Kak, tanya dong. Pramuka boleh cengeng tidak?
Apalagi di masa pandemi Covid-19. Ditambah PPKM
darurat, semua serba dibatasi. Belum lagi, katanya ekonomi terpuruk. Walau
jalanan masih macet dan pesan antar makanan online tetap marak. Sedih gak sih
Kak keadaan kita? Jadi pengen nangis. Tapi dulu, katanya Pramuka tidak boleh cengeng
ya Kak.
Kakak kan alumni Pramuka. Pasti sudah punya “jam
terbang” tinggi kan. Sudah banyak makan asam garam ya. Tahan banting di segala
keadaan lagi. Pasti deh kakak tangguh banget. Setangguh bangsa Indonesia
menghadapi wabah Covid-19 kan. Jadi Kak, Pramuka boleh cengeng tidak?
Juju rya Kak. Seperti zaman begini, “jiwa” Pramuka
itu sudah makin langka. Bahkan mungkin sudah hilang ya kak. Seiring banyak
orang berkeluh-kesah di medsos di grup-grup WA. Tidak jarang pula akhirnya
mencari kambing hitam. Atau menyalahkan orang lain. Padahal pandemi covid-19
itu sedunia juga mengalami. Ikhtiar sehat, protokes dan vaksinasi pun terus
berjalan. Tapi entah kenapa ya Kak, kok masih banyak yang seperti tidak mampu
bersahabat dengan realitas. Katanya kritik tapi jadi bias gitu. Dari
yang bernada sinis hingga sarkastis. Katanya objektif tapi hati nuraninya mengandung
kebencian tidak terhingga.
Kak, Pramuka boleh cengeng tidak sih?
Katanya Pramuka tangguh dan pantang menyerah. Tapi kenapa banyak
Pramuka jadi mudah keluh-kesah, mudah benci, dan mudah merendahkan orang lain
ya Kak. Jadi yang benar, Pramuka sekarang seperti apa sih nilai-nilai dan
sikapnya?
Pramuka zaman begini repot ya Kak. Segala
rupa jadi bahan omongan. Kerja diomongin, apalagi tidak kerja. Mal ditutup
diomongin, giliran dibuka juga diomongin. Vaksinasi diomongin, PPKM darurat
diomongin. Ngomonginn orang itu hobby atau sikap ya Kak. Katanya jiwa Pramuka
itu dilarang pengen menang sendiri sambil mengalahkan orang lain. Tapi kok
nyatanya beda ya Kak?
Entah Kak, mungkin orang sekarang lebih senang
mengeluhkan masalah. Tanpa berbuat dan mencari solusinya. Bilangnya demokratis
dan gentle. Tapi sikap dan perbuatannya justru sebaliknya. Bias dan ambigu. Terlalu
gampang kagum dan cepat heran. Mampu berpikir rasional tapi kurang
realistis. Lalu, apa ada masalah yang kelar
bila dikeluhkan?
Semoga ya Kak, kita tidak lupa. Janji
setia Pramuka, Dasa Dharma Pramuka. Karena Pramuka memang tidak boleh mudah terkejut
soal apapun. Pramuka selalu tahu apa yang harus dilakukan. Tanpa
berkeluh-kesah. Apalagi hanya berceloteh tanpa melakukan apapun. Karena Pramuka sudah terlatih di segala medan,
di segala keadaan. Pramuka harus terus berjuang, terus berkarya. Tugas Pramuka hanya
ikhtiar sambil berdoa. Selebihnya biarkan Tuhan Yang Maha Esa yang bekerja.
Maka Pramuka percaya. Di balik masalah pasti ada
solusi. Di balik kekurangan pasti ada kelebihan. Di balik kelemahan pasti ada
kekuatan. Bahkan di balik keputus-asaan pun pasti ada harapan. Jangan menyerah dengan
keadaan apapun.
Dan paling penting ya Kak. Pramuka itu
tidak bisa apa-apa bila sendirian. Harus berani bergotong-royong dan bantu-membantu.
Agar mampu keluar dari masalah yang ada. Hebatnya lagi, Pramuka dari dulu
sampai sekarang. Selalu gemar berbuat baik dan membangun “kemaslahatan” untuk
orang banyak. Selamat Hari Pramuka #HariPramuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar