Suatu kali, seorang kawan yang bekerja bertanya. “Apa
untungnya saya punya dana pensiun?”. Terus terang, agak sulit bila dana pensiun
dilihat dari untung-rugi. Karena dana pensiun, sejatinya hanya soal perencanaan
keuangan untuk masa pensiun. Untuk mempersiapkan hari tua saat tidak bekerja
lagi. Jadi dana pensiun, bukan soal untung rugi. Tapi soal kesadaran untuk
mempersiapkan masa pensiun. Agar lebih nyaman, lebih sejahtera di hari tua.
Masa pensiun, cepat atau lambat pasti akan dialami
setiap orang, setiap pekerja. Tapi masalahnya, apa yang sudah dipersiapkan
setiap pekerja untuk masa pensiunnya sendiri? Siapa pun dan bekerja sebagai apa
pun, pasti akan berhenti bekerja. Entah atas sebab usia pensiun, pemutusan
hubungan kerja (PHK) atau meninggal dunia. Jadi, masa pensiun memang bukan sola
waktu. Tapi soal keadaan, mau seperti apa saat pensiun nanti?
Salah satu riset menyebutkan "9 dari 10 orang
Indonesia sama sekali tidak siap untuk pensiun ". Kondisi itu terjadi
karean ketidak-siapan. Tidak siap atas dana yang dimiliki untuk masa pensiun.
Belum ada dana yang cukup berhenti bekerja. Jangan untuk bergaya hidup seperti
saat bekerja, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat pensiun saja belum
jelas sumber dananya dari mana?
Maka fakta membuktikan. Dari 100 pensiunan di
Indonesia, ada 70% pensiunan yang akhirnya mengalami masalah keuangan. Sementara 20% pensiunan "terpaksa"
tetap bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hanya 10% pensiunan yang benar-benar hidup sejahtera di hari tua. Maka mempersiapkan
masa pensiun tidak dapat dianggap sepele. Harus ada keberanian dan kesadaran setiap
pekerja untuk mendanakan masa pensiunnya sendiri.
Selain untuk memastikan keberlanjutan ketersediaan
dana di hari tua, dana pensiun juga diperlukan pekerja untuk mempersiapkan
tingkat kehidupan yang layak di hari tua. Apalagi saat ini, angka harapan hidup
orang Indonesia semakin lama, mencapai 72 tahun. Bayangkan bila usia pensiun di
56 tahun, maka masih ada 16 tahun masa kehidupan yang harus dijalani saat pensiun.
Lalu, dari mana sumber biaya untuk kebutuhan sehari-hari apalagi pekerja swasta?
Lalu,
berapa uang pensiun yang dimiliki seorang pekerja saat pensiun? Tentu relatif.
Sangat bergantung pada kapan memulai dan berapa besaran dana yang disimpan
untuk pensiun. Sebagai ilustrasi, seandainya seorang pekerja menyisihkan Rp.
500.000 per bulan untuk dana pensiun (khususnya melalu Dana Pensiun Lembaga
Keuangan – DPLK) dengan usia pensiun di 56 tahun, maka setidaknya akumulasi
dana pensiun bisa mencapai Rp. 1.870.500.000,- (lihat table ilustrasi).
Jadi, dana pensiun prinsipnya sederhana. Makin cepat jadi peserta dana pensiun, maka makin besar uang yang akan diperoleh di masa pensiun. Karena uang pensiun sangat bergantung pada: 1) usia masuk, 2) besaran iuran yang disisihkan, dan 3) jangka waktu menjadi peserta dana pensiun. Dan yang paling penting, setidaknya ada 3 (tiga) manfaat seorang pekerja punya dana pensiun:
1. Ada pendanaan yang pasti untuk masa pensiun.
2.
Ada hasil investasi yang optimal
selama menjadi peserta.
3. Ada insentif perpajakan
saat manfaat pensiun dibayarkan, hanya 5% dari akumulasi dana pensiun yang
diperoleh.
Sayangnya, saat ini banyak pekerja belum punya dana pensiun. Punya gaji tapi tidak punya persiapan masa pensiun. Maka apa yang sudah dipersiapkan untuk masa pensiun? Maka mulailah untuk lebih bijak memperlakukan uang hari ini masa pensiun. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukatorDanaPensiun #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar