Ketika ada seseorang kawan yang berkata-kata sombong. Bicara setinggi langit. Cukup diamkan saja. Mungkin dia belum tahu. Bahwa sepintar-pintarnya manusia dalam bidang apapun tetap saja dia tidak akan pernah mampu menghitung seluruh nikmat Allah yang telah diberikan. Dan sepandai-pandainya manusia di bidang matematika pun tetap saja tidak akan mampu menghitung seberapa banyak dosa yang telah dilakukannya. Lalu, kenapa masih berani menyombongkan diri?
Dan ketika ada orang lain tidak lagi menghargai sebuah kebaikan
yang kita perbuat juga cukup diam saja. Kita berbuat baik malah dijahati orang
lain, cukup tenang saja, Tidak usah mengumpat atau merasa menjadi orang paling
berjasa. Karena sejatinya dalam hidup, orang memang jarang pernah mengingat dan
menghargai kebaikan. Mereka hanya cenderung dan sering melihat sisi kelemahan
kita. Apapun yang terjadi, tetaplah berbuat dan menjadi baik hingga kapan pun.
Kebaikan sekecil apapun tidak memerlukan pengakuan. Seperti
juga barang bermutu tinggi tidak perlu kata-kata indah seperti iklan. Karena orang
baik dan perbuatan baik tidak perlu membuktikan apa-apa. Baik itu hanya berpegang
pada kejujuran hati nurani sendiri. Tidak perlu menjelaskan apapun kepada siapapun.
Sebab orang-orang yang memahami tidak perlu itu, sementara orang-orang yang
membenci pun tidak percaya itu.
Dalam
hidup, siapapun pasti akan bertemu dengan orang-orang yang bisa membangun dan
menjatuhkan kita. Namun pada akhirnya, keduanya akan menjadi pelajaran berharga.
Maka apapun, tetaplah berbuta baik dan menebar manfaat. Sabar dan bersyukur di
segala keadaan, ucapkan terima kasih atas pertolongan orang lain. Dan yang
penting selalu mampu melihat kebaikan pada diri orang lain, bukan fokus pada
kesalahannnya. Jangan membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Jadilah lebih produktif dan jangan pernah meremehkan potensi diri sendiri.
Jadi, sama sekali tidak perlu menjelaskan apapun kepada orang
lain. Tetaplah berbuat baik sampai akhir. Tebarkan manfaat di mana pun selagi
bisa. Prinsip itulah yang dijunjung tiinggi Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya menjaga komitmen dan
konsistensi dalam meningkatkan kegemaran membaca dan budaya literasi Masyarakat.
Karena di taman bacaan, siapapun dapat belajar. Tentang pentingnya bersikap
realistis dan peduli kepada sesama. Selebihnya, biarkan Allah SWT yang akan menentukan
hasilnya. Maka mintalah kekuatan hati untuk bisa menjalani semuanya.
Dan akhirnya, seperti kata Ali bin Abi Thalib, “Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu." Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar