Kampung Warung Loa Desa
Sukaluyu berubah …
Melalui
program Kampung Ramah Lingkungan (KRL) JABON di Kp. Warung Loa Ds. Sukaluyu Kec. Taman
Sari Kab. Bogor yang didirikan sejak April 2018 lalu, kini KRL Jabon memasuki “babak
baru” untuk berkompotisi dalam penilaian Kampung Ramah Lingkungan (KRL)
Percontohan dalam ajang "Bogor Kabupatenku Green and Clean 2018";
ajang pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh warga kampung setempat.
Hari
ini, Selasa 31 Juli 2018, penilaian KRL Jabon dilakukan oleh Ibu Muji Lestari, Kepala
Seksi Kemitraan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bogor didampingi oleh Bapak Teddy
Pembang (Camat Taman Sari), Bapak M. Sobar (Sekcam Taman Sari), Bapak Sarip
(Kepala Desa Sukaluyu) beserta aparatur lainnya. Tim penilai diterima oleh Pengurus
KRL Jabon Kp. Warung Loa RW 12 Desa Sukaluyu dan warga yang antusias untuk
perubahan kampungnya.
Seperti diketahui, KRL
merupakan indikator keberhasilan program pelestarian lingkungan masyarakat yang
difokuskan pada 1) penanganan sampah yang terstruktur melalui sistem bank
sampah, 2) sistem sanitasi melalui pembuatan biopori, dan 3) konservasi atau
penghijauan di setiap rumah penduduk hingga fasilitas umum.
Penobatan Kp. Warung Loa RW 12 sebagai Kampung Ramah Lingkungan adalah
momentum penting terjadinya semangat "Warung Loa Berubah” untuk menjadi
kampung yang lebih berdaya, kampung yang mampu menjadi “pemain” daripada “penonton”.
Karena di era milenial ini, perubahan ke arah lebih baik harus dilakukan. Berubah
dan harus berubah. Karena jika tidak, maka akan tergilas oleh zaman. Sementara
kampung-kampung lain sudah maju ke mana-mana, mengapa kita tidak bisa?
Oleh karena itu, KRL Jabon diharapkan bisa menjadi “pelopor” perubahan
lingkungan dan masyarakat Kampung Warung Loa di tengah era milenial. Bedrbekal
kekompakan dan kesada5ran bersama, KRL Jabon bertekad untuk mengubah cara pikir
dan perilaku masyarakat secara konkret. Tentu, berkat dukungan aparatur desa,
tenaga pendamping KRL, dan masyarakat yang aktif untuk membangun kampungnya
sendiri.
Patut diingat, KRL Jabon bukan hanya
tanggung jawab pengurus. Tapi tanggung jawab semua warga. Kampung Ramah Lingkungan bukanlah jargon
apalagi mimpi. Tapi realitas lingkungan yang sehat dan indah berkat partisipasi
seluruh warga. Karenanya, KRL sangat membutuhkan aksi dan tindakan nyata warga
dalam menciptakan dan mengelola lingkungan hidup secara terukur dan
berkesinambungan. Terukur, karena harus dapat dirasakan hasilnya oleh
masyarakat. Berkesinambungan, karena bukan hanya untuk hari ini atau esok tapi
untuk selamanya di masa mendatang hingga ke anak cucu nantinya.
Oleh karena itu, warga Kampung Warung Loa melalui KRL Jabon ingin terus
bahu-membahu menjaga kelestarian lingkungannya. Mulai dari tidak membuang
sampah sembarangan agar bersih, memanfaatkan bank sampah yang sudah tersedia,
menanam pohon vertikultur di rumah masing-masing, hingga mempercantik
lingkungan agar indah.
Dan yang paling penting untuk KRL Jabon adalah bersinergi antara seluruh
masyarakat. Sinergi dalam program, sinergi dalam tujuan pemberdayaan. Sehingga
ke depan, KRL Jabon bukan hanya jadi “percontohan” tapi harus mampu menjadi “objek
wisata kampung”. Karena Kampung Warung Loa yang terletak di Kaki Gn. Salak
adalah daerah strategis yang pasti dilalui dari-ke kawasan wisata di sekitar
Gn. Salak, seperti: Pura Parahiyangan Agung, Kamoung Salaka, Curug Nangka,
Highland Resort, Curug Luhur dan sebagainya.
Bila begitu, maka KRJ Jabon di Kampung
Warung Loa RW 12 Desa Sukaluyu dapat menjadi wisata alternatif bagi wisatawan lokal
di Gn. Salak Bogor. Itulah “target besar” KRL Jabon yang harus dapat
direalisasikan. Sehingga berdampak positif bagi warganya, bagi pengurusnya, dan
bagi pemerintah daerah. Untuk itu dan ke depan, sangat dibutuhkan KOMITMEN dan
PENGORBANAN secara bersama-sama.
Selain KRL Jabon, Kampung Warung Loa Desa
Sukaluyu pun sudah memiliki TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka.
Sebuah taman bacaan masyarakat yang kreatif dan inovatif sebagai sarana untuk
meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah, dari
SD-SMP-SMA di Desa Sukaluyu. TBM Lentera Pustaka terbuka untuk umum, untuk
anak-anak usia sekolah yang “sadar akan pentingnya membaca dan pengetahuan”.
Saat ini TBM Lentera Pustaka telah memiliki koleksi lebih dari 2.650 buku
dengan jam baca tiap Rabu-Jumta-Minggu.
Bahkan
sebagai wujud dukungan terhadap penghijauan, saat ini TBM Lentera Pustaka
sedang menjalankan program “1.000 tanama polybag” yang dibuat oleh anak-anak
TBM untuk menanam berbagai tanaman yang akan ditempatkan di sepanjang jalan
menuju TBM Lentera Pustaka sebagai “Zona Baca Hijau”. Di samping membuat “Wisata
3 Dimensi Tematik di Jalanan”.
Ke depan, TBM Lentera Pustaka pun akan mempelopori
berdirinya “Wisata Literasi Lentera Pustaka” di Kampung Warung Loa; sebuah
wisata perjalanan di alam sambil membaca buku. Tujuannya, untuk mengakrabkan anak-anak
dengan "kebiasaan membaca" yang menyenangkan, membaca di sungai, di
kebun, di alam terbuka sambil menikmati spot-spot foto yang instagramable.
“Hanya
di Wisata Literasi Lentera Pustaka, setiap orang bisa berwisata sambil membaca
buku dengan melakukan perjalanan di sungai dan kebun sambil melewati spot-spot
foto yang indah” ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka.
Wisata
literasi Lentera Pustaka, nantinya akan menjadi kegiatan berwisata yang
berbasis pada buku bacaan pertama di Indonesia. Wisata literasi yang pantas menjadi alternatif bagi anak-anak
dan keluarga untuk tetap dapat menikmati liburan namun tidak meninggalkan
tradisi baca di alam.
Beberapa
momen Wisata Literasi di Lentera Pustaka Kp.Warung Loa Ds. Sukaluyu Kaki Gunung
Salak antara lain:
- Spot "TBM
Lentera Pustaka" untuk interaksi dengan anak-anak sebaya dalam
membaca buku, bercerita dan berdialog untuk membangun "sense of
humanity" anak.
- Spot "Baca
Puisi" dan "Baca Cerpen" dengan backdrop sastra yang telah
disediakan sehingga siapapun dapat ber-ekspresi membaca puisi dan cerpen,
sesuai dengan gaya masing-masing.
- Spot "Baca
di Sungai" sambil menikmati aliran Sungai Ciherang yang bening dan
dingin; dengan spot foto "meja kursi bambu", spot "sepeda
jengki jengkang", spot "batu membaca", spot "curug
baca lentera" yang semuanya keren dan menarik. Tentu, semua fose
harus sambil membaca.
- Spot "Baca
di Kebun", ada kebun singkong, kebun bambu, kebun honje, kebun cabai,
dan kebun talas. Semuanya bisa ambil foto di tiap titik kebun sesuka hati.
- Spot "Saung
Baca" yang akan digunakan setiap wisatawan untuk menulis atau
menceritakan kembali buku yang dibacanya selama di wisata literasi.
Maka kini, di tangan warga Kampung Warung
Loa Desa Sukaluyu, semua niat baik bisa terlaksana. Karena tidak ada niat baik
yang terlaksana tanpa aksi nyata ….
Maka jangan kasih kendor. Teruslah berbuat
untuk kebaikan lingkungan ke depan.
Seperti pesan indah, “Khoirunnas
anfa'uhum linnas; sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain”. Maka setiap detik, bagi siapapun, harus lebih baik dan lebih baik lagi …
#KRLJabon, #TBMLenteraPustaka #WisataLiterasi #KampungWarungLoa #DesaSukaluyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar