Survei bertajuk Future of Retirement, Bridging The Gap (HSBC, 2019) menyebut 9 dari 10 orang Indonesia belum siap menghadapi masa tua tanpa pekerjaan. Maka dapat dikatakan, 90% pekerja di Indonesia tidak siap untuk penisun. Hal itu terjadi karena sebagain besar pekerja di Indonesia tidak memiliki program pensiun untuk hari tuanya. Karena faktanya hari ini, tidak lebih dari 6% dari 57 juta pekerja formal di Indonesia yang sudah memiliki program pensiun.
Banyak pekerja lupa. Bahwa di era digital yang serba kompetitif
saat ini, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Akibat kondisi ekonomi
yang belum membaik atau karena kesulitan yang dialami perusahaan. Dan “terpaksa”
harus memberhentikan pekerjanya. Sementara uang pesangon, belum tentu
dibayarkan sesuai regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.
Harus dipahami, setiap pekerja pasti akan berhenti bekerja.
Cepat atau lambat, entah akibat pensiun, meninggal dunia atau karena di-PHK.
Karena itu, masa pensiun menjadi penting untuk dipersiapkan sejak dini. Di
zaman begini, pekerja bahkan perusahaan tidak boleh meremehkan program pensiun.
Karena bekerja hari ini pun untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera,
bila waktunya tiba.
Maka kini, setiap pekerja
patut mengubah mind set tentang
masa pensiun. Bahwa bekerja tidak berlangsung seumur hidup. Siapa pun pasti
akan berhenti bekerja dan masa tua pun pasti datang. Lantas, apa yang sudah
dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari tua? Karena itu, masa pensiun bukan lagi “gimana nanti” tapi “nanti
gimana”. Jangan abai terhadap persiapan masa pensiun.
Tentu,
ada banyak cara untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Mulai dari
menabung, investasi atau menyiapkan dana cadangan untuk hari tua. Namun
intinya, setiap pekerja tidak boleh meremehkan masa pensiun. Sejahtera atau
tidaknya pekerja di hari tua harus dipersiapkan sejak dini. Harus punya
keberanian untuk menyisihkan sebagian gaji untuk program pensiun. Berani menabung
sejak dini di masa bekerja untuk kebutuhann sehari-hari di masa pensiun.
Dalam
kondisi ekonomi yang tidak pasti, setidaknya ada 3 (tiga) alasan, kenapa pekerja
harus mengubah mind set atau cara pandang tentang masa pensiun, yaitu:
1.
Masa pensiun itu bukan soal waktu
tapi soal keadaan. Masa pensiun bukan soal waktu yang masih lama tapi
keadaan seperti apa yang diharapkan saat masa pensiun tiba? Masa pensiun yang
lebih sejahtera daripada masa bekerja atau sebaliknya.
2.
Masa
bekerja bukan soal kebutuhan dan gaya hidup semata tapi soal keberanian menabung
untuk masa pensiun. Sudahkah pekerja berani menyisihkan sebagian kecil
gajinya untuk masa pensiun. Agar tidak berdalih tentang kebutuhan hidup semata
namun tetap bergaya hidup dan konsumeris.
3.
Masa
pensiun bukan untuk ditakuti tapi untuk dipersiapkan. Cepat atau lambat, setiap
pekerja pasti pensiun maka apa yang sudah dipersiapkan sebelum hari tua tiba.
Mumpung belum terlambat. Ada
baiknya setiap pekerja mulai mempersiapkan masa pensiun. Bukan untuk kaya di
hari tua tapi untuk memenuhi kebutuhan di hari tua, di samping untuk
mempertahankan gaya hidup seperti saat masih bekerja. Agar tidak menyesal di
hari tua dan lebih nyaman di masa pensiun.
Bagaimana
caranya untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera?
Tentu,
ada banyak cara. Asalkan kesadaran akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun sudah
dilakukan. Salah satunya dapat diwujudkan melalui program pensiun DPLK (Dana
Pensiun Lembaga Keuangan) yang ada di pasaran. Melalui DPLK, setiap pekerja
dapat menjadi peserta program pensiun iuran pasti (PPIP). Dengan menyetor sejumlah
iuran (dana) yang nantinya seluruh akumulasi dana dan hasil pengembangannya
dibukukan atas nama peserta sebagai manfaat pensiun yang siap dibayarkan. Bila masa
pensiun tiba.
Dapat
dikatakan, DPLK adalah “kendaraan” yang paling pas untuk menuju masa pensiun
yang sejahtera. Maka jangan lagi remehkan masa pensiun, mulailah untuk
mempersiapkan hari tua yang lebih berkualitas. Kalau bukan kita, siapa lagi
yang harus mempersiapkan masa pensiun kita sendiri?
Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #EdukatorDanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar