Di masa Covid-19 begini. Apa sih perbuatan sederhana yang tergolong mulia lagi berdampak besar? Jawabnya sederhana “donasikanlah buku Anda”. Apalagi di tengah wabah Covid-19 ini, banyak anak-anak yang “dirumahkan” dari sekolah alias disuruh belajar dari rumah. Maka “buku bacaan” pastinya akan menjadi pilihan dan menyehatkan hidup sehari-hari anak-anak Indonesia.
Jadi, donasikanlah buku bacaan ke teman bacaan. Karena melalui donasi buku bacaan, setidaknya berguna untuk
meningkatkan tradisi baca anak-anak. Di samping dapat menyelamatkan masa depan mereka
dari pengaruh buruk gawai atau ponsel.
Seperti yang
terjadi siang ini, pemegang merek Hoka-hoka Bento (Hokben) dan Gramedia Asri
Media telah menyerahkan donasi berupa 2 buah rak buku dan 206 buku bacaan ke Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Melalui program
CSR Hokben Cinta Pendidikan, donasi buku ini disalurkan kepada 35 taman bacan
di Indonesia. Sebagai bagian untuk meningkatkan minat baca anak-anak baru melalui
kampanye “baca Yuk”, di samping meningkatkan budaya literasi masyarakat dan
pendidikan di Indonesia. Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka pun terpilih
menjadi salah satu dari 35 taman bacaan yang dituju.
“Donasi rak buku dan ribuan buku bacaan ini merupakan bagian program CSR
Hokben Cinta Pendidikan. Hokben ikut mendukung taman bacaan dalam meningkatkan tradisi
baca anak-anak Indoensia, di samping peduli terhadap kegiatan membaca di
masayarakat” ujar Kartina Mangisi, Manager Communication PT Eka Bogainti
(HokBen) saat penyerahan di Bogor (9/7).
Syarifudin Yunus selaku Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka
pun menyambut baik dan memberi apresiasi kepada Hokben dan Gramedia yang telah
peduli kepada taman bacaan. Karena faktanya, memang tidak banyak korporasi yang
peduli terhadap eksistensi taman bacaan di Indonesia. Demi tegaknya tradisi
baca dan budaya literasi anak-anak dan masyarakat.
“Mewakili pegiat literasi dan taman bacaan, saya ucapkan terima kasih atas
kepedulain Hokben dan Gramedia melalui program donasi rak buku dan ribuan buku
bacaan tahun ini. Ini sangata luar biasa. Karena buku bacaan adalah nafas bagi
taman bacaan. Dengan tersedianya buku bacaan, maka taman bacaan akan makin
dipilih anak-anak dan menjadi tempat yang asyik untuk membaca” ujar Syarifudin
Yunus di tempat terpisah.
Untuk
itu, masyarakat pun diimbau untuk menggalakkan program donasi buku, baik buku
baru maupun buku layak baca. Karean di tengah gempuran era digital seperti
sekarang, buku bacaan bukan hanya untuk membangun tradisi baca. Tapi mampu
menjadi proteksi bagi anak-anak dari bahaya gawai. Karena gawai, sungguh dapat menjauhkan
anak-anak dari buku bacaan.
Siapapun
sepakat. Bahwa membaca buku penting untuk menambah pengetahuan anak-anak. Bahkan
menjadi bagian dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka minat baca anak
dan budaya literasi tidak cukup hanya diseminarkan. Tapi harus diikuit dengan
aksi nyata untuk mendonasikan buku bacaan. Bila perlu terjun langsung menjadi
relawan taman bacaan.
Khusus kepada pegiat literasi dan
pengelola taman bacaan. Syarifudin Yunus pun mengimbau untuk tetap semangat dan
berjuang dalam menjalankan kegiatan membaca di taman bacaan. Tanpa pamrih dan penuh
konsistensi. Demi tegaknya tradisi baca anak-anak. Karena bila saatnya tiba,
maka donasi atau sumbangan buku pun akan mengalir. Ibarat kata pepatah “apa
yang ditabur itulah yang dituai”. Jalani saja aktivitas taman bacaam dengan sepenuh
hati, hingga nanti manfaatnya pun akan diperoleh, termasuk donasi buku.
Memang
tidak mudah. Untuk membangun tradisi baca dan budaya literasi anak-anak di era
digital ini. Tapi perilaku membaca harus terus dihidupkan. Oleh karena itu,
masyarakat dan korporasi pun harus peduli untuk mendukung keberadaan buku
bacaan.
“Saya
mengimbau, masyarakat dan korporasi harus lebih peduli pada taman bacaan.
Doanasikan buku bacaan yang Anda punya. Buku baru atau bekas sama saja. Karena
bagi taman bacaan, buku bacaan adalah barwang mewah bagi anak-anak yang sulit
mendapat akses bacaan” tambah Syarifudin Yunus.
Berbekal
komitmen dan konsisten selama 3 tahun terakhir, TBM Lentera Pustaka di Kaki
Gunung Salak Bogor saat ini telah menjadi tempat membaca 60-an anak usia
sekolah, yang notabene terancam putus sekolah akibat maslaah ekonomi. Dengan
koleksi lebih dari 3.500 buku bacaan, setiap anak rata-rata mampu membaca 5-8
buku bacaan per minggu. Sementara jam baca hanya berlangsung smeinggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu).
Maka,
donasikan buku bacaan ke taman baca. Karena setiap buku lama adalah buku baru
bagi mereka yang belum membacanya. #DonasiBuku #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar