Ketika Taman Bacaan Masyarakat “Diselimuti”
Orang-Orang Baik
Mengelola taman bacaan masyarakat
(TBM) memang tidak mudah. Tapi bukan berarti sulit. Di samping harus mampu
memotivasi “semangat membaca” anak-anak di sebuah lingkungan, juga dibutuhkan
ketersediaan buku yang memadai. Bahkan yang tidak kalah penting, taman bacaan
masyarakat pun harus dikelola oleh orang-orang yang punya komitmen penuh dan
tetap istiqomah untuk menghidupkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan
anak-anak usia sekolah, yang selama ini tidak memiliki akses bacaan bahkan
berpotensi terancam putus sekolah akibat himpitan ekonomi.
Maka taman bacaan masyarakat pun sangat
membutuhkan orang-orang baik.
Orang-orang baik harus “menyelimuti”
taman bacaan masyarakat. Agar kegiatan membaca senantiasa terpelihara sehingga
menjadi kebiasaan. Membaca buku harus menjadi perilaku yang dekat dengan
anak-anak.
Hari
ini, 3 Februari 2019, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka patut
bersyukur. Karena bisa jadi, TBM Lentera Pustaka adalah salah satu taman bacaan
masyarakat di Indonesia yang “diselimuti” orang-orang baik. Yaitu, orang-orang
yang punya kepedulian dan aksi nyata dalam ikut serta menegakkan tradisi baca
dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, yang katanya generasi
penerus bangsa.
Siapa orang-orang baik di taman
bacaan masyarakat?
Di
saat kegiatan kelas GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBER BURA) berlangsung siang
ini, TBM Lentera Pustaka kedatangan “tamu istimewa yang baik” yaitu 22 mahasiswa IPB dari Prodi Ilmu Tanah,
Agronomi dan Hortikultura, Proteksi Tanaman, dan Arsitektur Lansekap yang
sedang menyelenggarakan “social mapping”, sebuah pemetaaan sosial terhadap
masyarakat di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Apa
dan bagaimana ke depannya Kampung Ramah Lingkungan (KRL) dan Kelompok Wanita
Tani (KWT) yang sudah ada di wilayah ini.
“Kampung
ini punya warga yang mendukung setiap kegiatan sosial. Potensinya sangat besar
karena punya sumber daya manusia yang saling support dan alamnya pun masih asri.
Lingkungan terkelola rapih” ujar salah satu mahasiswa IPB.
Sementara
di TBM Lentera Pustaka, saat ini telah berjalan kegiatan “membaca seminggu 3
kali” yang diikuti 60-an anak-anak pembaca aktif dan kegiatan pemberantasan
buta huruf GEBER BURA yang diikuti 5 ibu-ibu, program zona baca hijau “1.000
tanaman polybag”. TBM Lentera Pustaka pun sedang studi penjajakan untuk
mendirikan “Wisata Literasi Gunung Salak”, sebuah wisata edukasi alternatif
yang berbasis membaca buku sambil melakukan perjalanan menyusuri sungai dan
kebun sejauh 1,2 km.
Selama
ini dan sudah berjalan lebih dari 5 tahun, bertempat di TBM Lentera Pustaka pun
sudah berlangsung “pengajian bulanan yatim binaan” yang diikuti 12 anak
yatim/tidak mampu yang tiap bulan sekali mengaji bersama untuk membacakan doa
orang tuanya sambil “mengambil uang jajan sekolah” secara rutin. Agar mereka,
anak-anak yatim tetap dapat bersekolah sekalipun orang tuanya sudah meninggal
dunia.
Orang
baik lainnya yang menyelimuti TBM Lentera Pustaka adalah para donatur buku yang
atas niat dan inisitif-nya sendiri megumpulkan buku-buku bacaan yang masih
layak dibaca dan dikirimkan ke TBM Lentera Pustaka. Alhamdulillah, hari ini TBM
Lentera Pustaka pun mendapat “donasi 3 kardus buku bacaan” dari seorang kepala
sekolah di kota Bogor. Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka adalah taman bacaan
masyarakat pertama dan resmi yang ada di Kec. Tamansari Kab. Bogor.
Penting memang, orang-orang baik “menyelimuti”
taman bacaan masyarakat.
Seperti
tahun 2019 ini, ada 3 (tiga) korporasi yang ikut mensponsori biaya operasional
dan edukasi literasi finansial secara rutin di TBM Lentera Pustaka, yaitu Chubb
Life, AJ Tugu Mandiri, dan Perkumpulan DPLK. Korporasi inilah yang membiayai
operasional dan aktivitas yang diselenggarakan TBM Lentera Pustaka sepanjang
tahun 2019 ini.
Orang-orang
baik pun terus berlanjut di taman bacaan masyarakat.
Kemarin
pun begitu, saat TBM Lentera Pustaka berniat menyelenggarakan “KHITANAN MASSAL”
untuk anak-anak yang tidak mampu di Desa Sukaluyu pada Sabtu 29 Juni 2019 nanti.
Setelah dipromosikan dalam waktu 1 hari saja, akhirnya diperoleh orang-orang
baik yang siap membiayai 40 anak yang akan di-khitan. Dlaam sehari, kuota untuk
anak-anak yang di-khitan langsung ludes. Sebuah kepedulain sosial yang luar
biasa.
Lagi-lagi,
bangga dan bersyukur bila taman bacaan masyarakat “diselimuti” orang-orang
baik. Orang-orang baik itu. Mereka yang mampu meredam ego dan emosi untuk
kemaslahatan umat yang lebih nyata. Bukan hanya diskusi atau rencana semata.
Karena perbuatan baik butuh aksi nyata. Maka, jangan pernah berhenti ikhtiar
jadi orang baik.
Berbuat baik memang terlihat mudah. Tapi terkadang manusia kesulitan
melakukannya. Apalagi jika dibarengi dengan ego dan sikap individualis yang
tinggi. Sehingga jadi acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Padahal
dengan berbuat baik, banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh.
Berselimutkan orang baik. Itulah saat kita merelakan segala sesuatu
yang tidak bisa menjadi milik kita. Tapi masih berani berbuat untuk masa depan
yang lebih baik.
Karena orang-orang baik, hanya
peduli pada apa dan gimana yang terjadi pada orang lain. Agar bisa lebih baik
dari sebelumnya ….
Terima kasih orang-orang baik, sahabat-sahabat yang
baik. Semoga sehat dan berkah selalu bersama kita, amiin. #TGS #TBMLenteraPustaka#GeberBura #BudayaLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar