Agak memprihatinkan nasi banak-anak Indonesia di era digital. Selain makin gandrung gawai, ketersediaan akses bacan pun kian minim. Maka dampaknya, minat baca anak-anak dituding jadi rendah. Padahal, membaca buku sejatinya bukan terletak pada minat baca. Tapi lebih kepada akses bacaan.
Karena tidak tersedianya
akses bacaan, konsekuesni anak-anak lebih banyak main atau menonton. Waktunya
habis bukan untuk membaca buku. Sehingga wajar minat baca menjadi rendah.
Realitas itu terjadi karena tidak adanya akses bacaan ke anak-anak, apalagi
yang tinggal di daerah atau jauh dari jangkauan perpustakaan.
Maka atas dasar realitas itulah,
Syarifudin Yunus, seorang pegiat literasi Taman Bacaan Lentera Pustaka Bogor
yang berprofesi dosen PBSI FBS Unindra selalu menyempatkan waktunya di hari Minggu
untuk keliling menjalankan program MOtor BAca KEliling (MOBAKE) sebagai salah
satu program dari Taman Bacaan Lentera Pustaka. Dengan membawa 200 buku di boks
dan 2 buah tikar, Syarif setiap Minggu sore menyusuri jalan-jalan berliku hanya
untuk menyediakan akses bacaan.
Seperti yang dilakukannya
pada Minggu (19/02/202), Syarif menyambangi Kampung Jami Desa Sukaluyu. Memarkir
motor baca keliling di pos ronda lalu 8 anak-anak pun datang menghampiri untuk
memilih dan membaca buku bersama. Syarif pun ikut membacakan buku untuk
anak-anak yang belum bisa membaca. Ada suasana beda, saat melihat anak-anak
membaca buku. Setelah beroperasi 1 jam lamanya, anak-anak pun mengembalikan
buku bacaan ke boks yang ada di motor.
Tanpa pamrih tanpa gengsi,
Syarif secara rutin mengendarai MOtor BAca KEliling (MOBAKE) setiap Minggu. Hanya
untuk mendekatkan buku-buku bacaan kepada anak-anak usia sekolah. Agar terbentuk
kebiasaan membaca, di samping mampu menekan angka putus sekolah yang “mengahantui”
daerah tersebut. Memang aktivitas motor baca keliling terkendala masalah cuaca
dan hujan, Tapi dengan semangat pantang menyerah dan penuh komitmen, hingga
kini Syarif terus menjalankan aktivitas motor baca keliling yang sudah berjalan
dua tahun ini.
Motor baca keliling, bisa jadi hanya
perbuatan kecil untuk meningkatkan kegemaran membaca secara konkret. Selain
untuk mengataasi minimnya akses bacaan, harapannya motor baca keliling pun
dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang literat. Salam literasi #MoBaKe #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar