Dunia literasi dan taman bacaan itu harus punya sikap. Sikap untuk menebar manfaat kepada orang lain, khususnya anak-anak demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi di tengah era digital. Sikap untuk melakukan alias eksekusi, bukan opini atau diskusi.
Maka pegiat literasi, bukan tanpa
tantangan. Tidak sedikit orang yang tidak peduli bahkan nyinyir terhadap
aktivitas taman bacaan. Maka solusinya, selagi yang dikerjakan baik biarkanlah
prasangka atau omongan buruk orang lain di seputar taman bacaan. Karena ingat,
mereka memang manusia yang belum kelar sama dirinya sendiri. Jadi apalagi bila
bukan peduli urusan orang lain.
Pegiat literasi harus punya sikap.
Seperti yang saya lakukan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di
kaki Gunung Salak Bogor. Setekah 5 tahun berdiri, kini TBM Lentera Pustaka jadi
tempat membaca 130-an anak dari tadinya hanya 14 anak. Koleksi bukunya mencapai
lebih dari 10.000 buku dari tadinya 600 buku. Bahkan kini punya 14 program
literasi dari yang tadinya hanya 1 program yaitu taman bacaan saja. Dari tidak
punya relawan, kini ada 18 relawan yang bergabung dan membantu aktivitas taman
bacaan. Maka sekali lagi, pegiat literasi harus punya sikap. Jangan gubris orang-orang
yang nyinyir dan tidak peduli pada literasi dan taman bacaan.
Sebagai pegiat literasi, saya bersikap
hanya tiga hal dalam hidup ini, yaitu:
1. Pegiat literasi asal tidak merugikan
siapa pun dan orang lain maka kerjakanlah yang baik.
2. Pegiat literasi itu mampu bertahan
hidup bukan karena siapa pun tapi karena jalan hidup yang ditentukan Allah SWT.
3. Pegiat literasi harus tetap konsisten
menebar manfaat kepada banyak orang, apa pun kondisinya. Karena sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain sekaligus memeprsiapkan
diri untuk kembali ke kampung akhirat.
Maka saat ber-literasi, jangan pernah
peduli apa pun yang dikatakan orang lain. Kerjakan saja apa pun yang terbaik
dan jadikan taman bacaan sebagai ladang amal. Di mana pun dan hingga kapan pun.
Ketahuilah, di dunia ini termasuk orang-orang
yang nyinyir dan banyak omong. Tidak ada satu pun yang sempurna. Karena
kesempurnaan nyaris tidak mampu diraih siapa pun. Tapi kita hanya bisa
melakukan yang terbaik sekalipun hanya di taman bacaan.
Hari ini, banyak orang menuntut kita
untuk sempurna. Tapi mereka sendiri tidak pernah sempurna. Bahkan mungkin,
tidak melakukan apa pun untuk kebaikan. Itulah mengapa, pegiat literasi pun
tidak boleh menuntut orang lain untuk sempurna.
Maka pegiat literasi, teruslah berbuat
baik. Jadilah diri sendiri dan apa adanya. Sambil katakan, bahwa kita tidak
bisa menjadi seperti orang lain. Dan orang lain pun tidak akan pernah bisa
seperti diri kita. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar