Kamis, 31 Maret 2022

Di Mana Taman Bacaan Tradisikan Membaca Buku Beramai-ramai?

Harus diakui, melihat anak-anak yang antusias membaca buku beramai-ramai zaman begini sudag langka. Jarang ada lagi komunitas atau tempat untuk anak-anak membaca. Hanya sekadar menyediakan akses bacaan kepada anak-anak. Sebagai penyeimbang aktivitas main gawai, menonton TV, main atau nongkrong sekalipun. Lalu di mana ada anak-anak yang ramai membaca buku?

 

Salah satunya ada di Rooftop Baca TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Seminggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu), sekitar 80-an anak usia sekolah selalu membaca buku di jam baca. Dibimbing oleh wali bacanya, mereka duduk santai sambil membaca buku di rooftop berpemandangan Gunung Salak di sore hari. Kebetulan, Rooftop Baca TBM Lentera Pustaka baru seminggu ini selesai dibangun. Atas dana CSR peduli literasi dan taman bacaan dari Bank Sinarmas. Jadi, seharusnya membahas kegemaran membaca tidak lagi bicara ninat baca anak seperti yang “dituduhkan” dalam berbagai seminar. Membaca buku adalah soal akses bacaan, di mana tempatnya untuk anak-anak membaca? Bahkan lebih dari itu, harusnya tempat membaca seperti taman bacaan masyarakat pun harus mampu menciptakan suasana yang nyaman untuk membaca seperti yang dilakukan TBM Lentera Pustaka dengan Rooftop Baca-nya.

 

Daripada nongkrong atau main, anak-anak sebaiknya diajak untuk membaca buku. Toh hanya pada waktu-waktu tertentu, biasanya disebut “jam baca” di taman bacaan. Maka perilaku dan budaya membaca itulah yang ditumbuhkan di anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka. Padahal sebelumnya, anak-anak kampung di Desa Sukaluyu ini sama sekali tidak punya akses bacaan. Apalagi minat baca karena melihat buku-buku terpampang di rak saja belum pernah. Tapi kini, semuanya berubah. Sejak 5 tahun berdiri TBM Lentera Pustaka, aaak-anak yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan jadi lebih dekat dengan buku. Bahkan terbiasa  ramai-ramai membaca buku.

 


Lalu, kenapa anak-anak kampung di Desa Sukaluyu ini mau membaca buku beramai-ramai?

Tentu, ada banyak alasan. Diantaranya karena buku adalah jendela dunia. Agar anak-anak kampung pun hak yang sama untuk menatap masa depan dengan optimis. Untuk meraih cita-cita mereka dalam mengangkat derajat orang tuanya. Tapi bila ditelisik lebih dalam, maka setidaknya ada 5 (lima) manfaat anak-anak beramai-ramai membaca buku, yaitu:

 

1.      Aktualisasi diri, membaca beramai-ramai di taman bacaan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan aktualisasi diri anak-anak dalam pergaulan, sesuai dengan usianya.   

2.      Memahami karakter orang lain, membaca beramai-ramai di taman bacaan dapat mengajarkan anak-anak memahami kerakter sesama anak-anak lainnya sehingga tercermin pada sikap dan perilaku sehari-hari.

3.      Menstimulasi otak, membaca beramai-ramai di taman bacaan dapat merangsang otak dan daya pikir anak secara optimal karena adanya interaksi aktivitas membaca.

4.      Meningkatkan konsentrasi, membaca beramai-ramai di taman bacaan dapat meningkatkan konsentrasi anak karena membaca dalam keadaan ramai dan bersuara membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk memahami isi bacaan

5.      Melatih adab dan akhlal, membaca beramai-ramai pun sangat bermanfaat untuk melatih adab dan akhlak baik anak-anak, sikap toleransi dan saling menghargai.

 

Tempat nongkrong memang bisa ada di mana-mana. Tempat main pun bisa kemana-mana. Ada di kafe-kafe, bisa di pinggir jalan. Tapi tempat yang nyaman dan mampu mendekatkan anak-anak dengan buku, tentu hanya di taman bacaan. Tempat boleh sama di mana pun, tapi di Rooftop Baca TBM Lentera Pustaka jadi beda karena ada “buku” dan kebijaksanaan memperlakukan anak-anak yang membaca.

 

Di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, bukan hanya menyediakan akses bacaan anak-anak kampung. Tapi juga menjadikan taman bacaan sebagai tempat ideal untuk mengakrabkan anak-anak dengan buku bacaan. Misinya, menjadikan taman bacaan dan buku sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan. Nah ketika membaca buku beramai-ramai di anak-anak terjadi di era digital, di situlah membaca buku jadi “lebih bahaya” daripada main atau nongkrong di jalanan. Kenapa? Pasti Anda tahu jawabannya.

 

Ramai yang paling mengerikan adalah ramai saat anak-anak membaca buku di taman bacaan. Bukan ramai omongan atau komentar tapi tanpa pernah membaca buku. Semoga anak-anak pembaca ini diridhoi Allah SWT untuk mencapai cita-cita masa depannya, amiin. Salam literasi #RooftopBaca #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar