Ada pesan yang menyuruh, “jangan terlalu berambisi untuk lebih baik dari orang lain. Tapi cukup jadikan diri kita hari ini lebih baik dari yang kemarin”. Maka setiap hari, kerjakan saja yang baik dan bermanfaat. Tidak usah hiraukan perbuatan orang lain yang buruk. Karena kita tidak bisa mengontrol orang lain. Biarkan saja, orang yang buruk akan menanggung akibatnya sendiri.
Baik itu melangkah ke depan dengan pikiran positif,
perangai yang tergerak untuk membantu sesama. Waktu, tenaga, pikiran bahkan
materi dipersembahkan untuk kebaikan. Bukan untuk kepuasan diri sendiri semata.
Menjadi baik pun tidak muluk-muluk. Cukup bersikap tulus kepada orang lain. Dan
yang penting, baik itu datang dari hati bukan dari luarnya saja. Biar tidak ada
yang bilang, baik hanya di depan saja giliran di belakang buruk.
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat ihsan (kebajikan),… dan
Dia melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan.” (An-Nahl: 90).
Itulah dasarnya kenapa harus berbuat baik kepada semua orang. Baik itu
perbuatan, bukan omongan. Bukan pula untuk mendapat pujian atau popularitas.
Maka dalam urusan apapun, bergaullah dengan
orang-orang baik. Tentu, di tempat yang baik. Jangan buang waktu untuk
berurusan dengan orang-orang yang tidak baik. Orang-orang yang kerjanya hanya
membenci, memfitnah, menebar aib, bahkan berprasangka buruk kepada orang lain.
Bila tidak mampu berkata-kata baik maka cukup diam. Bila tidak bisa bertindak
baik maka jangan sampai menyakiti orang lain. Bila tidak mau bersedekah, cukup
tersenyum atau berprasangka baik.
Atas alasan apapun, ketika mood kita berubah buruk,
cukup menahan diri. Dari lisan yang buruk, dari perilaku yang menyakiti. Karena
perintahnya, tetaplah berbuat ihsan (baik). Yaitu bertindak yang menggembirakan
dan menyenangkan. Karena sejatinya, siapapun akan diperlakukan persis seperti
saat kita memperlakukan orang lain.
Tetap berbuat baik, itulah spirit yang dipegang pegiat
literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak
Bogor. Tetap komit dan konsisten membimbing anak-anak yang membaca buku,
mengajar kaum buta aksara, mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah,dan
menjalankan motor baca keliling. Tanpa pamrih, gratis, dan sepenuh hati. Bahkan
lebih dari itu, belasan anak-anak yatim dan kaum jompo selalu disantuni setiap
bulan. Untuk apa? Jawabnya hanya untuk berbuat baik, menebar manfaat, dan
menjadikan taman bacaan sebagai ladang amal semua orang. Hanya ikhtiar yang
baik, selebihnya serahkan kepada Allah SWT.
Karena hukum alam sama sekali tidak bisa dipungkiri.
Siapa yang menanam, maka ia yang akan menuai hasilnya. Siapa yang berbuat baik
akan meraih kebaikan. Sebaliknya siapa yang berbuat buruk, maka keburukan akan
dekat kepadanya. Buatlah kebaikan yang lebih banyak kepada orang lain, di mana
pun dan kapanpun.
Tapi bila
tidak mampu berbuat baik, maka jangan jahat-jahat sama orang lain. Bila tidak
bisa membantu, jangan menyusahkan orang lain. Itulah akhlak manusia yang
literat. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar