Hampir setiap Minggu, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor selalu ada tamu yang berkunjung. Ada yang sekadar datang melihat aktivitas taman bacaan, ada yang ber-bakti sosial, dan ada yang mengisi acara. Ada pula yang datang hanya melihat-lihat, ngobrol atau mengkonfirmasi untuk penelitian skripsi. Dengan sengaja (bukan kebetulan), mereka datang untuk menengok aktivitas taman bacaan. Itu nyata dan terjadi.
Kenapa banyak tamu yang datang ke taman bacaan?
Selain soal komitmen dan konsistensi yang sepenuh hati, mengelola taman
bacaan sangat butuh mentalitas. Ya, mentalitas. Tentang cara berpikir dan
bertindak di taman bacaan. Sikap pantang menyerah dan ikhlas berkiprah di taman
bacaan, sebagai jalan sunyi pengabdian yang tidak digemari banyak orang. Nah,
di antara mentalitas penting di taman bacaan adalah menyingkirkan “tiga dinding
penghambat” di taman bacaan yaitu: 1) pesimis, 2) penyerah, dan 3) tanpa tujuan.
Realitasnya, taman bacaan memang harus bersikap tidak pesimis, tidak
penyerah, dan punta tujuan jelas. Karena di luar sana, tidak sedikit orang-orang
yang sehari-hari hidup dalam pikiran dan tindakan yang pesimis, penyerah, dan
tanpa tujuan.
Orang pesimis hanya akan berkata, "Apa betul masih bisa lagi? Kalau
ternyata nggak bisa gimana?" Maka tidak ada lagi yang bisa dikerjakan atau
dilakukan. Sementara orang yang penyerah pun begitu. Hanya berucap “Cukuplah
segini aja. Sepertinya sudah mentok dan nggak bisa lagi!" Sehingga gagal
mencoba lagi lalu terpaku dengan keadaan. Sedangkan orang tanpa tujuan,
biasanya mengerjakan sesuatu tapi tidak punya visi dan tujuan yang jelas. Senang
berkata, "Yah, saya sih hanya lakukan saja. Karena memang saya nggak bisa
lagi?".
Pesimis, penyerah, dan tanpa tujuan. Jangan taman bacaan, siapapun orangnya
harus berani menghindar dari ketiga mentalitas penghambat itu. Maka di TBM
Lentera Pustaka, saya selalu membangun sikap optimis, pantang menyerah, dan selalu
ada tujuan yang jelas. Apapun yang dikerjakan dilandasi keyakinan besar dan
daya juang yang tinggi. Karena apapun di dunia ini, pasti "masih bisa lagi"
untuk ditingkatkan. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan bila Allah SWT berkehendak.
Maka jangan “bunuh” setiap ide dan gagasan baik dengan mentalitas pesimis,
penyerah, dan tanpa tujuan.
Mentalitas penting bagi siapapun. Bahwa "yang cepat pasti mengalahkan
yang besar". Itulah prinsip mentalitas di taman bacaan. Maka jangan meremehkan
kecepatan. Cepat dalam berpikir, cepat dalam action. Cepat mengambil keputusan.
Cepat untuk eksekusi setiap rencana. Bila saya atau taman bacaan tidak punya
kelebihan, maka hanya kecepatan yang bisa dilakukan.
Dulu saat saya masih muda, pakai hape Samsung selalu merasa minder bila
dibandingkan hape Nokia. Karena Nokia sudah terlalu besar, Seperti tidak ada
peluang lagi hape merek lain untuk merebut pasar Nokia. Tapi apa yang terjadi
saat Android dirilis? Samsung bertindak cepat menggandeng Android. Sementara
hape Nokia hanya diam saja karena merasa sudah besar. Dan hasilnya? Hari ini hape
Samsung “mematikan” hape Nokia. Itulah bukti, “yang cepat mengalahkan yang
besar”.
Jadi, kenapa banyak rencana kita gagal terwujud? Bisa jadi, jawabnya
karena kita terlalu pesimis, penyerah, dan tanpa tujuan atas apa yang
diperbuat. Sehingga kita gagal bertindak cepat untuk mewujudkannya. Kita
terlalu banyak ngobrol yang tidak penting, terlalu banyak diskusi di grup WA
yang tidak berdampak apapun, dan mungkin kebanyakan rebahan.
Jujur saja dan sebagai evaluasi diri. Kita sering tertinggal jauh di
belakang. Karena kita sering menunda dan gagal bertindak cepat. Mentalitasnya
pun sering pesimis, penyerha, dan tanpa tujuan. Maka hari ini, penting untuk
bertindak cepat. Cepat mengambil keputusan untuk berbakti di taman bacaan,
cepat untuk berkreasi apapun asalkan baik dan bermanfaat.
Karena apapun, prinsipnya sederhana bahwa "yang cepat akan mengalahkan
yang besar". Salam literasi! #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
#PegiatLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar