Mungkin kita sepakat, bahwa diskusi sebagai cara komunikasi penting dilakukan. Entah urusan pekerjaan, rusan lingkungan atau urusan aktivitas sosial. Selain bentuk interaksi yang efektif, diskusi pun bisa dijadikan cara terbaik untuk mencari solusi sebuah masalah. Maka diskusi di mana pun, fokusnya solusi bukan masalah. Berbeda dengan dengan capres yang kerjanya mencari-cari masalah, dan slaing menjatuhkan. Beda kan diskusi dengan debat?
Siapapun
saat berdiskusi, suka tidak suka, harus punya cara memecahkan masalah. Harus
bisa membongkar dan mencoba memahami masalah
secara jernih dan objektif. Lalu bertukar pendapat, mencari solusinya dari ringan
hingga berat, baik informal maupun formal. Karena diskusi, berarti
menguraikan masalah agar bisa dipecahkan. Mellaui ide dan gagasan yang paling
pas, paling mungkin dilakukan. Bukan memaksa untuk dilakukan.
Mengingat
pentingnya memroses informasi dan mencari solusi (bukan mengumabr masalah), wali
baca dan relawan Tamann Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung
Salak Bogor selalu membangun tradisi diskusi. Selain untuk evaluasi kegiatan
taman bacaan dan program literasi yang ada, diskusi dilakukan menyalurkan ide
dan memecahkan masalah atas problematika di TBM. Untuk mengeksplorasi dan
menemukan makna yang paling pas dalam tata kelola taman bacaan. Karena
sejatinya tidak ada teori yang paling benar di taman bacaan, Maka diskusi
menjadi penting dilakukan secara intensif dan menjadi kultur di TBM. Bolehlah
disebut, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan bila mau berdiskusi.
Tentu saja, tradisi diskusi memberi banyak manfaat.
Selain untuk memecahkan masalah, diskusi bisa menambah wawasan dan pemahaman
terhadap realitas yang ada. Melatih kemampun berbicara, di samping membuka diri
untuk menghargai pendapat orang lain. Saat diskusi, siapapun berjuang untuk menyamakan
visi dan misi. Jadi lebih berani mengambil sebuah keputusan. Dan yang penting,
diskusi juga mampu meningkatkan tradisi intelektual dan sarana memperkuat kepedulian
terhadap pmasalah di lingkungan sosial.
Di TBM
Lentera Pustaka, tradisi diskusi dibangun untuk membangun persamaan bukan
memperbesar perbedaan. Lebih fokus pada solusi, bukan masalahnya. Untuk apa
berdiskusi bila hanya membahas masalah tanpa jalan keluar, Buang-buang waktu
dan tidak efektif sama sekali. Agar komunikasi dan interaksi antar relawan
tetap sehat dan baik lagi bermanfaat.
Bila ada orang marah-marah melulu, bisa jadi dia jarang berdiskusi. Jarang tukar pikiran sehingga bawaannya emosi terus. Maka berdiskusilah
selagi masih bisa. Jangan hanya omong sana omong sini tanpa mau berdiskusi.
Karena tidak ada masalah yang selesai bila hanya diomongkan tanpa dicarikan
solusinya. Membaca buku, kecerdasan, dan pengetahuan memang penting untuk
mengundang perhatian. Tapi tradisi diskusi dan keterampilan komunikasi lebih penting
untuk mengatasi masalah dan bersikap apa adanya, bukan ada apanya.
Karena
saat berdiskusi, siapapun dengan berjuang untuk berbicara dalam bahasa yang bisa
lebih dimengerti, bukan hanya diperhatikan. Bahasa hati, bukan hanya Bahasa logika.
Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar