Buah semangka lagi viral jadi simbol perlawanan, sekaligus kepedulian terhadap Palestina. Sementara politisi dan partai politik lagi sibuk meraih simpati publik. Hingga anak muda mengaku masih “ingusan” tapi berani-beraninya maju untuk meraih kekuasaan. Semuanya berujung kepada akhlak. Tentang tingkah laku, perangai, atau tabiat seseorang. Dorongan untuk melakukan suatu perbuatan, itulah akhlak.
Dalam riwayat, suatu kali ada seorang laki-laki datang ke
Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling
dicintai oleh Allah? Dan apa amalan yang paling dicintai oleh Allah?" Maka
Rasulullah SAW bersabda, “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang
paling bermanfaat untuk manusia lainnya. Dan amalan yang paling dicintai oleh
Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau
engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya,
atau engkau hilangkan kelaparannya”.
Ternyata, masih kata Rasulullah SAW, berjalan
bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada
ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan
marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya
padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan
di hari kiamat. Serta barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia
memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika
banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka (HR. Ath Thabrani 6/139).
Maka jelas, siapa orang yang paling Allah
cintai? Mereka adalah orang yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain. Entah
dari hartanya, entah dari ilmunya, entah dari waktunya, entah dari
kehadirannya. Dan salah satu jalan agar bisa dicintai Allah adalah dengan
memberikan banyak manfaat kepada sesama. Lalu, kenapa masih belum mau dicintai
pemilik dunia dan seisinya?
Lalu, amal apa yang paling Allah cintai? Atau
amalan apa yang berat bobotnya? Jawabannya, hanya empat, yaitu 1) senangkan
hati orang lain, 2) hilangkan kesusahannya, 3) bayarkan
utangnya, dan 4) hilangkan kelaparannya. Maka hati-hati dalam hidup, bila
bertindak kebalikannya. Hati-hati bila 1) membuat orang lain sedih, 2) justru
membuat orang lain susah, 3) malah menambah utangnya, dan 4) malah membuat
lapar orang lain. Itu bukan perkara kecil, karena semua akan “menyerang balik”
kepada pelakunya.
Karena itu, adalah akhlak terpuji. Bila mau
peduli dan membantu orang lain agar senang. Perbanyaklah menemani orang lain di
saat susahnya. Ikhtiarlah untuk menahan amarah dalam keadaan apapun. Karena di
dalamnya ada dua kebaikan, 1) ditutipi aibnya dan 2) dibuat ridho.
Ketahuilah, di saat orang sedang susah, biasanya
semua orang menjauh. Semua orang mencibir bahkan menggibahinya. Orang-orang
yang senang di kala saudaranya susah. Sementara yang orang yang susah hanya
diam. Mungkin sambil menahan amarah. Maka selalu ada akhlak yang menyertai dari
setiap perbuatan. Baik atau buruk, tergantung orangnya.
Jadi, peduli dan membantu orang lain itu bukan
beban. Justru kebutuhan atau kesusahan orang lain menjadi ladang amal untuk kita.
Agar bisa menyelamtkan kita dari api neraka. Karenanya, bantu orang lain sampai
urusannya selesai. Niatkan karena Allah, itu sudah cukup. Terserah orang lain
mau omong apa?
Sama sekali tidak perlu bikin masalah
dengan orang lain. Jangan buang waktu untuk bertikai dengan orang lain. Tidak
ada gunanya, tidak penting pula. Lebih baik fokus memperbanyak amal dan bekal
sebelum mati. Karena siapapun, pasti akan mati.
Lebih peduli kepada orang lain, membantu
sesama, dan menyenangkan hati orang lain. Itulah spirit Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya untuk menyenangkan
orang lain melalui buku-buku bacaan. Tempat membaca yang mampu mengisi hari-hari
anak-anak di luar jam sekolah. Taman bacaan yang dijadikan ladang amal, itulah
akhlak yang tersirat di dalamnya. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar