Ungkapan
“anak adalah investasi” tidak sepenuhnya benar.
Sekalipun banyak orang tua yang
setuju ungkapan itu. Mengapa tidak benar? Karena investasi seringkali
dikonotasikan dengan uang atau materi. Bila anak sebagai investasi, maka suatu
saat orang tua berharap akan mendapat keuntungan finansial dari anaknya. Anak bukanlah
investasi.
Bagi
orang tua di era milenial, anak adalah amanah. Siapapun yang memiliki anak,
maka mengemban kepercayaan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menjaga, melindungi,
dan melaksanakan kepercayaan tersebut. Anak sebagai amanah. Berarti orang tua
memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
Sekali
lagi, anak bukan investasi tapi amanah.
Investasi
sama sekali berbeda dengan amanah. Bila ada orang tua berharap memetik hasil
dari menyekolahkan anak hingga sukses tidaklah benar. Kesuksesan anak bukanlah
untuk mengganti “investasi” berupa biaya pendidikan yang sudah dikeluarkan
orang tua. Karena sekolah dan pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua.
Amanah orang tua yang harus dilakukan kepada anaknya. Mendidik anak adalah
kewajiban orang tua. Namun bila anaknya sukses itu hanya bonus, bukan tujuan.
Karena anak adalah amanah.
Maka orang tua harus memiliki
rencana keuangan yang tepat dalam mendidik anak, termasuk biaya pendidikan
anak. Mempersiapkan biaya pendidikan anak tidak boleh sembarangan, bahkan tidak
boleh salah. Harus selalu dipersiapkan sejak dini. Karena untuk pendidikan
anak, orang tua tidak mungkin menunda anak untuk masuk sekolah atau perguruan
tinggi. Bila perlu, orang tua harus berhutang untuk bisa memenuhi biaya
pendidikan anaknya. Biaya pendidikan anak, sungguh tidak bisa ditunda. Ketika
anak harus sekolah dan membutuhkan biaya pendidikan, maka orang tua harus mampu
memenuhinya.
Apalagi biaya pendidikan anak hari ini sangat jauh berbeda
dengan biaya pendidikan anak pada 5 atau 10 tahun mendatang. Dana pendidikan
yang ada hari ini bisa saja tidak mencukupi di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, orang tua harus antisipasi biaya pendidikan anak pada saat
diperlukan nanti. Salah satu caranya, dapat dilakukan dengan investasi. Agar
biaya pendidikan anak pada saatnya tetap dapat terpenuhi.
Lalu, bagaimana cara mempersiapkan
dana pendidikan anak?
Jawabnya, tidak ada alasan untuk
menunda investasi demi pendidikan anak. Maka mulailah tentukan tujuan investasi
dan kemampuan keuangan yang ada. Sebagai orang tua, investasikan 10%-20% dari gaji setiap bulan untuk biaya pendidikan anak. Caranya,
bisa dilakukan dengan membeli produk reksadana. Karena reksadana adalah salah
satu instrumen
investasi yang cukup prosfektif. Reksadana adalah satu satu instrumen investasi
yang pas untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak di masa datang.
Salah satu
bentuk reksadana yang dapat dipilih, antara lain berbentuk RDPT (Reksa Dana
Pendapatan Terbatas) berupa Surat Berharga Perpetual. Reksadana ini tidak
memiliki tanggal jatuh tempo namun memberikan rate 8.25% pa dengan pembayaran
kupon setiap 3 bulan. Selain itu, DIRE Ciptadana pun dapat menjadi pilihan
dalam memulai investasi untuk pendidikan anak.
Dengan
pengalaman lebih dari 27 tahun, Ciptadana Asset Management (CAM) merupakan
salah satu manajer investasi di Indonesia yang mengelola dana nasabah secara
profesional. Saat ini CAM memiliki produk reksadana unggulan yang dapat
memenuhi harapan masyarakat seperti: Reksa Dana Terproteksi Cipta Proteksi V,
RDPT Ciptadana Infrastruktur Indonesia, dan DIRE (Dana Investasi Real Estate).
Selain itu,
untuk memastikan target investasi dan bertumbuhnya kekayaan finansial nasabah,
CAM juga menawarkan produk reksadana yang kompetitif dan terjangkau seperti:
Rencana Cerdas, Cipta Syariah Equity (Saham), Cipta Syariah Balance, Cipta
Dinamika (Campuran), Cipta Bond (Pendapatan Tetap), dan Cipta Dana Cash (Pasar
Uang). Saat berani membuat keputusan investasi yang tepat, CAM selalu siap
mendampingi Anda. #CIPTAinvestasi
#ReksadanaCAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar