Jam baca di TBM Lentera Pustaka tiap hari Minggu pagi harusnya pukul 10.00 WIB. Tapi faktanya, anak-anak ini sudah datang membaca sejak pukul 8.00 pagi. Datang lebih awal dan membaca buku. Mereka terus berproses untuk membiasakan membaca buku di taman bacaan. Hanya seminggu 3 kali (tiap Rabu-Jumat-Minggu). Mungkin, daripada berdiam diri di rumah, main atau nongkrong lebih baik ke taman bacaan. Anak-anak kampung yang kini terbiasa membaca. Maka tidak perlu khawatir, selalu ada akal sehat di pagi hari. Bagi siapapun, di mana pun seperti di taman bacaam.
Untuk apa membaca?
Siapapun, mungkin anak-anak itu sendiri. Tidak akan pernah tahu seperti apa masa depannya. Tidak satupun orang mampu memprediksi apa yang akan terjadi esok. Cita-cita atau mimpi, itu hanya angan. Tidak akan berguna bila tidak diikuti ikhtiar dan doa. Tidak ada hasil yang baik tanpa proses yang dijalani. Apalagi anak-anak di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Bogor. Di tengah himpitan ekonomi keluarga, di tengah ketakutan pandemi Covid-19. Mereka pun terbelenggu di bawah ancaman putus sekolah. Akibat ketiadaan ekonomi, akibat kesadaran sekolah yang masih tergolong rendah. Tapi sekarang, mereka terus berjuang dan ikhtiar. Agar tetap ada secercah harapan di kemudian hari. Walau bermodalkan pengalaman membaca di taman bacaan.
Setiap minggu pagi, juga Rabu dan Jumat. Ada 116 anak TBM Lentera Pustaka yang “berebut buku di boks” lalu bertanya “teh, aku duduk di mana?” (Saking tempat untuk membaca areanya kurang saat ini). Tapi semangat membaca buku tetap "mengalir deras" di tubuh dan pikiran mereka. Sungguh, buku-buku di taman bacaan telah mengubah hidup mereka yang sederhana dan lugu menjadi lebih semangat dan bergairah.
Sungguh, di taman bacaan. Gelapnya malam tidak pernah mampu “melawan” terangnya matahari. Selalu ada harapan ke depan. Selagi akal sehat bertebaran di pagi hari. Tetaplah peduli tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Ubah niat baik jadi aksi nyata …. Salam Literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar