Ajarkan anak tetap jadi dirinya sendiri; tanpa perlu menjadi diri orang lain. Hanya cinta yang meneduhkan hati anak-anak pinggiran.
Itulah
amanat buku kumpulan Cerpen “Anak-anak Pinggiran” karya Mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI yang
diluncurkan di TBM Lentera Pustaka Bogor, Minggu (22/5/2022). Buku ini
merupakan hasil kuliah menulis kreatif sebagai praktik, bukan teori.
Buku ini menyelipkan pesan, banyak orang
menginginkan anak-anaknya menjadi benar-benar baik. Tapi di saat yang sama,
mereka tidak tahu cara dan ikhtiar untuk melakukan apa yang terbaik. Bahkan
tidak sedikit orang tua yang lupa, bahwa anak adalah kekuatan ilahi untuk
memanggil kepedulian. Seperti anak-anak pinggiran yang selalu punya harapan dan
mampu menjadi cahaya untuk mempersempit perjuangan melawan kegelapan. Anak-anak
pinggiran hanya ingin mengingatkan. Untuk mengecup kening anak agar tetap
nyaman bersandar di bahu orang tua. Seberapapun rasa itu, ajarkan anak
tetap jadi dirinya sendiri; tanpa perlu menjadi diri orang lain.
Kumpulan Cerpen “Anak-anak Pinggiran’ merupakan bagian dari
proses menulis kreatif yang dialami mahasiswa secara langsung, selama kuliah. Mahasiswa yang “berproses” dalam mempelajari, mencipta, dan menerbitkan karyanya sendiri. Karena mereka percaya bahwa belajar sastra harus dimulai dan
berakhir dari yang tertulis. Inilah karya sebagai cerminan bahwa menulis kreatif
adalah perbuatan, bukan pelajaran. Kuliah dengan cara yang berbeda. Di era Merdeka Belajar, keberanian mahasiswa
untuk melahirkan karya dan mampu mengekspersikan daya kreatif menjadi penting
untuk dipacu. Buku ini pun menjadi karya reflektif dan motivatif sebagai saksi
perjalanan kepedulian terhadap anak-anak di tengah gempuran era digital.
Menurut Syarifudin Yunus, dosen pengampu Menulis Kreatif Universitas Indraprasta PGRI, buku ini menjadi cerminan sikap reflektif terhadap cara pandang 96 mahasiswa yang menulis cerpen tentang sikap peduli terhadap anak-anak. “Buku ini adalah ekspresi mahasiswa terhadap persoalan anak-anak. Kaum muda yang mengekspresikan daya kreatif dan imajinasinya ke dalam cerita pendek. Kaum muda yang menyuarakan pentingnya mendengarkan suara hati anak-anak pinggiran,” ujar Syarifudin Yunus dalam peluncuran hari ini di Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar