Jumat, 13 Agustus 2021

Literasi Pramuka, Jangan Gampang Kagum Cepat Heran

Kak, tanya dong. Pramuka boleh cengeng tidak?

Apalagi di masa pandemi Covid-19. Ditambah PPKM darurat, semua serba dibatasi. Belum lagi, katanya ekonomi terpuruk. Walau jalanan masih macet dan pesan antar makanan online tetap marak. Sedih gak sih Kak keadaan kita? Jadi pengen nangis. Tapi dulu, katanya Pramuka tidak boleh cengeng ya Kak.

 

Kakak kan alumni Pramuka. Pasti sudah punya “jam terbang” tinggi kan. Sudah banyak makan asam garam ya. Tahan banting di segala keadaan lagi. Pasti deh kakak tangguh banget. Setangguh bangsa Indonesia menghadapi wabah Covid-19 kan. Jadi Kak, Pramuka boleh cengeng tidak?

 

Juju rya Kak. Seperti zaman begini, “jiwa” Pramuka itu sudah makin langka. Bahkan mungkin sudah hilang ya kak. Seiring banyak orang berkeluh-kesah di medsos di grup-grup WA. Tidak jarang pula akhirnya mencari kambing hitam. Atau menyalahkan orang lain. Padahal pandemi covid-19 itu sedunia juga mengalami. Ikhtiar sehat, protokes dan vaksinasi pun terus berjalan. Tapi entah kenapa ya Kak, kok masih banyak yang seperti tidak mampu bersahabat dengan realitas. Katanya kritik tapi jadi bias gitu. Dari yang bernada sinis hingga sarkastis. Katanya objektif tapi hati nuraninya mengandung kebencian tidak terhingga.

 

Kak, Pramuka boleh cengeng tidak sih?

Katanya Pramuka tangguh dan pantang menyerah. Tapi kenapa banyak Pramuka jadi mudah keluh-kesah, mudah benci, dan mudah merendahkan orang lain ya Kak. Jadi yang benar, Pramuka sekarang seperti apa sih nilai-nilai dan sikapnya?

 


Pramuka zaman begini repot ya Kak. Segala rupa jadi bahan omongan. Kerja diomongin, apalagi tidak kerja. Mal ditutup diomongin, giliran dibuka juga diomongin. Vaksinasi diomongin, PPKM darurat diomongin. Ngomonginn orang itu hobby atau sikap ya Kak. Katanya jiwa Pramuka itu dilarang pengen menang sendiri sambil mengalahkan orang lain. Tapi kok nyatanya beda ya Kak?

 

Entah Kak, mungkin orang sekarang lebih senang mengeluhkan masalah. Tanpa berbuat dan mencari solusinya. Bilangnya demokratis dan gentle. Tapi sikap dan perbuatannya justru sebaliknya. Bias dan ambigu. Terlalu gampang kagum dan cepat heran. Mampu berpikir rasional tapi kurang realistis. Lalu, apa ada masalah yang kelar bila dikeluhkan?

 

Semoga ya Kak, kita tidak lupa. Janji setia Pramuka, Dasa Dharma Pramuka. Karena Pramuka memang tidak boleh mudah terkejut soal apapun. Pramuka selalu tahu apa yang harus dilakukan. Tanpa berkeluh-kesah. Apalagi hanya berceloteh tanpa melakukan apapun.  Karena Pramuka sudah terlatih di segala medan, di segala keadaan. Pramuka harus terus berjuang, terus berkarya. Tugas Pramuka hanya ikhtiar sambil berdoa. Selebihnya biarkan Tuhan Yang Maha Esa yang bekerja.

 

Maka Pramuka percaya. Di balik masalah pasti ada solusi. Di balik kekurangan pasti ada kelebihan. Di balik kelemahan pasti ada kekuatan. Bahkan di balik keputus-asaan pun pasti ada harapan. Jangan menyerah dengan keadaan apapun.

 

Dan paling penting ya Kak. Pramuka itu tidak bisa apa-apa bila sendirian. Harus berani bergotong-royong dan bantu-membantu. Agar mampu keluar dari masalah yang ada. Hebatnya lagi, Pramuka dari dulu sampai sekarang. Selalu gemar berbuat baik dan membangun “kemaslahatan” untuk orang banyak. Selamat Hari Pramuka #HariPramuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar