Hidup di era digital, makin banyak orang yang tidak tahan godaan. Gagal mengelola nafsu dunia dan gaya hidup. Tergoda pergaulan, tergoda media sosial, bahkan mudah tergoda kantongnya. Hingga memaksa diri dan terliat utang piutang. Godaan memang sifatnya mengganggu, menggoda keteguhan hati siapa pun.
Godaan, apa pun bentuknya sulit dihindari.
Selalu ada godaan di mana pun dan kapan pun. Mendengar azan malah malas sholat.
Gampang marah, mudah iri hati, membenci atau memusuhi orang lain adalah contoh
sederhana dari godaan. Semua penyakit hati yang menyesatkan pun jadi godaan yang
selalu menghantui hidup manusia. Karena itu, penting mengetahui ciri-ciri
godaan, yaitu: 1) tiap godaan itu kian menjadi-jadi bila dibiarkan maka harus
dilawan, 2) godaan itu tipuannya tersembunyi alias tidak terungkap,
3) godaan selalu membidik bagian terlemah seseorang, 4) godaan gemar pada orang
yang ceroboh, dan 5) godaan mengundang nafsu agar terjerembab pada perbuatan
jahat. Contoh godaan misalnya: bermain game berlama-lama, nongkrong membuang-buang
waktu, hingga menebar aib orang lain dan sebagainya.
Intinya, semua godaan senantiasa menjerumuskan seseorang ke dalam
kejahatan dan menghalanginya untuk berbuat baik. Maka dari itu, hindari setiap
pengaruh buruk dalam hal apa pun. Hanya dibutuhkan sikap tegas tanpa kompromi dan berani berkata tidak untuk setiap godaan
yang muncul. Agar mampu terbebas dari kejahatan apa pun, tenta harus diimbangi
ikhtiar dan doa yang baik.
Bila ada hal yang dianggap sepele tapi
berdampak besar dalam hidup manusia, itulah “tahan godaan”. Karena saat ini, banyak orang tidak lagi tahan
godaan. Terlalu mudah diganggu. Atau gampang tergoda nafsu dunia. Maka wajar kian
banyak orang-orang kepo, hoaks, gosip, bahkan fitnah. Orang-orang yang bergaya
hidup konsumtif dan hedonis adalah contoh orang-orag yang tidak tahan godaan. Karena
memang, semua godaan itu pasti lebih menarik, lebih enak.
Seperti yang terjadi di taman bacaan.
Para pegiat literasi pun harus tahan godaan. Harus punya komitmen dan konsistensi
yang kokoh. Agar tetap mau dan ikhlas bergerak di taman bacaan. Demi tegaknya
tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Bila tidak tahan godaan, maka taman
bacaan pasti sepi, pasti tidak mampu bertahan lama. Tidak punya dana operasional,
bukunya tidak ada, atau anak-anak yang membaca hanya sedikit. Semua itu godaan
pegiat literasi di taman bacaan. Lalu bertanya dalam hati, mau diteruskan atau
tidak taman bacaannya?
Literasi tahan godaan, jadi penting
sebagai sikap mental seseorang dan pegiat literasi. Agar tetap mampu bertahan dan
mau menjalankan kebaikan di tengah era godaan yang luar biasa. Karena godaan
ada di mana-mana, datangnya pun tidak bisa diprediksi. Masalahnya, mampu atau
tidak menahan godaan?
Literasi tahan godaan, mungkin sering
diabaikan banyak orang. Tapi tahan godaan itulah yang bisa melanggengkan perbuatan
baik yang sudah dirintis. Untuk tetap tekun dan konsisten dalam menebar manfaat
dan kebaikan di mana pun. Maka esok bila mau lebih baik, siapa pun harus tahan
godaan. Maka di situ diperlukan kurikulum tentang "tahan godaan".
Literasi tentang tahan godaan.
Apalagi besok di bulan suci Ramadhan. Adalah
sarana untuk melatih jadi manusia yang tahan godaan, termasuk menahan lapar dan
haus di siang hari. Literasi tahan godaan, sejatinya mengingatkan siapa pun
untuk kembali ke fitrahnya sebagai manusia yang suci. Salam literasi. #TamanBacaan
#PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar