Jumat, 28 Juli 2023

Pentingnya Pola Asuh Pikiran Seorang Pegiat Literasi

Pikiran itu bisa baik bisa jahat. Pikiran pula yang menjadi dasar mengambil tindakan. Kenapa Anda melakukan sesuatu? Karena pikiran yang menyuruhnya. Memang benar, pikiran bukan hanya menggambarkan suasana hati. Tapi juga memerintah apa yang harus dilakukan.

 

Pikiran positif, pasti akan memberikan ketenangan dalam jiwa. Sebaliknya, pikiran negatif pasti membawa pada kekacauan dan keburukan. Jadi tinggal pilih, mau berpikir positif atau negatif? Itulah mengapa, siapapun menata pikiran. Agar tetap positif dan produktif. Pikiran yang tidak ditata dan tidak dibiasakan baik, pasti akan menjadi “musuh” bagi diri sendiri.

 

Di pikiran seorang pegiat literasi. Kehidupan itu bagaikan “ladang”. Jika tidak menanaminya dengan baik, maka yang akan tumbuh adalah ilalang. Sebaliknya “ladang” kehidupan yang ditanami dengan “pikiran buruk”, maka hal-hal buruklah yang tumbuh. Jadi, kita mau menanam yang baik atau buruk?

 

Begitulah pikiran manusia bekerja. Dalam keseharian, pikiran apa yang mau ditanamkan? Pikirannya baik, maka tindakannya pun baik. Berbuat baik, bersedekah atau minimal melemparkan senyum. Tapi bila pikirannya buruk, maka jadi sebab munculnya tindakan yang jahat. Bergibah, menebar aib, bahkan mengambil yang bukan menjadi haknya.

 

Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika tidak mengisi pikiran dengan hal yang positif, maka hal negatif akan menguasai pikiran kita. Saat kita berpikir jelek tentang apapun, maka kita akan menganggap semuanya jelek. Tapi jika kita berpikir yang baik, maka semuanya akan baik. Hidup menjadi lebih berharga, lebih bernilai. Bukan hidup yang diratapi lalu melemparkan kesalahan kepada orang lain. Itu semua karena pikiran.



 

Pikiran baik dan positif itulah yang saya tanamkan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sebagai pegiat literasi, menanamkan orientasi berpikira yang positif di taman bacaan. Dengan penuh komitmen dan konsistensi sepenuh hati. Tentu ditopang sikap sabar dan syukur atas apapun yang terjadi. Dan alhamdulillah, setelah 6 tahun berjalan, kini TBM Lentera Pustaka punya 15 program literasi selain taman bacaan. Ada berantas buta aksara, kelas prasekolah, koperasi simpan pinjam, yatim binaan, jompo binaan, anak difabel, motor baca keliling, dan lainnya. Tidak kurang 200 orang tercatat sebagai pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. Beroperasi 6 hari dalam seminggu dan didukung 5 wali baca serta 12 relawan. Jelas sudah, semuanya berawal dari pikiran baik maka tindakan di taman bacaan pun baik.

 

Apapun tindakan dan perilaku kita, semua bermula dari pikiran. Maka penting,
untuk menjaga pikiran. Bila pikiran benar maka tindakannya benar. Bila pikirannya baik maka perilakunya pun baik. Lalu, kenapa sekarang masih banyak orang yang berpihak kepada pikiran salah dan buruk?


Seperti “ladang” kehidupan, siapapun bisa menaman “pohon” baik atau buruk. Maka hasil panennya pun sesuai yang ditanamnya. Apapun yang ditanam, maka kita yang akan menanamnya. Ada pohon yang berbau harum, ada yang berbau busuk. Semuanya terjadi akibat pikiran dan tindakan diri kita sendiri. Hanya soal waktu yang akan membuktikannya, cepat atau lambat.

 

Jadi, jangan anggap enteng pikiran. Latihlah pikiran untuk selalu memikirkan hal-hal yang baik dan benar. Agar hidup kita bisa memberikan “bau harum” bagi lingkungan sekitar. Terlepas dari berapa banyak salah kita yang dipikirkan orang lain? Tetaplah berpikir positif. Karena bila kita salah, orang lain pun belum tentu benar.

 

Salam pikiran seorang pegiat literasi, sibuk di taman bacaan dan sibuk untuk hal-hal yang baik terbukti mampu menaklukkan pikiran-pikiran negatif. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar