Ini kisah 3 laki-laki, ayah dan kedua anak laki-lakinya. Dulu di tahun 2006. Saat saya menyelesaikan studi S-2 Manajemen Pendidikan dari UKI Jakarta, kedua anak laki-laki saya masih kecil. Anak ke-1, Fahmi baru umur 9th dan anak ke-2, Farid usia 4th. Itu dulu, 16 tahun lalu.
Tapi hari ini (11/3/2022) sudah berbeda. Kami bertiga, semuanya mahasiswa, di 3 disiplin ilmu dan kampus yang berbeda. Apa bedanya?
- Anak ke-1, Fahmi tepat hari ini, 11 Maret 2022, sore tadi baru saja merampungkan S-2 setelah usai sidang tesis dan berhak menyandang gelar Magister Teknik Informatika dari Pascasarjana Universitas Gunadarma di usia 24th, di samping sehari-hari tetap bekerja.
- Anak ke-2, Farid, saat ini berusia 20th masih di semester 6 Prodi Statistika (peminatan Aktuaria) Universitas Brawijaya (UB) Malang dan akan selesai S-1 pada tahun 2023 nanti.
- Dan saya sendiri, saat ini di usia 51th sedang merampungkan disertasi S-3 Manajemen Pendidikan dari Pascasarjana Unpak Bogor atas beasiswa dari tempat saya mengajar di Unindra. Insya Allah akhir tahun 2022 ini pun rampung. Saya pun aktig mengelola TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor sebagai ikhtiar untuk meningkatkan kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat.
Sebagai orang tua, saya tidak pernah menyeting anak-anak mau jadi apa? Mereka berhak memilih disiplin ilmu yang disukai. Karena bila sudah senang, apa pun pasti dijalani dengan asyik. Saya hanya memfasilitasi dan mendidik mereka. Karena buat saya, anak bukan investasi tapi amanah. Harus "diantar" sampai gerbang kemandirian. Jika sudah mandiri, selesailah sudah tugas orang tua.
Kami tiga laki-laki. Selalu sibuk dengan urusan sendiri, urusan masing-masing. Sama sekali tidak mau sibuk dengan urusan orang lain. Kami hanya fokus pada tujuan hidup masing-masing. Agar mampu bertahan hidup dengan ilmu yang dimiliki dan tidak menyusahkan orang lain.
Prinsip kami sederhana. Pendidikan adalah cara paling gampang untuk mengejar cita-cita. Maka tidak boleh berhenti belajar. Kami, memang tidak seganteng Rio Dewanto, tidak pula sekalem Tom Hiddleston. Mungkin tidak selucu Cak Lontong, atau tidak sekaya Sandiaga Uno. Tapi kami, tiga laki-laki yang punya komitmen dan sikap untuk tetap “peduli terhadap pendidikan”.
Karena kami percaya. Salah satu amal yang terus mengalir sampai nanti di surga. Adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang ditebarkan ke banyak orang. Bukan mengandalkan harta, pangkat apalagi omongan semata. Itulah yang kami sebut "literasi laki-laki". Salam literasi #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar