CARA UNIK
TAMAN BACAAN LENTERA PUSTAKA MENGAJAK ANAK-ANAK MEMBACA
Sekalipun
kegiatan membaca punya manfaat besar bagi anak-anak. Faktanya, tidak mudah
mengajak atau menumbuhkan anak terbiasa membaca buku. Apalagi di era digitral
seperti sekarang, anak-anak lebih gemar bermain games daripada membaca.
Harus diakui, tidak mudah mengajak anak-anak untuk
membaca buku. Maka sulit, tradisi baca dan budaya literasi bisa ditegakkan.
Karena tantangannya terlalu besar. Untuk
itu, siapapu pegiat literasi atau pengelola taman bacaan harus punya “daya
juang” yang lebih dan “cara kreatif” untuk mengajak anak-anak membaca.
Begini
ceritanya. Di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kampung Warung
Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor di Kaki Gunung Salak, sejak
didirikan 3 tahun lalu, setidaknya tercatat ada 60 anak pembaca aktif, yang
rutim membaca seminggu 3 kali. Tadinya anak-anak di TBM ini tidak memiliki
akses bacaan. Tapi sejak ada taman bacaan, mereka setidaknya mampu membaca 5-8
buku per minggu. Sebuah tradisi baca dan budaya literasi yang sudah terbentuk,
tentu melalui proses yang tidak mudah.
Namun apa mau
dikata, pada awal tahun 2020 ini, tiba-tiba ada kabar sekitar 6 anak tidak lagi
datang membaca. Entah apa sebabnya? Tapi bila dicek data, sebenarnya di kampung
sekitar TBM Lentera Pustaka harusnya ada sekitar 200-an anak usia SD-SMP-SMA
yang menjadi target pembaca. Itu berarti, selama ini ada “peperangan batin”
antara 60 anak pembaca dengan sekitar 140 anak yang belum mau membaca di taman
bacaan. Nah, bila anak pembaca berkurang 6. Maka artinya, anak-anak pembaca
muali “kalah” dengan anak-anak yang tidak membaca.
Sebenarnya,
untuk mengajak anak-anak membaca di taman bacaan yang gratis dan hanya baca
selama 2 jam di hari Rabu-Jumat-Minggu, TBM Lentera Pustaka sudah melalukan
banyak hal. Intinya mengajak anak-anak yang belum mau ke taman bacaan untuk
membaca di taman bacaan. Mulai dari 1) memberi imbauan via pengeras suara akan
pentingnya membaca, 2) membuat brosur dan surat ke rumah-rumah warga tentang
ajakan untuk membaca, dan 3) kampanye keliling mengajak baca. Ternyata, memang
belum efektif. Memang susah mengajak anak-anak untuk membaca di taman bacaan.
Itu pasti. Jangankan anak-anak, saat ini pun orang dewasa malas membaca. Susah
banget.
Nah, berangkat dari realitas itulah. TBM
Lentera Pustaka akhirnya terpikirkan untuk membuat inisiatif baru yang disebut “LENTERA
SEDEKAH”. Sebuah cara sedekah dengan membagikan makan siang secara gratis ke
jamaah masjid terdekat pada Jumat minggu ke-1 setiap bulan. Agar para orang tua
maupun anak-anak yang usai sholat Jumat mau ke taman bacaan. Intinya, Lentera Sedekah ini adalah “cara
mengajak anak-anak untuk datang ke taman bacaan dan mau membaca buku”.
Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka sudah menjalankan dua bulan ini. Pada bulan
Feb 2020 lalu, ada tambahan 3 anak yang mau membaca. Dan pada bulan Maret 2020
ini, belum ada infonya?
Kenapa
Lentera Sedekah?
Lentera
Sedekah hanya cara untuk mengajak anak-anak untuk membaca di taman bacaan. Pihak
TBM Lentera Pustaka menyediakan 100 boks makan siang untuk jamaah jumatan. Ibu-ibu
yang baik hati bergotong-roytong memasak tanoa dibayar, anak-anak pembaca yang
putri yang membagikan di masjid. Dari mana dananya? Tentu TBM Lentera Pustaka
yang membiayai karena memang TBM Lentera Pustaka selalu punya sponsor CSR
Korporasi, yang pada tahun 2020 ini ada 1) Asuransi Jiwa Tugu Mandiri dan 2)
Asosiasi DPLK.
Tujuannya sederhana. Bila yang terima makanan
bapak-bapak diharapkan bisa menyuruh anaknya untuk membaca di taman bacaan.
Bila yang terima makanan anak-anak yang belum membaca, semoga tergerak untuk datang
ke taman bacaan. Bila yang terima makanan anak-anak yang sudah membaca, anggap
saja sebagai sedekah agar mereka lebih semangat membaca di taman bacaan. Jadi,
Lentera Sedekah ini sebuah kolaborasi semua pihak yang peduli terhadap
aktivitas taman bacaan. Insya Allah ke ddepan, siapa tahu ada donator yang mau “berbagi”
untuk memberi makan siang di jumat ke-2 atau ke-3, atau ke-4 setiap bulannya.
Pesan moralnya adalah siapapun, pegiat literasi
atau taman bacaan di manapun. Harus terus kampanyekan akan pentingnya tradisi
baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah. Ajak terus anak-anak agar
dekat dengan buku dan taman bacaan. Daripada main atau nongkrong yang tidak
karuan. Karena siapa lagi yang mengingatkan anak-anak kalua bukan pegat
literasi atau taman bacaan.
Sudah pasti,
siapa orang tua yang tidak senang. Bila anaknya jadi gemar membaca; terbiasa
membaca buku. Apalagi bila membaca sudah jadi kebiasaan. Sungguh, tidak ada
dampak membaca selain bertambahnya pengetahuan dan mudahnya jalan menuju
keberhasilan sdi anak. Maka jangan biarkan, anak-anak lebih banyak menghabiskan
waktu di depan ponsel atau bermain game. Lebih baik mereka membaca buku.
Maka
teruslah peduli pada ikhtiar membangun tradisi baca dan budaya literasi
anak-anak Indonesia. Demi masa depan anak-anak itu sendiri #LenteraSedekah #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi
Numpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*