Saat ditanya, bagaimana menulis yang paling gampang?
Jawab saya, menulis yang paling gampang
adalah seperti kita ngobrol atau ngomong. Yang penting, tuliskan saja setiap ide
dan pikiran seperti saat ngomong. Karena tidak ada resep paling jitu dalam
menulis, selain ditulis, ditulis, dan ditulis. Untuk apa rajin ikut pelatihan
menulis tapi tidak pernah menulis? Untuk apa pula ide dan gagasan banyak di
kepala tapi tidak pernah dituangkan jadi tulisan?
Jadi, tips paling sederhana dalam
menulis. Adalah ditulis, ditulis, dan ditulis. Bukan diseminarkan apalagi
diniatkan saja. Karena menulis adalah prakti, bukan teori, Menulis juga
keberanian bukan pelajaran. Menulislah seperti kita ngomongin orang, segampang
dan selancar itulah menulis. Okay?
Seperti saya dan kedua anak laki-laki
saya (Fahmi dan Farid). Pada tahun 2015 silam, di bulan puasa. Setiap malam
seusai sholat tarawih selalu ngobrol soal-soal ringan tentang ibadah puasa. Dari
kegelisahan, dari realitas. Selalu saja ada yang dibahas. Sebulan penuh ngobrol
dan akhirnya terbitlah buku kumpulan cerpen "Surti Tak Mau Gelap
Mata". Sebuah kisah reflektif dan motivatif religi modern. Agar menjadi
hikmah bagi pembaca. Sebuah kumpulan cerpen renungan kehidupan. Bahwa dalam
hidup ini, “tak sulit bagi yang mau, tak mudah bagi yang enggan …"
Sebagai pendiri Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak pun begitu, Saya selalu menuliskan
apa pun aktivitas dan kegiatan di taman bacaan. Karena taman bacaan adalah
tempatnya perbuatan baik. Maka setiap yang baik pun harus dituliskan. Agar jadi
pelajaran orang-orang media sosial. Bila galau, resah atau benci saja mampu
dituliskan. Kenapa aktivitas taman bacaan tidak mau dituliskan? Ketahuilah, setiap
kebaikan yang dilakukan pasti akan kembali kepada yang melakukannya. Begitu pula
sebaliknya. Tulis, tulis, dan tulis.
Tips jitu menulis adalah tulis, tulis,
dan tulis, Bukan niat tanpa mau menuliskan. Bukan pula ngobrol tapi tidak
pernah menulis. Dan bukan pula rajin seminar menulis tapi tidak ada karya yang
bisa dihasilkan. Seperti kata Ali bin Abi Thalib, “semua
orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan
dirimu di akhirat kelak. Lalu diperkuat oleh Imam Al-Ghazali yang berkata, “Kalau
kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah
penulis". Ya, sesederhana itulah menulis.
Maka tuliskanlah, apa pun dan di mana
pun. Agar bisa dibaca orang lain atau minimal jadi renungan untuk diri sendiri.
Karena sebaik-baik manusia adalah yang berani melakukan introspeksi diri
(muhasabah diri). Karena siapa pun yang belum atau tidak menulis, maka ia belum menjadi dirinya sendiri. Salam literasi #PegiatLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar