“Sejak
mahasiswa dulu, saya tahu daerah ini sejak tahun 1989. Tapi tidak banyak yang
berubah dari cara pikir dan peradaban masyarakatnya. Karena itu, saya nekad
mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Agar anak-anak di
sini mau membaca dan mengubah cara pikir tentang arti penting pendidikan dan
masa depan” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera
Pustaka di Kampung Warung Loa Ds. Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak
Bogor.
Sore itu seperti biasa
mendung seringkali menggelayut di Kaki Gunung Salak Bogor. Jam baca pun siap
digelar untuk anak-anak anggota TBM Lentera Pustaka. Tidak kurang dari 120 anak
telah menjadi anggota dan selalu hadir tiap jam baca pada hari
Rabu-Jumat-Minggu selama 2,5 jam. TBM Lentera Pustaka, lahir dari pemikiran yang
sederhana. Untuk membangun tradisi baca anak-anak usia sekolah, di samping
meningkatkan budaya literasi agar tercipta peradaban dan cara pikir yang lebih
baik. Demi tetap tegaknya budaya baca di tengah “gempuran” budaya digital dan
handphone yang berdampak negative.
Dengan koleksi 1.200
buku saat ini, TBM Lentera Pustaka kini menjadi satu-satunya taman bacaan
masyarakat yang ada di Kec. Tamansari Kab. Bogor. Sebagai bagian pemberdayaan
masyarakat. Bahkan TBM Lentera Pustaka pun kini mempelopori berdirinya kawasan
“Wisata Literasi Lentera Pustaka”, sebuah kawasan wisata membaca di alam yang
menyenangkan dan penuh ekspresif, yang cocok bagi anak-anak dan keluarga.
TBM Lentera Pustaka
terletak di Kp. Warung Loa Ds. Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor.
TBM ini didirikan oleh Syarifudin Yunus, seorang dosen di Universitas Indraprasta
dan alumni Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Negeri Jakarta (d/h IKIP
Jakarta).
“Saya mendirikan TBM
Lentera Pustaka sebagai wujud bakti kepada masyarakat yang memerlukan
kontribusi saya sebagai pendidik. Alhamdulillah, dengan dukungan teman-teman
dan korporasi kini taman bacaan ini terwujud. Inilah aset sosial yang kelak
akan saya tinggalkan nantinya untuk masyarakat, khususnya anak-anak. Biar
banyak baca, bukan main” ujar Syarifudin Yunus.
Tidak mudah memang
mendirikan Taman Bacaan Masyarakat.
Di samping butuh tempat
atau lokasi, dibutuhkan pula biaya untuk membangun perlengkapan seperti rak,
lantai baca, buku-buku, dan boks baca. Belum lagi, perizinan taman bacaan di
tingkat RT/RW, desa, dan kecamatan. Bahkan yang paling berat adalah “mempersuasi”
masyarakat khususnya anak-anak dan orang tua yang nantinya akan memanfaatkan taman
bacaan tersebut.
“Karena sehebat apapun
taman bacaan, jika tidak ada anak-anak yang membaca maka percuma. Jadi,
membangun taman bacaan pokok utamanya adalah pendekatan sosial yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat” ujar Syarif begitu biasa dipanggil.
Siapa sebenarnya sosok
Syarifudin Yunus, pendiri dan kepala program TBM Lentera Pustaka?
Syarifudin
Yunus atau
lebih dikenal Syarif Yunus, lahir di Jakarta pada 15 Maret 1970. Meraih
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (1994) dari Universitas
Negeri Jakarta (d/h IKIP Jakarta) dan Magister Pendidikan Pasca Sarjana
Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta (2006).
Menikah
dengan Preli Oktosari, dikaruniai tiga anak; Fahmi Rifli Pradana (20th), Farid
Nabil Elsyarif (15th), dan Farah Gammathirsty Elsyarif (10th).
Saat
ini sehari-hari bekerja sebagai Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Indraprasta PGRI (sejak 1994) dan Senior Consultant di DSS
Consulting. Sebelumnya pernah bekerja di Program Keterampilan Komunikasi
Sekretariat Negara RI (1994-1996), Wartawan Majalah Forum Keadilan (1996-1997),
Wartawan Majalah Mobil Indonesia (1997-1999), Asuransi Principal Indonesia
(1999-2001), Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (2001-2006 dan 2012-2016), dan
Asuransi Jiwa AIA Financial (2006-2012).
Kepedulian
terhadap sosial telah dimulai tahun 1989 sebagai relawan guru di Yayasan Yatim
Piatu Suprapto Suparno di Kp. Makassar semasa menjadi mahasiswa (5 tahun).
Hingga mendirikan komunitas Caraka Muda Yajfa untuk membantu anak-anak yatim,
janda, dan kaum fakir. Hingga kini, beliau memiliki anak-anak Yatim Binaan yang
rutin melakukan pengajian bulanan dan memberikan bantuan biaya sekolah di 3
tempat; 1) di Kreo 12 anak yatim, 2) di Harvest City Cileungsi 10 anak yatim,
dan 3) di Kp. Warung Lao Gn. Salak 10 anak yatim. Kegiatan yatim binaan ini
masih berlangsung hingga sekarang.
Sebagai bukti kepedulian
terhadap minat baca anak-anak dan budaya literasi, sejak November 2017, ia
mendirikan TBM Lentera Pustaka di rumahnya di Kp. Warung Loa ds. Sukaluyu Kaki
Gunung Salak Bogor, daerah yang masyarakatnya tergolong pra sejahtera walau
tidak jauh dari Jakarta. Sebagai pendiri dan kepala program, beliau memastikan
aktivitas TBM Lentera Pustaka dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi
anak-anak setempat. Maklum, untuk mengelola TBM harus dipersiapkan 1) koleksi
buku yang memadai dan jumlahnya cukup, 2) infrastruktur dan fasilitas membaca
bagi anak-anak, 3) biaya operasional dan honor petugas jaga TBM, 4) kerjasama
dengan pihak korporasi/lembaga pemerintah yang terkait, dan 5) menyelengarakan
event dan evaluasi aktivitas TBM.
Kegiatan
lain Syarifudin Yunus adalah menulis. Saat ini dia telah menulis 17 buku sebagai
buat tangannya, seperti; 1) Jurnalistik Terapan(2010),2)Bunga
Rampai Problematika Bahasa Indonesia(Ed.-2010),3)Kumpulan Puisi &
Cerpen “Kata Anak Muda” (Ed.-2011),4) Antologi Puisi “Perempuan
Dimana Mereka?” (Ed.-2012),5)Antologi Puisi “Potret Orang-Orang
Metropolitan” (Ed.-2013),6)Antologi 44 Cerpen “Surti Bukan Perempuan
Metropolis”(Maret 2014),7) Antologi 85 Cerpen “Kecupan Di Pintu
Langit” (Mei 2014),8) Antologi 70 Cerpen “Di Balik Jendela Kampus”
(Juli 2014), 9) Kumpulan 30 Cukstaw Cerpen “Surti Tak Mau Gelap Mata”
(November 2014), dan 10) Antologi Puisi Kritik Sosial “Tiada Kata Dusta
Untuk Presiden” (November 2014), 11) Kompetensi Menulis Kreatif
(April 2015), 12) Kumpulan Cerpen “Hati Yang Mencari Ibu” (Mei, 2015),
13) Kumpulan Cerpen “Bukan Senyuman Terakhiir” (April 2016), 14)
Kumpulan Cerpen “Resonansi Cinta Yang Terbelah” (Mei 2016), 15) Kumpulan
Artikel Ilmiah “Bahasa Di Panggung Politik; Antara Kasta dan Nista”
(Desember 2016), 16) Kumpulan Cerpen “Cinta
Perempuan Senja” (Mei 2017), dan 17) Kumpulan Cerpen “Kenapa Kau Membenciku?” (Juni 2017).
Di
samping bekerja sebagai konsulan industri asuransi jiwa dan dana pensiun dan
penggiat Pengelola Komunitas Peduli Anak Yatim CARAKA MUDA YAJFA di Kreo,
Cileungsi, Gn. Salak Bogor (1994-sekarang), Pengasuh Komunitas Ranggon Sastra
Unindra (2006-sekarang), Pengasuh Klub Jurnalistik KJPost Unindra
(2009-sekarang), beliau saat ini aktif di berbagai organisasi, antara lain:
Ketua IKA BINDO UNJ (2009-2013), (2013-2017), (2017-2021), Wakil
Ketua IKA FBS UNJ (2017-2021), Wakil Sekjen IKA UNJ (2017-2021), Pengurus
Asosiasi DPLK Indonesia (2003-sekarang), Owner & Education Specialis Gema
Didaktika (2006-sekarang), dan Juri Bilik Sastra Award RRI hingga sekarang.
Catatan
prestasi dan pengalaman yang pernah diraih, antara lain: Dosen Berprestasi
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta (2009), Asia Communicator’s Conference di
Hongkong (2002 & 2004), Pemenang ‘Relawan Sejati’ Manulife Indonesia
(2002), Winner Citizenship Award-Star of Excellence Manulife Financial Asia di
Hongkong (2003), meraih Gold Quill of Excellence Award – Crisis Communication
Team dari International Association Business Communicator (2002), Inisiator
& Presenter Corporate Social Responsibilty (CSR) Award 2005 – 3rd The Best
Practise in Social Program, Inisiator & Pemenang Rekor Bisnis Award bidang
CSR dari Harian SINDO & Tera Foundation (2010), Pemenang Marketing Dream
Team Champion 2010 dari Majalah SWA & MarkPlus, dan Peraih Rekor Bisnis
Award 2014 bidang Employee Benefits dari Koran Sindo & Tera Foundation (Mei
2014), Nara Sumber ASEAN Literary Festival – ALF 2016.
Berbagai
aktivitas yang digelutinya, telah mengantarkan dirinya meneguk inspirasi dari 9
negara, seperti: Hongkong, Singapore, Malaysia, Thailand, Shanghai Cina, Perth
Australia, Seoul Korea Selatan, Tokyo Jepang, Madinah-Mekah Saudi Arabia.
Satu
tradisi yang selalu dilakukannya hingga kini “selalu menulis setiap malam
dan mempertahankan kreativitas”. Komitmennya sederhana: ingin terus
menulis dan berkarya! #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen