Di tenagh situasi pandemi Covid-19, budaya baca harus terus ditegakkan. Bahkan di masa pandemi, inilah momentum untuk meningkatkan minat baca anak. Apalagi saat sekolah dan kegiatan belajar dilakukan dari rumah atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Karena saat ini, setiap anak punya waktu lebih luang untuk membaca. Bila perlu budaya baca dapat dijadikan alternatif untuk mengusi rasa bosan di rumah.
Membaca buku bukan hanya untuk menambah ilmu pengetahuan. Namun
membaca dapat pula dijadikan media untuk memperkuat karakter anak melalui buku-buku
bacaan akhlak dan motivasi. Suka tidak suka, pandemi Covid-19 telah memengaruhi
psikologis anak. Untuk itu, buku-buku bacaan yang berbasis pengauat karakater
anak perlu diperbanyak. Agar anak dapat menerima realitas yang terjadi, di
samping tetap berkegiatan positif di rumah.
Sebagai
bagian menegakkan budaya baca itulah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM ) Lentera
Pustaka yang terletak di Kaki Gunung Salak Bogor secara konsisten menjalankan
program “jam baca” di taman bacaan. Tiga kali seminggu (Rabu-Jumat-Minggu),
sekitar 111 anak pembaca aktif yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu-Tamnasari-Sinarwangi)
secara rutim membaca buku. Bahkan kini, setiap anak rata-atat mampu membaca 5-8
buku per minggu.
“Masa pandemi Covid-19 bukan halangan untuk terus membaca. Apalagi sekolah hanya bisa dilakukan dari
rumah. Maka membaca buku harus jadi pilihan anak-anak untuk mengisi kegiatan di
rumah. Selain untuk membangun budaya baca, anak pun dapat memperkuat karakter
memalui buku bacaan,” kata Syarfudin Yunus,
Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.
Sebagai taman bacaan resmi satu-satunya di Kec. Tamansari Bogor, TBM
Lentera Pustaka sangat peduli terhadap tradisi baca dan bduaya literasi masyarakat
di masa pandemic Covid-19. Karena itu, orang tua maupun komunitas organisasi
patut ikut aktif dalam menggalakkan kampanye baca buku di masa peandemi Covdi-19.
Sebagai momen untuk mengembalikan anak-anak ke buku bacaan, buka ke gawai, gim
online atau televisi.
Harus diakui, sama sekali tidak
mudah memeliara tradisi baca anak. Untuk itu, budqaya baca harus jadi tumpuan.,
Bila tidak, maka anak-anak akan tergerus oleh gawai atau gaya hidup yang kuang
baik. Budaya baca perlu diperjuangkan lagi. Agar membaca buku tetap jadi
kebiasaan yang tidak ditinggalkan anak-anak.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2020 lalu, jumlah
anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka tumbuh 85%. Dari sebelumnya 60 anak
menjadi 111 anak usia sekolah. Anak-anak di TBM Lentera Pustaka merupakan
anak-anak yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan keluarga. Maka sebagai
upaya meredam angka putus sekolah, TBM Lentera Pustaka hadir untuk mengubah “mind
set” anak untuk terus sekolah, di samping memengaruhi akan pentingnya sekolah
kepada orang tua.
Dengan
koleksi 6.500 buku bacaan dan menerapkan model “TBM Edutainment”, TBM lentera
Pustaka akan terus menggalakkan budaya baca anak. Selain aktivitas taman bacaan,
TBM Lentera Pustaka pun memiliki program GEBERBURA (GErakan BERantas BUta
aksaRA) yang diikuti 11 ibu-ibu buta huruf, di samping membina 11 anak yatim binaan agar tetap lanjut sekolah.
Akrabkan
terus anak-anak dengan buku bacaan sekalipun di tengah penademi Covid-19. Asal
tetap tegakkan protokol kesehatan, memakai masker – mencuci tangan – menjaga jarak
saat membaca. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar