Catatan Pelesiran Farah dan Farid, Batam dalam Cerita
Siapa pun pernah pelesiran. Tapi tidak banyak orang
yang berani pelesiran justru di saat sedang ujian akhir semester. Apalagi di
tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang. Kebanyakan orang takut keluar,
apalagi pelesiran. Sangat bisa dimaklumi.
Tapi berbeda, apa yang dilakukan Farah Gammathirsty
Elsyarif, siswa kelas 8 SMPN 110 Jakarta Selatan. Justru saat ujian
berlangsung, Farah pelesiran ke Batam, dari 14-16 Juni 2021. Tentu, dengan protocol
Kesehatan yang ketat. Dari mulai tes antigen, masker, dan selalu menjaga jarak.
Ditemani kakaknya Farid Nabil Elsyarif, mahasiswa prodi Statistika FMIPA
Universitas Brawijaya yang kebetulan sedang libur kuliah. Pelesiran adik-kakak
ini difasilitasi abi-nya, Syarifudin Yunus yang kebetulan ada kerjaan terkait dengan
peraturan perusahaan dan job grading sebuah grup usaha di Batam.
Tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 15.00 WIB, Farah dan Farid
yang baru kali pertama ke Batam menghabiskan sorenya di Hotel Asialink Batu
Ampar. Seusai Maghrib, mereka menghabiskan malam di Nagoya Foodcourt. Sambil
menikmati hidangan seafood yang luar biasa, utamanya kepiting dan ikan kerapu.
Tak lupa kuah sapo tahu kian menghangatkan suasana makan malam di kawasan
kuliner terbuka. Setelah pukul 9 malam, kuliner pun belum usai. Farah dan farid
pun mampir ke Durian Datok untuk menikmati durian MusangKing yang luar biasa.
Maka lengkaplah hari pertama mereka pelesiran di Batam.
Esoknya tanggal 15 Juni 2021, Farah dan Farid bergeser ke Hotel SwissBel
Harbour Bay Nagoya. Di sini, mereka menikmati makan siang di Harbour Bay Seafood
dipinggir laut sambil menikmati panorama nelayan dan kapal-kapal Ferry yang
biasa dipakai pelancong menyeberang ke Singapura. Hembusan angin laut pun menambah
cerita sensasi Farah dan Farid. Katanya sayang pandemic Covid-19, bila tidak,
mungkin mereka akan menyeberang ke Singapura. Mumpung lagi di Harbour Bay Batam,
batinnya.
Siang harinya, mereka jalan-jalan ke Nagoya Hills sambil mencari snack untuk
menemani waktu santainya di hotel. Adik-kakak yang begitu menikmati perjalanannya
ke Batam. Apalagi jalan-jalan di sekitarnya tidak ada yang macet. Tidak seperti
di Jakarta yang tetap crowded sekalipun pandemic Covid-19 bahkan angka terpapar-nya
kian meninggi. Berjalan kaki di pinggir jalur pedestrian, Farah dan Farid kian asyik menikmati
siangnya dengan hembusan angin yang menyegarkan. Hingga tiba di waktu sore,
mereka pun berbasah-basah di kolam renang hotel. Sambil menikmati capucino dingin
sesekali saat berenang. Abi-nya pun menikmati sauna yang menghangatkan lagi
menyehatkan.
Di malam hari, makan malam di resto lokal persis di pinggir laut Harbour
Bay. Semakin menakjubkan, karena suasana lampu-lampu temaram sepanjang pinggir
laut seakan merasuk hingga ke jiwa. Agak gelap tapi indah. Sinar lampu-lampu
pun begitu menggairahkan. Berfoto ria di suasana malam mendominasi perjalanan mereka.
Tibalah
di hari terakhir (16/6/2021), Farah dan Farid pun menikmati sunrise di Harbour Bay
sambil olah raga berjalan kaki. Menikmati cerahnya pagi di pinggir laut sambil mengabadikan
Gedung Marina Bay Singapura yang memang terlihat dari Harbour Bay Batam. Mereka
pun rileks sejenak di Morning Bakery di kawasan wisata keren di Batam ini. Apa
pun yang mereka lakukan selama di Batam, intinya agar bisa jadi cerita di kemudian
hari. Pelesiaran di masa pendemi Covid-19, tentu memberi kenangan tersendiri.
Puas
dengan kulineran seafood dan panorama Harbour Bay, Farah dan Farid pun
menyempatkan berbelanja oleh-oleh khas Batam berupa Rocklate, Bingka, Kek
Pisang, dan Brown Skat. Hingga akhirnya di sore hari, siap meninggalkan Batam
untuk Kembali ke Jakarta. Maka, jadilah
Batam dalam cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar