Menurut berita, ada 9 tersangka kasus suap dari OTT KPK di Kota Bekasi. Dalam proses pengadilian militer pun, ada 3 tentara jadi terdakwa. Akibat kasus tabrak lari yang berujung tewasnya dua sejoli di Nagrek. Di Cikarang pun seorang remaja tewas dibacok 2 remaja berboncengan motor, diduga terlibat keributan antarpelajar. Kasus-kasus itu bukti ada persekongkolan dalam kejahatan. Tolong menolong dalam keburukan.
Mungkin, banyak orang sudah lupa. Bahwa“Barangsiapa
yang memberi petunjuk pada kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa dari
perbuatan jelek tersebut dan juga dosa dari orang yang mengamalkannya setelah
itu tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim No.
1017). Suka tidak suka,
hari ini ada realitas sosial tolong menolong dalam kejahatan. Berkolaborasi dalam
kejelekan atas nama pergaulan, atas nama pertemanan. Sehingga dianggap sah dan
boleh berbuat apa saja, sekalipun kejelekan.
Agak aneh memang. Kok tolong menolong dalam kejahatan
dan permusuhan? Kolaborasi kok dalam perbuatan dosa. Memotivasi kok untuk
membenci orang lain. Bukankah pendidikan semakin tinggi amanahnya untuk tolong
menolong dalam kebaikan? Bukankah mengaji agar menjadi lebih baik? Lalu, kok
bisa grup-grup WA dibuat hanya untuk menggibahi orang atau kelompok lain yang
dianggap salah? Terlalu cepat menghakimi orang lain salah padahal hanya tahu
sedikit saja. Lagi pula jika orang lain salah, apa mereka pasti benar?
Ibarat pohon nangka. Sekalipun berada di satu pohon
yang sama. Ada buah yang bagus ada pula yang busuk. Ada nangka yang aromanya wangi
tapi rasanya pahit. Tampak luarnya bagus tapi dalamnya busuk. Mungkin, karena
buah-buah nangka itu kurang dirawat. Tapi buah nangka yang baik, pasti dirawat
dengan baik. Dengan cara-cara yang baik pula. Nangka-tok, kok tolong menolong
dalam kejahatan.
Tolong-menolong harusnya dalam kebaikan.
Bukan dalam keburukan. Untuk apa bersekongkol dalam korupsi seperti di Kota
Bekasi? Kenapa berkolaborasi dalam pembunuhan setelah tabrak lari? Kenapa pula
harus membacok sesama pelajar? Sama-sama berjuang untuk kejahatan, kok bisa?
Bila ada orang yang salah, tentu
perintahnya dinasihati. Dimotivasi untuk tidak berbuat kejahatan. Diberi tahu
yang benarnya dan apa yang dilarang. Karena sudah jadi kewajiban sesama untuk
menegakkan kebaikan, di mana pun dan kapan pun. Bukan malah bekerjasama dalam
keburukan. Apalagi membuat fitnah, gibah atau gosip yang sama sekali tidak
memberi solusi.
Maka penting hari ini diingatkan kembali. Untuk
konsisten tolong menolong dalam kebaikan.Bukan sebaliknya, berkolaborasi dalam
kejahatan. Siapapun manusianyam di mana pun lingkungannya punya tanggung jawab moral
untuk menebar kebaikan. Saling menasihati dalam kebaikan. Bahkan bertindak untuk
menjadikan keadaan lebih baik, membangun lingkungan yang lebih maslahat. Bukan
malah membangun banyak prasangka, apalagi
menebar kebencian dan permusuhan. Bukankah diajarkan “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya" (Q.S.5:2).
Tolong menolong ya dalam kebaikan. Nasihat ya untuk
kemaslahatan, begitu ajarannya. Lagi pula, tidak ada orang baik yang tidak
punya masa lalu. Tidak ada pula orang jahat yang tidak punya masa depan. Maka
jangan memandang remeh seseorang karena masa lalu dan keadannya. Teruslah
menjadi lebih baik, kapan dan dimana pun.
Spirit itulah yang terus ditebarkan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Tetap istiqomah untuk menyediakan akses bacaan, menasihati akan pentingnya berbuat baik. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak dan masyarakat. Terserah apa kata orang, biarlah waktu yang akan membuktikan? Karena sejatinya, tidak ada kebaikan yang dibangun dari persekongkolan jahat atau prasangka dan kebencian. Kebaikan sekecil apapun memang harus diciptakan. Dan selebihnya dijaga dan dirawat. Antitesis taman bacaan, kolaborasi kok dalam kejahatan? Sama sekali tidak literat.
Maka berhati-hatilah, untuk tidak tolong-menolong
dalam kejahatan. Tetaplah berbuat baik dan benar. Bila tidak mampu ya diam atau
tidak terlibat dalam kejahatan itu sendiri. Hingga akhirnya, kebaikan dan kebenaran itu akan menemui jalannya untuk mengungkapkan
dirinya sendiri. Salam literasi. #TamanBacaan #PegiatLitersi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar