Selasa, 31 Juli 2018

KRL Jabon dan TBM Lentera Pustaka; Bersinergi Wujudkan Kawasan Wisata Warung Loa


Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu berubah …
Melalui program Kampung Ramah Lingkungan (KRL) JABON di Kp. Warung Loa Ds. Sukaluyu Kec. Taman Sari Kab. Bogor yang didirikan sejak April 2018 lalu, kini KRL Jabon memasuki “babak baru” untuk berkompotisi dalam penilaian Kampung Ramah Lingkungan (KRL) Percontohan dalam ajang "Bogor Kabupatenku Green and Clean 2018"; ajang pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh warga kampung setempat.

Hari ini, Selasa 31 Juli 2018, penilaian KRL Jabon dilakukan oleh Ibu Muji Lestari, Kepala Seksi Kemitraan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bogor didampingi oleh Bapak Teddy Pembang (Camat Taman Sari), Bapak M. Sobar (Sekcam Taman Sari), Bapak Sarip (Kepala Desa Sukaluyu) beserta aparatur lainnya. Tim penilai diterima oleh Pengurus KRL Jabon Kp. Warung Loa RW 12 Desa Sukaluyu dan warga yang antusias untuk perubahan kampungnya.

Seperti diketahui, KRL merupakan indikator keberhasilan program pelestarian lingkungan masyarakat yang difokuskan pada 1) penanganan sampah yang terstruktur melalui sistem bank sampah, 2) sistem sanitasi melalui pembuatan biopori, dan 3) konservasi atau penghijauan di setiap rumah penduduk hingga fasilitas umum.


Penobatan Kp. Warung Loa RW 12 sebagai Kampung Ramah Lingkungan adalah momentum penting terjadinya semangat "Warung Loa Berubah” untuk menjadi kampung yang lebih berdaya, kampung yang mampu menjadi “pemain” daripada “penonton”. Karena di era milenial ini, perubahan ke arah lebih baik harus dilakukan. Berubah dan harus berubah. Karena jika tidak, maka akan tergilas oleh zaman. Sementara kampung-kampung lain sudah maju ke mana-mana, mengapa kita tidak bisa?

Oleh karena itu, KRL Jabon diharapkan bisa menjadi “pelopor” perubahan lingkungan dan masyarakat Kampung Warung Loa di tengah era milenial. Bedrbekal kekompakan dan kesada5ran bersama, KRL Jabon bertekad untuk mengubah cara pikir dan perilaku masyarakat secara konkret. Tentu, berkat dukungan aparatur desa, tenaga pendamping KRL, dan masyarakat yang aktif untuk membangun kampungnya sendiri.

Patut diingat, KRL Jabon bukan hanya tanggung jawab pengurus. Tapi tanggung jawab semua warga. Kampung Ramah Lingkungan bukanlah jargon apalagi mimpi. Tapi realitas lingkungan yang sehat dan indah berkat partisipasi seluruh warga. Karenanya, KRL sangat membutuhkan aksi dan tindakan nyata warga dalam menciptakan dan mengelola lingkungan hidup secara terukur dan berkesinambungan. Terukur, karena harus dapat dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Berkesinambungan, karena bukan hanya untuk hari ini atau esok tapi untuk selamanya di masa mendatang hingga ke anak cucu nantinya.

Oleh karena itu, warga Kampung Warung Loa melalui KRL Jabon ingin terus bahu-membahu menjaga kelestarian lingkungannya. Mulai dari tidak membuang sampah sembarangan agar bersih, memanfaatkan bank sampah yang sudah tersedia, menanam pohon vertikultur di rumah masing-masing, hingga mempercantik lingkungan agar indah.


Dan yang paling penting untuk KRL Jabon adalah bersinergi antara seluruh masyarakat. Sinergi dalam program, sinergi dalam tujuan pemberdayaan. Sehingga ke depan, KRL Jabon bukan hanya jadi “percontohan” tapi harus mampu menjadi “objek wisata kampung”. Karena Kampung Warung Loa yang terletak di Kaki Gn. Salak adalah daerah strategis yang pasti dilalui dari-ke kawasan wisata di sekitar Gn. Salak, seperti: Pura Parahiyangan Agung, Kamoung Salaka, Curug Nangka, Highland Resort, Curug Luhur dan sebagainya.

Bila begitu, maka KRJ Jabon di Kampung Warung Loa RW 12 Desa Sukaluyu dapat menjadi wisata alternatif bagi wisatawan lokal di Gn. Salak Bogor. Itulah “target besar” KRL Jabon yang harus dapat direalisasikan. Sehingga berdampak positif bagi warganya, bagi pengurusnya, dan bagi pemerintah daerah. Untuk itu dan ke depan, sangat dibutuhkan KOMITMEN dan PENGORBANAN secara bersama-sama.

Selain KRL Jabon, Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu pun sudah memiliki TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka. Sebuah taman bacaan masyarakat yang kreatif dan inovatif sebagai sarana untuk meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah, dari SD-SMP-SMA di Desa Sukaluyu. TBM Lentera Pustaka terbuka untuk umum, untuk anak-anak usia sekolah yang “sadar akan pentingnya membaca dan pengetahuan”. Saat ini TBM Lentera Pustaka telah memiliki koleksi lebih dari 2.650 buku dengan jam baca tiap Rabu-Jumta-Minggu.

Bahkan sebagai wujud dukungan terhadap penghijauan, saat ini TBM Lentera Pustaka sedang menjalankan program “1.000 tanama polybag” yang dibuat oleh anak-anak TBM untuk menanam berbagai tanaman yang akan ditempatkan di sepanjang jalan menuju TBM Lentera Pustaka sebagai “Zona Baca Hijau”. Di samping membuat “Wisata 3 Dimensi Tematik di Jalanan”.

Ke depan, TBM Lentera Pustaka pun akan mempelopori berdirinya “Wisata Literasi Lentera Pustaka” di Kampung Warung Loa; sebuah wisata perjalanan di alam sambil membaca buku. Tujuannya, untuk mengakrabkan anak-anak dengan "kebiasaan membaca" yang menyenangkan, membaca di sungai, di kebun, di alam terbuka sambil menikmati spot-spot foto yang instagramable.

“Hanya di Wisata Literasi Lentera Pustaka, setiap orang bisa berwisata sambil membaca buku dengan melakukan perjalanan di sungai dan kebun sambil melewati spot-spot foto yang indah” ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka.


Wisata literasi Lentera Pustaka, nantinya akan menjadi kegiatan berwisata yang berbasis pada buku bacaan pertama di Indonesia. Wisata literasi  yang pantas menjadi alternatif bagi anak-anak dan keluarga untuk tetap dapat menikmati liburan namun tidak meninggalkan tradisi baca di alam.

Beberapa momen Wisata Literasi di Lentera Pustaka Kp.Warung Loa Ds. Sukaluyu Kaki Gunung Salak antara lain:
  • Spot "TBM Lentera Pustaka" untuk interaksi dengan anak-anak sebaya dalam membaca buku, bercerita dan berdialog untuk membangun "sense of humanity" anak.
  • Spot "Baca Puisi" dan "Baca Cerpen" dengan backdrop sastra yang telah disediakan sehingga siapapun dapat ber-ekspresi membaca puisi dan cerpen, sesuai dengan gaya masing-masing.
  • Spot "Baca di Sungai" sambil menikmati aliran Sungai Ciherang yang bening dan dingin; dengan spot foto "meja kursi bambu", spot "sepeda jengki jengkang", spot "batu membaca", spot "curug baca lentera" yang semuanya keren dan menarik. Tentu, semua fose harus sambil membaca.
  • Spot "Baca di Kebun", ada kebun singkong, kebun bambu, kebun honje, kebun cabai, dan kebun talas. Semuanya bisa ambil foto di tiap titik kebun sesuka hati.
  • Spot "Saung Baca" yang akan digunakan setiap wisatawan untuk menulis atau menceritakan kembali buku yang dibacanya selama di wisata literasi.

Maka kini, di tangan warga Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu, semua niat baik bisa terlaksana. Karena tidak ada niat baik yang terlaksana tanpa aksi nyata ….
Maka jangan kasih kendor. Teruslah berbuat untuk kebaikan lingkungan ke depan.

Seperti pesan indah, “Khoirunnas anfa'uhum linnas; sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Maka setiap detik, bagi siapapun, harus lebih baik dan lebih baik lagi … #KRLJabon, #TBMLenteraPustaka #WisataLiterasi #KampungWarungLoa #DesaSukaluyu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar