Sudah pasti, taman bacaan bukan hanya tempat baca. Apalagi cuma jadi gudang buku. Maka, ada banyak cara dalam mengelola taman bacaan. Salah satunya, mendatangkan “tamu dari luar” ke taman bacaan seperti yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tujuannya sederhana, untuk memotivasi anak-anak pembaca aktif di taman bacaan. Maklum jangankan anak-anak, orang dewasa saja juga malas membaca.
Seperti kali ini, TBM
Lentera Pustaka pun mendatangkan “rapper”, Mr. Blake (alumni SMAN 30 Jakarta) yang
konser langsung di taman bacaan. Sebut saja, nge-rap di taman bacaan (https://www.youtube.com/watch?v=7hTeDnRxQdo).
Agar memberi energi
positif dan semangat pentingnya membaca buku. Jadi di taman bacaan, apa
saja boleh. Bisa datangkan rapper, pendongeng, tukang sulap, motivator, grup
band, bahkan tukang bakso sekalipun. Asal bisa berbagi pengalaman dan bercerita,
tentang apa, siapa, dan mengapa? Persis seperti buku, gimana cara memahaminya?
Taman bacaan
tidak melulu soal uang. Bukan pula buku-buku dan kisah tentang tantangannya
membangun tradisi baca. Taman bacaan tidak harus meratapi sulitnya mengajak
baca buku. Apalagi membangun peradaban masyarakat. Tapi taman bacaan harus terus
bergerak dan berbuat. Dari waktu ke waktu, dari hari ke hari. Intinya, jangan
kasih kendor menyuarakan taman bacaan. Maka kata kuncinya, taman bacan harus
lebih kreatif.
Jujur, kreativitas
bisa jadi cara paling efektif taman bacaan tetap eksis di era digital. Hanya kreativitas
yang bisa menyelamatkan taman bacaan ke depan. Selain kolaborasi dan sinergi dengan
individu dan korporasi yang peduli, tentunya. Karena kreativitas, taman bacaan tetap
bisa “survive” mensosialisasikan ide-gagasan dan karya nyata untuk masyarakat.
Sebuah cara beda membangun peradaban di tengah gempuran era digital.
Kreatif itu
beda. Tentu dengan cara dan kebisaan masing-masing. Itulah yang “senjata ampuh”
yang bisa dimainkan taman bacaan di mana pun. Berpikir dan bertindak out of the
box di taman bacaan. Selalu cari cara untuk bikin semarak taman bacaan.
Agar melekat di kepala banyak orang.
Yuk, jadikan taman bacaan lebih kreatif.
Teruslah aktif membangun tradisi baca di masyarakat. Seberapa pun berat dan
sulitnya. Siapa pun yang memulai untuk lebih kreatif, maka dia berhak untuk
tetap bertahan hidup. Tanpa berbatas waktu, termasuk taman bacaan.
Kreativitas, suka tidak suka, adalah cara
menghentikan ketidak-pedulian yang terus berlanjut di taman bacaan. Salam
literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar