Sebagai upaya mengumpulkan data dan informasi terkait program pensiun sukarela di lapangan, tim kajian Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI melakukan site visit peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) sektor informal di Klaten Jawa Tengah (20/7/2022). Tim BKF dan Universitas Brawijaya didampingi Prospera, Asosiasi DPLK, DPLK Bank Jateng, dan Bank Jateng Capem Klaten menemui langsung 3 (tiga) peserta DPLK sektor informal yang bekerja sebagai pedagang rempah-rempah, pengepul, dan pemilik warung.
Ternyata
ada hal yang menakjubkan dari program pensiun sukarela seperti DPLK. Seperti
yang dilakukan Ibu Erna, pedagang rempah-rempah di Pasar Klaten. Dia memiliki 4
rekening DPLK dengan setoran iuran rata-rata Rp. 1 juta per bulan yang
didedikasikan untuk hari tua, di samping menambah dana Pendidikan anak. Dengan
masa kepesertaan sudah lebih dari 12 tahun, Erna secara sukarela memiliki
program pensiun sukarela DPLK untuk keperluan di hari tuanya.
Begitu
pula Ibu Sugeng yang bekerja sebagai pengepul kardus memiliki 2 rekening DPLK atas
kesadarannya sendiri menabung untuk hari tua, rata-rata sebesar Rp. 1 juta per
bulan. Sementara Ibu Marni, pemilik warung menyisihkan Rp. 200 ribu per bulan untuk
keperluan umroh di hari tua. Sekalipun keduanya tidak berpenghasilan tetap
namun tetap mampu membayar iuran DPLK secara regular dan telah menajdi peserta
DPLK di atas 10 tahun.
Melalui
site visit peserta DPLK sektor informal ini dapat ditegaskan 1) adanya
kesadaran sektor informal untuk menyiapkan masa pensiun dan hari tua melalui
DPLK, 2) perlunya edukasi tentang manfaat DPLK untuk hari tua secara tepat, dan
3) minat program pensiun sukarela seperti DPLK di sektor informal tetap ada dan
berpotensi untuk berkembang. DPLK sebagai alternatif pendanaan hari tua pun
bisa jadi pilihan untuk mengkalkulasikan kesiapan dana pekerja informal di hari
tua dan pemanfaatannya. Sekalipun mereka tidak mendapatkan fasilitas perpajakan
atau tidak terlalu peduli terhadap hasil pengembangan yang diperolehnya.
Intinya, menabung untuk hari tua atau masa pensiun.
Site
visit ke peserta DPLK sektor informal ini menjadi bagian dari pemetaaan dan
realitas objektif program pensiun sukarela di sektor informal. Seiring penyusunan
kajian prioritas nasional tahun 2022 bertajuk “Grand Design Sistem Pensiun
Nasional dalam rangka Penguatan Perlindungan Sosial di Hari Tua dan Akselerasi
Akumulasi Sumber Dana Jangka Panjang”. Ada 13 subtopik kajian yang dilakukan, salah satunya
terkait dengan strategi pengembangan program pensiun sukarela.
Selain
site visit ke peserta DPLK sektor informal, tim kajian pun melakukan focus
group discussion (FGD) tentang strategi pengembangan pensiun sukarela dan perlindungan
pensiun bagi pekerja formal swasta di Semarang hari ini (21/7/2022) dan dilanjutkan
di Bandung Minggu depan. Seperti diketahui, hasil survei menyebutkan 9 dari 10
pekerja di Indonesia tidak siap untuk pensiun. Hal itu dikarenakan tidak adanya
perencanaan masa pensiun yang berkualitas saat masih bekerja. Karena itu,
pensiun bukan gimana nanti tapi nanti gimana? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK
#ProgramPensiunSukarela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar