merasa cukup dan bersyukur atas apa yang sudah dianugerahi Allah kepadamu.

 

Meminjam istilah Denzel Washington, seoarang piskolog dan filosof ternama. Di usai yag sudah dewasa, semoga Farid tetap menjaga keseimbangan antara tujuan pribadi dan kepedulian kepada sesama. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat kepada orang banyak. Pekerjaan, jabatan bahkan pendidikan cukup dijalani dan disyukuri. Tanpa perlu mendapat pengakuan dari orang lain. Terkadang, kita memang tidak perlu memberi label atau merek apapun pada diri kita.

 


Kita tahu, ketenangan batin itu tidak diraih dari bergelimangnya harta. Tapi lebih pada sikap sederhan dan rendah hati di mana pun, saat menjalani apapun. Hal-hal yang besar yang telah diraih tidak ada manfaatnya tanpa diikuti sikap sederhana dan kerendahan hati. Dan ketahuilah, ketenangan hidup sama Sekali tidak membutuhkan validasi validasi orang lain. Hanya terletak pada kepuasan batin dan makna yang kita rasakan sendiri.

 

Ketahuilah Nak, tidak semua hal harus dikethaui orang, Jaga apapun yang jadi privasi kita. Agar kita terlindungi dari pengaruh buruk media sosial dan manipulasi pihak-pihak yang tidak suka pada kita. Tetaplah berpijak pada kehidupan nyata, realistis dan orinetasi apda solusi. Di dekat kita, banyak orang gagal karena gemar mempermasalahkan sesuatu bukan mencari solusi untuk sesuatu.

 

Di hari ulang tahunmu ke-23, Abi hanya berpesan. Bekerjalah yang baik, gapai cita-cita yang kamu mau asal itu baik dan bermanfaat. Bantulah adikmu Farah yang mau masuk ke perguruan tinggi negeri di tahun 2025 ini. Dan bersiaplah untuk memasuki rumah tangga, bila kelak pernikahanmu tiba waktunya. Fokuslah pada esensi, bukan seremoni.

 

Dan akhirnya, Abi dan Ibu hanya berupcap alhamdulillah. Kini Farid telah dewasa, sudah bisa mengambil keputusan sendiri. Selalu jaga nama baik keluarga dan jadilah hamba-Nya yang bertakwa. Karena tidak ada keindahan di dunia tanpa kehendak-Nya. Dan biarlah verita masa kecilmu, saat Abi dan Ibu membesarkan dan mendidikmu menjadi kisah dan kenangan yang tidak terlupakan di antara kita.

 

Selamat ulang tahun ke-23 anakku, Farid Nabil Elsyarif. Semoga sehat dan berkah selaku. Terima kasih telah membanggakan Abi dan Ibu. Love you Nak!




Kinerja TBM tahun 2024, Apa Saja yang Dilaporkan?

Sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan ikhtiar menjadikan literasi lebih berdaya, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor selalu melaporkan kinerja dan aktivitas setiap tahunnya.  Tujuannya, agar ke depan taman bacaan bisa lebih baik dalam melayani penggunanya. Sekaligus menjadi bukti adanya praktik baik yang berkelanjutan di taman bacaan.

 

Pada tahun 2024 lalu, selama satu tahun, TBM Lentera Pustaka pun menorehkan kinerja dan aktivitas yang dapat dilaporkan sebagai berikut:

 

1.   Jumlah pengguna layanan mencapai 366 orang per minggu, yang terdiri dari 223 anakpembaca aktif (bertambah 74 anak selama tahun 2024), 70 ibu-ibu pengantar anak ke TBM, 6 warga belajar berantas buta aksara, 14 yatim binaan, 13 jompo binaan, dan 40-an anak pembaca motor baca keliling.

2.   Donatur buku mencapai 21 donatur, dengan 5.379 buku + 7 jenis ATK. Bila divaluasikan, maka semua donasi buku yang diterima seharga Rp. 117. 685.000,- dan TBM Lentera Pustaka mendonasikan 110 buku ke 2 TBM lain. Ada pula donasi 120 kaos untuk anak-anak TBM Lentera Pustaka.

3.   Jumlah event di TBM Lentera Pustaka mencapai 33 event setahun, seperti dari: Groopy id, Youth, Bank Sinarmas, Chubb life, MNC Sekuritas, H. Kusnadi, AAI Perancis, Crafting SM, Perpusnas, Telkom, IPB, Nurul Fikri, Tzu Chi, Unindra, SC GGS, dan UNJ. Artinya rata-rata ada 2,75 event per bulan di TBM Lentera Pustaka.

4.   Jumlah relawan aktif mencapai 18 orang (5 wali baca dan 13 relawan aktif, dengan penambahan 4 relawan sepanjang tahun 2024.

5.   Bekerjasama dengan Bank Sinarmas, telah dibuka rekening SIMPEL (SIMpenan PELajar) untuk 22 anak usia sekolah TBM Lentera Pustaka.

6.   Biaya operasional TBM Lentera Pustaka tahun 2024 mencapai Rp 62.400.000,- atau Rp. 5.200.000 per bulan.

7.   Prestasi yang ditorehkan di tahun 2024, antara lain: 1) Liputan DAAI TV, 2) Liputan MNC Media (RCTI, iNews, GTV) dan donasi 6 komputer, 3) BANPEM Komunitas Penggerak Literasi dari Badan Bahasa, 4) Terbitkan buku “31 Relawan Menulis”, 5) Lunjungan ke Perpusnas RI, dan 6) Aksi TBM di event SMAN1t Plocano, dan 6) Pendiri TBM Lentera Pustaka meraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan bidang Taman Bacaan dari Pascasarjana Unpak dengan predikat “sangat memuaskan”.

8.   Mitra CSR korporasi tahun 2024 terdiri dari: Bank Sinarmas, Chubb Life, dan AAI Perancis.

 


Menutup tahun 2024, TBM Lentera Pustaka melaporkan pula 1) koleksi buku mencapai lebih dari 12.000 buku bacaan, 2 beroperasi 6 hari seminggu (kecuali Senin), 3) pengguna layanan mencakup 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi atau 50% dari wilayah Kec. Tamansari), dan 4) menjalankan 15 program literasi, yang terdiri dari: 1) TABA (TAman BAcaan), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA), 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah), 4) YABI (YAtim BInaan), 5) JOMBI (JOMpo BInaan), 6) TBM Ramah Difabel, 7) KOPERASI LENTERA, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital), 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Berantas Buta Aksara Al Quran. Lebih dari itu, tabungan celengan anak-anak TBM Lentera Pustaka tahun 2024 pun mencapai Rp. 10,5 juta dari 66 anak yang dilatih menabung saat datang membaca buku.

 

Lalu, apa yang akan dilakukan TBM Lentera Pustaka pada tahun 2025?

Sesuai rapat evaluasi pendiri dan relawan pada 31 Desember 2024, TBM Lentera Pustaka berkomitmen untuk tetap menjalankan 15 program literasi secara lebih optimal, di samping membuat program baru yang akan dieksekusi. Berbekal model "TBM Edutainment", TBM Lentera Pustaka akan tetap fokus menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan. 

 

Pada tahun 2025 ini, TBM Lentera Pustaka menargetkan 1) Pembangunan parkiran khusus TBM Lentera Pustaka seluas 200meter persegi, 2) revitalisiasi panggung baca, 3) optimalisasi musola dan toilet, 4) renovasi plafon ruang komputer – literasi digital yang menghabiskan biaya sekitar Rp. 100 juta dari CSR Bank Sinarmas. Selain itu, TBM Lentera Pustaka akan memprioritaskan pembukaan 10 rekening SIMPEL, optimalisasi celengan kaleng anak-anak, dan open rekrutmen relawan baru.

 

Dari laporan kinerja TBM Lentera Pustaka tahun 2024 ini, ada pesan penting bahwa indikator keberhasilan operasional taman bacaan harus dapat diukur dari 1) jumlah pembaca aktif secara rutin dan masyarakat yang terdampak, 2) jumlah event dan aktivitas literasi yang digelar 3) jumlah donasi dan koleksi buku, 4) program literasi yang dijalankan, dan 5) tata kelola taman bacaan.  Tentu, semuanya hanya bisa dijalankan atas dasar komitmen dan konsistensi serta kolaborasi dengan pihak swasta dan komunitas.

 

Demi terwujudnya taman bacaan yang berdaya dan memberdayakan, aman bacaan harus transparan dan profesional. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka



Lika-liku Media Sosial, Pengennya Posting Salju Bisanya Posting Taman Bacaan

Ini hanya sekadar terbersit di pikiran. Posting kok taman bacaan, posting kok anak-anak yang membaca. Posting tentang kaum buta aksara yang sedang belajar baca tulis. Atau postingan seputar aktivitas motor baca keliling yang konsisten sediakan akses bacaan.

 

Ya, hanya bisa posting tentang taman bacaan. Tentang anak-anak yang membaca buku. Sebenarnya pengen juga posting sawah. Tapi susah karena nggak merasa menanam padinya. Pengen posting salju tapi nggak ada. Karena daerahnya cuma di kaki Gunung Salak. Adanya hutan, bukan salju.

 

Tadinya pengen juga posting lautan. Tapi ambil gambarnya kejauhan, butuh 3-4 jam baru sampai di bibir pantai. Ongkosnya juga lumayan mahal. Pengen posting soal PPN yang naik jadi 12%, jujur nggak paham gimana hitungannya? Mau posting soal KPK dan Hasto, nggak tahu duduk perkaranya gimana? Daripada ikut bingung, mendingan posting yang nyata-nyata dilakukan aja. Ya, posting taman bacaan bisanya.

 

Jadi, nggak apa-apa kan posting taman bacaan. Atau anak-qnak lagi baca buku. Maklum sekarang kan zaman digital, mau posting handphone juga nggak bagus-bagus banget. Apa boleh buat, bisanya posting taman bacaan doang.

 


Hidup kita di taman bacaan. Mau nggak mau, yang di posting soal taman bacaan. Soal aktivitas literasi, soal relawan yang mengabdi di TBM. Tapi apapun yang di posting di taman bacaan, pastinya nyata dan konkret. Tanpa rekayasa tanpa editan. Dan nggak perlu glowing, karena orisinal.

 

Kenapa posting taman bacaan? Ya karena memang begitu aslinya. Sekalian latihan untuk belajar nggak mengubah aktivitas dan sifat alami yang ada di taman bacaan. Posting yang apa adanya aja, bukan yang ada apanya. Lagi pula, postingan taman bacaan bukan untuk disanjung. Tapi untuk mempublikasikan apa yang dikerjakan taman bacaan. Begitulah sikap postingan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

 

Jadi, maklumin aja. Mau posting yang lain nggak bisa. Jadinya, posting taman bacaan deh. Begitulah lika-liku media sosial. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

 



Kamis, 02 Januari 2025

Literasi Pensiunan, Siapkan Hobi di Hari Tua Biar Tidak Depresi

Setiap orang pasti akan menua. Memasuki usia pensiun dan tidak lagi bekerja. Namun, janganlah melihat usia tua atau masa pensiun sebagai akhir dari segalanya. Justru sebaliknya, usia tua adalah awal dari banyak hal yang baru. Untuk menggapai pengalaman berharga, kebijaksanaan, dan kesempatan untuk merenung. Masa pensiun, harusnya menjadi momen untuk menjalani hari-hari di usia senja yang lebih bermanfaat dan tetap produktif. Ingat, siapapun, cepat atau lambat akan pensiun!

 

Salah satu survei menyebut, kondisi psikologis lansia atau pensiunan di Indonesia terdeteksi 70%-nya mengalami tanda-tanda depresi. Bahkan 50% pensiunan mengalami tingkat kesehatan mental yang rendah. Salah satunya disebabkan oleh fakta 1 dari 2 pensiunan hanya mengandalkan transferan anaknya untuk memenuhi biaya hidup di hari tua. Maka penting, menyiapkan dana pensiun untuk kesinambungan penghasilan di hari tua. Menabung khusus untuk masa pensiun, agar tidak tergantung secara ekonomi kepada anak atau orang lain.

 

Dan tidak kalah penting untuk pensiunan atau lansia, mulai tekuni hobi di hari tua yang menyehatkan. Hobi sebagai aktivitas hari-hari yang dikerjakan di saat tidak lagi bekerja, di saat pensiun. Hobi bercocok tanam, menjadi petani, menjadi peternak, menjadi penulis atau jadi pegiat sosial di bidang pendidikan. Hobi, sesuatu aktivitas di hari tua yang menyenangkan. Sebentar lagi pensiun, mulai tekuni hobi yang menyehatkan. Sambil tetap berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain.

 

Ada kok pensiunan PNS yang jadi petani. Ada pula pensiunan pegawai swasta yang jadi peracik kopi di kafe, ada pula pensiunan buruh pabrik yang jadi peternak. Bahkan di kaki Gunung Salak Bogor, banyak pensiunan jenderal yang bercocok tanam bunga atau memelihara burung kesayangannya. Sekelas Menteri juga banyak yang pelihara ikan di empang. Semuanya jarena hobi. Ingat hobi itu kesenangan, bukan pekerjaan. Bila pensiunan jadi driver gojek, bisa jadi itu bukan hobi. Tapi “pekerjaan baru” untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

Saya sendiri saat ini sudah memasuki usia pensiun, mau 55 tahun di tahun 2025 ini. Alhamdulillah sejak 2017, saya sudah menekuni hobi menjadi pegiat literasi di TBM Lentera Pustaka. Setiap akhir pekan berada di taman bacaan, membimbing anak-anak usia sekolah yang membaca buku, bergaul dengan para relawan taman bacaan. Mengajar kaum buta huruf, hingga menjadi driver motor baca keliling ke kampung-kampung hanya sediakan akses bacaan. Setiap hari menulis di media online dan berbagi pemikiran atau pengalaman. Semuanya karena hobi dan terbukti menyehatkan. Alhamdulillah lagi, saya hingga saat ini masih mengajar di kampus untuk menjaga interaksi sosial dengan para mahasiswa dan civitas lainnya.

 

Hati-hati, jangan kagetan tahu-tahu sudah mau pensiun. Jangan sampai bingung ternyata sebentar lagi mau pensiun. Gelisah hingga stress, karena tidak tau mau ngapain di masa pensiun? Maka persiapakn hobi atau aktivitas yang menyenangkan jelang hari tua. Biar tidak depresi, biar tidak mengalami penurunan kesehatanmental saat pensiun tiba.

 

Jangan gengsi menekuni hobi apapun. Karena kita bukan pensiunan apa-apa bila tidak Bersiap dari sekarang. Usia semakin menua, sebentar lagi pensiun cari aktivitas yang menyenangkan. Sekalipun punya uang pensiun, jangan aneh-aneh, Pengen usaha ini pengen bisnis itu semuanya tidak mudah. Apalagi bila tidak punya ilmunya, tidak punya pengalamannya. Bikin usaha itu tidak gampang, tidak semudah yang diomongkan. Kita bukan dari keluarga golongan ningrat, jadi tidak usah gengsi tekuni hobi yang menyehatkan. Berkegiatan sosial di hari tua juga baik dan bagus kok, tidak usah pengen bisnis.



 

Sebentar lagi pensiun, pilih hobi yang bisa dikerjakan. Bertani, menanam bunga, beternak, pelihara hewan atau jadi pegiat literasi itu tidak ada ujug-ujug. Harus paham ilmunya, harus tahu caranya biar tidak frustrasi di tengah jalan. Bila dimulai dari sekarang, 3-5 tahun jelang pensiun itu pas banget. Maka mulai tekuni hobi jelang pensiun. Untuk Kesehatan mental, untuk aktivitas hari-hari di masa pensiun.

 

Di masa pensiun, jadikan hobi sebagai ladang kreativitas yang tidak terbatas. Tempatnya menuangkan imajinasi untuk menjelajah dunai baru sekaligus menciptakan keajaiban versi diri sendiri. Karena hobi adalah kunci untuk mengembangkan bakat terpendam yang mungkin belum disadari. Dulu saat bekerja sibuk dan tida punya waktu, maka saat pensiun menekuni hobi adalah investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk diri sendiri.

 

Bisa jadi, 5 tahun ke depan. Harga-harga kebutuhan hidup semakin mahal. Mungkin PPN bukan lagi 12% tapi sudah 13%. Petani makin langka, peternah juga sudah mulai punah. Lahannya disewa investor luar negeri, sementara kita hanya jadi buruh tani buruh ternak. Begitu pula bidang literasi, bisa jadi ke depan, sudah tidak ada lagi anak-anak yang mau membaca buku. Semuanya serba digital, maka siapa lagi mau sediakan tempat membaca. Siapa lagi yang mau sediakan akses bacaan secara manual?

 

Maka mulailah tekuni hobi yang menyehatkan, bebas saja sesuai kesenanagan atau passion kita sendiri. Asal dipersiapkan dari sekarang, Biar tidak jadi pensiunan yang membebani anak atau orang lain bahkan negara. Salam #YukSiapkanPensiun #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

 



Rabu, 01 Januari 2025

Tahun Baru, Pilih Tempat Bergaul yang Sehat dan Menghargai Value Kamu

Saat tahun baruan kemarin, relawan TBM Lentera Pustaka bikin rapat koordinasi sekaligus menyambut tahun 2025 dengan penuh optimis. Tentu, sambil barbeque-an den menikmati suasana pergantian tahun di taman bacaan. Dipimpin Alwi (Koordinator Relawan) dan Susi (Ketua Harian), para relawan yang hadir seperti: Gandi, Misbach, Yasin, Fadil, Sabda, Daffa, Zhia, Dilla, Kayla, Resa, Farida, Nuraini, Elvina, dan Gina bersepakat untuk menjalankan program dan aktivitas TBM Lentera Pustaka di tahun 2025 secara lebih optimal. Kebetulan, Pendiri TBM Lentera Pustaka tidak bisa ikutan di acara ini.

 

Para relawan tetap komitmen berkiprah di taman bacaan sebagai aktualisasi diri untuk berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Karena di zaman begini, tidak mudah juga mencari tempat bergaul atau lingkungan yang sehat. “Yah, kita komit berada di taman bacaan. Karena TBM Lentera Pustaka jadi cara kita memilih pergaulan dan lingkungan yang bisa membuat kita sebagai anak muda lebih punya value di tahun 2025. Mulai menghindari pergaulan yang kurang bermakna” ujar Alwi, Koordinator Relawan TBM Lentera Pustaka malam tahun baruan.

 

Sambil barbaque-an, relawan TBM Lentera Pustaka larut dalam canda tawa dan diskusi malam. Dari sini, setidaknya ada banyak pelajaran yang bisa diperoleh dari malam tahun baruan ala relawan TBM Lentera Pustaka. Pesan moral yang penting untuk tahun 2025 diantaranya:

1. Kita tidak perlu mati-matian untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Tapi cukup menjadikan diri sendiri lebih baik dari tahun sebelumnya.

2. Teruslah berbuat baik dan menebar manfaat di manapun. Jangan jahat kepada orang lain karena bila dibalas dengan kebaikan oleh orang lain ya g kita jahati, malunya bisa sampai ke akhirat.

3. Berkiprah di taman bacaan itu menyenangkan orang lain bahkan membahagiakannya, maka semua perbuatan itu akan kembali kepada diri kita sendiri nantinya.

4. Pergaulan atas dasar kebijaksanaan dan jiwa yang besar itu tidak akan pernah tunduk pada keadaan, namun akan menemukan jalannya sendiri seperti relawan taman bacaan.

5. Fokus pada apa yang bisa dikendalikan, jangan pernah peduli pada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan seperti cuaca, tindakan orang lain, atau kejadian masa lalu.

6. Terimalah apapun yang tidak bisa diubah, jangan memaksa untuk mengubah apapun yang di luar jangkauan kita. Untuk apa buang waktu atas hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan?

7. Jadi relawan taman bacaan, ternyata penting untuk membangun kebahagiaan dari dalam dengan membebaskan diri dari kekhawatiran yang tidak perlu. Agar bisa berpikir jernih, bertindak bijaksana, dan menerima kenyataan.

 


Mungkin, sebagian orang menganggap jadi relawan taman bacaan soal sepele. Tapi tidak begitu bayi relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Justru makin komit dan konsisten berkiprah di taman bacaan, ada banyak hal dalam hidup yang makin terasah. Logika terasah, hati jauh lebih terasah.

 

Dengan berbuat baik pada orang lain, justru kita berhasil menciptakan kebahagian diri sendiri. Lebih bisa merasakan kualitas kebahagiaan diri sendiri tanpa perlu membandingkan dengan orang lain. Tidak gelisah atas apa yang sudah berlalu, tidak khawatir akan masa depan. Dan cukup menjalani dan menikmati yang ada hari ini.

 

Bila ikhtiar dan doa sudah dilakukan, maka setiap relawan akhirnya harus menyediakan ruang ikhlas pada setiap harapan. Salam literasi #RelawanTBM #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka