Tiba-tiba kawan saya telepon dan bertanya. “Gue sebentar lagi pensiun, kira-kira mau ngapain ya?” tanyanya.
Sebelum menjawab pertanyaan itu, mungkin kita harus
sepakat dulu. Bahwa setiap orang pasti akan pensiun, cepat atau lambat. Apapun
pangkatnya, jabatannya bahkan status sosialnya. Karena pensiun kaitannya hanya dengan
usia, bukan yang lainnya. Pensiun itu “jatuh tempo” waktu bekerja, saatnya
tidak bekerja lagi. Maka, mau ngapain setelah pensiun?
Tapi sayangnya, survei membuktikan, sekitar 70%
pensiunan pada akhirnya mengalami depresi di hari tua. Tidak sedikit pensiunan
yang mengalami gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Bahkan mengalami
masalah keuangan di hari tua. Kondisi ini terkonfirmasi dengan survey lainnya
yang menyebut 9 dari 10 pekerja di Indonesia saat ini sama sekali tidak siap
untuk pensiun. Sekitar 90% pekerja tidak siap berhenti bekerja hari ini.
Kembali ke pertanyaannya, jadi mau ngapain setelah
pensiun?
Tentu, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Tapi yang
paling prinsip adalah menerima dengan lapang hati saat memasuki usia pensiun. Sikap
menerima dan kelapangan hati inilah yang utama. Karena banyak orang, begitu
pensiun, ngomongnya menerima dan happy. Tapi hatinya nggak menerima dan terlalu
khawatir. Terimalah, siapapun yang pensiun berarti sudah tidak muda lagi.
Terimalah saat pensiun, berarti bekerja hanya sekadar mengisi waktu bukan untuk
kepentingan ekonomi semata. Jadi bila ada pensiunan yang stress atau depresi,
bisa jadi sebabnya karena belum menerima dengan ikhlas bahwa “dia sudah pensiun”.
Terima dulu saja kalua kita sudah pensiun, itu landasannya.
Mau ngapain setelah pensiun? Tidak usah bingung. Pensiun
itu masa istirahat panjang yang bisa digunaan untuk berbagi hal yang positif
dan bermanfaat. Saat p[ensiun, siapapun bisa mengembangkan hobi yang tidak sempat
dilakukan saat bekerja. Bisa melukis, berkebun, atau menulis. Ada pula yang setelah pensin menjadi relawan
sosial, mengabdi di taman bacaan,
mengajar kaum buta aksara, atau bersosial membantu masyarakat. Ada juga
mengikuti komunitas sosial dan bersosialisasi lebih intens dengan rekan sebaya
di hari tua. Bahkan 1 dari 10 pensinann kerjanya hanya traveling, menikmati
hari tua dengan nyaman. Mengunjungi tempat-tempat indah sambil mencicipi
kuliner lokal.
Bisakah saat
pensiun memulai bisnis? Tentu bisa, apalagi yang berjiwa wirausaha. Sangat pas bila
bisa memanfaatkan waktu pensiun untuk memulai bisnis. Akan tetapi, harus
hati-hati. Selain bisnis membutuhkan modal yang besar dan bisa menghabiskan
uang pensiun yang dimiliki, kita bisa apa dengan bisnis tersebut? Bukankah sebelum
pensiun kita hanya bekerja? Lalu dari mana ilmu dan keterampilan berbisnis yang
dimiliki? Makanya, tidak sedikit pula bisnis yang dijalani pensiunan akhirnya
berujung bangkrut.
Kehidupan
setelah pensiun tentu memiliki perbedaan tersendiri. Hari-hari pun pasti terasa
berbeda. Dulu sibuk, sekarang banyak waktu kosong. Dulu punya rutinitas,
sekarang tidak lagi. Dulu punya peran penting di kantor, setelah pensiun merasa
tidak jadi apa-apa. Patut dipahami, saat pensiun terjadi perubahan peran,
perubahan kebiasaan, dan pasti berdampak secara mental pada pensiunan. Seperti
Valentino Rossi yang dulu giat mengikuti kompetisi dan memenangkannya, kini
harus pensiun dan berhenti bertanding. Bahkan coach Shin Tae-yong dulu melatih
timnas Indonesia, kini sudah tidak lagi.
Jadi, mau ngapain setelah pensiun? Maka jawabnya,
sebelum dan saat pensiun, jauh lebih penting mempersiapkan ketersediaan uang
untuk menjalani masa-masa pensiun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari tua,
di saat tidak punya gaji lagi. Agak berat menjalani masa pensiun bila tidak
punya dana pensiun. Jadi sebaiknya siapkan pensiun dengan dana pensiun. Agar
bisa menjalani masa pensiun dengan tenang dan nyaman. Karena pensiun, bukan
soal waktu. Tapi soal keadaan, mau seperti apa kita di masa pensiun? Salam
#YukSiapkanPensiun#EdukasiDanaPensiun#DanaPensiun