Bulan Syawal, sebagai tanda hadirnya Idul Fitri, adalah bulan peningkatan. Meningkat dalam amal ibadah setelah ditempa habis-habisan di bulan Ramadan, di samping kesalehan sosial. Sekaligus sedih “ditinggal” bulan Ramadan yang belum tentu bertemu lagi tahun depan. Sehingga Idul Fitri di bulan Syawal hasrunya tidak hanya identik dengan mudik, silaturahim, pakaian baru, makanan lezat, dan lainnya yang bersifat konsumtif. Tapi juga momen penting untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah.
Karenanya,
Insya Allah besok Minggu sore (14 s.d 23 April 2024), saya bersama anak bungsu
saya Farah G. Elsyarif menunaikan ibadah umroh ke tanah suci Mekah dan Madinah
sebagai perjalanan
mendekatkan diri pada Sang Khalik. Difasilitasi oleh AlHijaz Indowisata dengan
Tour Leader Bagas Wirantoro dan muthowif Ustadz Muhammad Huraibi bersama 43
jamaah lainnya, Insya Allah “hijrah” melalui Dubai sebelum ke Madinah dan Mekah
sebagai momen umroh awal Syawal untuk merenung dan memperbaiki diri dalam ibadah konkret kepada-Nya.
Selain
menghadapkan diri pada kebesaran dan keagungan Allah SWT, umroh Syawal pun
diniatkan menjadi ajang pembersihan diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan
plus mendidik hati menjadi lebih ikhlas dalam berbuat baik dan menebar manfaat
kepada sesama.
Umroh kali ini memang bukan yang pertama.
Tapi melalui umroh Syawal ini, saya berniat untuk belajar
lebih zuhud terhadap dunia. Untuk menjalankan pola hidup yang menjaga diri dari
pengaruh harta atau soal keduniaan. Untuk tidak terlalu sibuk terhadap hal-hal
yang bersifat materi. Tapi lebih fokus pada urusan akhirat. Selain karena
alasan usia, juga untuk menggapai ketenangan hati dan komitmen menebar manfaat
kepada sesama, khususnya melalui kiprah sosial di Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Semoga umroh kali ini
berjalan lancar, sehat dan mendapat ridho Allah SWT.
Dengan berzuhud, seperti memakai ihram
dan melepas pakaian yang berjahit, berarti bersedia untuk menjuauhkan diri dari
sifat iri, dengki, hasud, benci yang ada dalam tubuh ini. Untuk melangkah ke sifat-sifat
Allah, seperti “rahman” dan “rahim”, penuh cinta dan kasih sayang atas nama
kemanusiaaan. Agar lebih peduli kepada orang lain yang membutuhkan uluran
tangan kita.
Umroh
untuk lebih bersemangat dalam mencari akhriat. (At Tabshirah karya Ibnul
Jauzi). Membesarkan asma Allah di Masjid Nabawi dan pintu raudhah (Madinah),
serta menitikkan air mata syahdu kehambaan di Masjidil Haram dan Ka’bah
(Mekah). Untuk menjalankan thawaf, sholat wajib dan sunnah, zikir, i’tikaf, dan
memanjatkan doa terbaik keharibaan-Nya.
Karena saat ber-umroh, siapapun harus bersedia untuk menjauhkan diri dari kesibukan dunia. Untuk lebih banyak berhijrah menuju tempat yang lebih baik sambil merenung untuk selalu memperbaiki diri. Sehingga ibadah apapun, termasuk umroh dan puasa, sejatinya bukan sekadar rirual semata. Tapi mampu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi lebaran menyiratkan. Untuk lebih zuhud terhadap dunia. Salam literasi #UmrohSyawal #TBMLenteraPustaka #HikmahLebaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar