Hanya orang yang tidak bahagia dengan dirinya sendiri yang jahat terhadap orang lain. Hanya orang yang tidak mampu menebar manfaat untuk orang lain yang pikirannya buruk dan penuh prasangka. Bahkan hanya orang yang bergelimang pergaulan jelek yang sibuk meremehkan orang lain. Begitulah realitas yang ada saat ini.
Berbagai riset merilis, orang yang sok peduli pada urusan
orang lain ternyata masuk kategori orang-orang yang patut dihindari dalam
pergaulan. Penelitian juga yang mengungkap, sebenarnya mereka yang gemar
merendahkan orang lain atau suka mem-bully adalah individu yang sangat tidak Bahagia
dalam hidupnya. Karena punya banyak waktu untuk mengurusi hidup orang. Tidak
punya waktu untuk memperbaiki diri dan mengurus dirinya sendiri. Paham kan?
Siapakah orang-orang yang tidak bahahai dan berpotensi jahat dalam
pergaulannya. Ada banyak perilaku buruk yang menjadi ciri-cirinya. Di antara
ciri dan perilaku yang palin jelas adalah 1) sering
mengkritik atau menilai hidup orang lain, 2) cenderung menipu dan memanipulasi informasi
apapaun, 3) menyebarkan gosip yang belum tentu benar, 4) selalu bereaksi
negatif atas apapun yang kita lakukan, 5) selalu berkomentar negatif tanpa memberi
Solusi, 6) ingin dominan dan tidak mau tersaingi dalam hal apapun, 7) sanbat senang
melihat kita gagal, 8) tidak peduli dengan perasaan dan sikap orang lain, 9) selalu bermuka dua, dan 10) tidak
bisa dipercaya, sering tidak amanah. Orang jahat itu, biasanya yang dituntut
hak tapi lupa kewajiban. Sehingga orientasi hidupnya merugikan orang lain.
Coba cek di sekitar kita,
mungkin ada orang yang bergaul sana-sini sebagai “pelarian” atas tanggung jawab
yang harus dikerjakannya. Kerjanya menyebar gosip dan menceritakan aib orang
lain yang dirinya sendiri belum tentu baik. Bersumpah membenci orang yang
dianggap musuhnya sepanjang zaman, hingga melakukan perbuatan tercela dan melanggar
agama. Tapi selalu berkora-koar bahwa dirinya orang baik. Adakah yang seperti
itu? Itulah orang jahat dan tidak bahagia.
Maka bila ciri-ciri orang jahat ada
pada diri seseorang, sekalipun kawan dekat kita, sebaiknya berhati-hati dan
hindarilah sesegera mungkin. Jangan lagi bergaul dengan orang seperti itu,
toxic people. Karena orang yang jahat dan tidak menyukai kita dapat menyebabkan
banyak kerusakan dalam hidup kita. Jadi penting, untuk melindungi diri kita
sendiri. Karena orang jahat itu hanya bisa mengomentari hidup orang
lain. Tanpa bisa mengomentari dirinya sendiri. Ibaratnya, orang lain disuruh baik
pada dirinya tapi dirinya begitu-begitu saja. Orang tidak pernah berubah dan
gagal memperbaiki dirinya. Allih-alih
mengakui kesalahannya, orang jahat malah menyalahkan orang lain. Lalu, memanipulasi
situasi untuk membebaskan “salah” dirinya sendiri. Karena bagi orang jahat,
mengakui kesalahan dianggap sebagai tanda kelemahan. Menerima kesalahan menjadi
sesuatu yang harus ditolak!
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa yang telah ditetapkan
sebagai orang yang berbahagia, dia akan dimudahkan untuk beramal amalan orang
yang berbahagia dan sebaliknya orang yang telah ditetapkan sebagai orang yang
akan sengsara maka dia pasti akan dimudahkan beramal amalan orang yang
sengsara.” (al-Bukhari: 1274).
Jadi, Bahagia atau tidak bahagia seseorang itu bukan dari omongan.
Bukan pula dari manipulasi atau rekayasa diri. Tapi lebih terlihat dari apa
yang diperbuatanya, dari manfaat apa yang ditebarkannya? Bukan dari omongannya.
Maka perbaiki terus niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa untuk mendapat
petunjuk dari-Nya. Tetap sabar atas perlakuan orang-orang jahat dan syukuri
saja apa yang ada. Sambil tetap berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun. Jangan
gubris orang lain, apalagi orang yang jelas-jelas berkarakter jahat.
Maka salah satu cara untuk menjauh dari orang-orang jahat dan
menjaga hati agar tetap eling lan waspada, ada baiknya berkiprah di aktivitas
sosial seperti menjadi relawan di taman bacaan. Berbuat yang positif dan mengabadi
kepada orang-orang yang masih membutuhkan uluran tangan dan bantuan kita.
Sekalipun hanya membimbing membaca buku, mengajar kaum buta huruf, mengajar
calistung anak kelas prasekolah, atau menjadi driver mitor baca keliling.
Seperti yang dilakukan relawan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka
di kaki Gunung Salak Bogor. Selain untuk mengabdikan diri secara sosial di
taman bacaan, sekaligus untuk menghindari diri dari pengaruh orang-orang jahat
yang “bertopeng” baik.
Sejatinya, orang-orang jahat dan berprasangka buruk hanya
merugikan dirinya sendiri. Jangan pedulikan sedikitpun orang jahat. Karena
mereka hanya mau menyuruh kita berubah seperti keinginannya tanpa dirinya mau berubah.
Dan ketahuilah, siapapun orangnya yang
membenci kita itu karena hidupnya tidak lebih baik dari kita. Sekali lagi,
jangan pedulikan orang jahat, teruslah melangkah untuk lebih baik! Salam
literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar