Hampir semua orang sepakat. Bahwa baik dan bermanfaat itu penting. Tapi semua orang mau berkiprah di tempat baik dan bermanfaat. Entah karena kesibukan atau lingkungan? Mungkin, tidak akan ada habisnya berdebat soal waktu dan kesempatan. Baik dan bermanfaat itu hanya soal komitmen dan konsistensi. Seperti berkiprah di taman bacaan pun hanya soal komitmen dan konsistensi.
Bila taman bacaan itu baik,
kenapa tidak diurus? Bila TBM itu bermanfaat, kenapa tidak diseriusi? Maka
jadikan TBM sebagai ladang amal, sebagai tempat untuk mengabdikan diri kepada
orang banyak. Tanpa kenal waktu, tanpa peduli usia. Cukup kerjakan saja yang
baik dan bermanfaat. Sebagai ladang amal, sebagai sarana untuk ibadah.
Bukankah bila diri kita diciptakan untuk beribadah,
lantas kenapa engkau tinggalkan?
Bukankah bila kematian kita
takuti, lantas kenapa kita belum mau berbuat baik?
Dan bukankah bila kita tidak
tahu mana amal yang diterima, kenapa kita tidak memperbanyak amalan?
Mau sampai kapan, waktu
dihabiskan untuk hura-hura dan aktivitas yang tidak bermanfaat. Sementara kita
tahu belum tentu berumur panjang. Kita tahu ajal akan menjemput. Mau sampai
kapan kita terus menunda?
Hari ini, di tempat ini (dunia) adalah kenyataan,
sedangkan akhirat hanyalah masih menjadi sebuah cerita. Namun suatu saat nanti,
di tempat ini (dunia) hanyalah sebuah cerita dan akhirat menjadi tempat yang
nyata, tempat penyesalan sekaligus pembalasan.
Maka renungkan sejenak,
tenangkan diri. Untuk berpikir dan bersikap, bila TBM baik dan bermanfaat,
kenapa tidak diurus? Sebagai tempat mengabdi dan membantu orang lain. Sambil
melatih diri untuk selalu syukur dan sabar. TBM adalah praktik baik, maka harus
diurus dengan perbuatan. Karena TBM tidak hidup dari seminar dan ruang diskusi.
Percayalah, baik dan bermanfaat itu ranahnya perbuatan. Itulah filosofi
kebaikan di taman bacaan.
Jadi, mau sampai kapan kita
terus terlena di dunia? Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar